Tuesday 25 July 2017

Akhirnya... GTT dan PTT Rembang Mendapatkan Bankesra dari Pemerintah Daerah

Me, Right Now... xixixixi
Bulan juli ini sepertinya angin perubahan sedang berhembus di Kabupaten Rembang. Bukan perubahan yang negatif, akan tetapi perubahan yang positif. Angin perubahan itu berhembus di Dunia Pendidikan Kabupaten Rembang dengan nama Bankesra Kabupaten Rembang bagi GTT / PTT yang mengabdi di wilayah ini. Tentu saja ini disambut dengan gembira oleh segenap GTT/PTT yang selama ini sudah melewatkan waktunya bertahun-tahun dengan menjadi tenaga pengajar atau tenaga kependidikan di berbagai sekolah yang ada di penjuru kabupaten. Mereka seolah mendapatkan harapan baru, semacam penyemangat dalam bentuk kepedulian pemerintah terhadap kinerja mereka selama ini. Bisa dikatakan, ini adalah sebuah bentuk perhatian yang massif dari pemangku kebijakan terhadap mereka yang melewatkan waktunya untuk menjadi tenaga pendukung pendidikan di tingkatan akar rumput. Bisa dikatakan pula, ini adalah kebijakan Kepala Daerah (dalam hal ini Bupati Rembang) yang langsung bisa dirasakan dikalangan bawah secara merata.
Artikel ini sengaja aku buat untuk sekedar ungkapan rasa terima kasih mewakili teman-teman GTT/PTT yang nasibnya kini lebih diperhatikan dan kesejahteraannya lebih ditingkatkan oleh Bupati Rembang. Bukan bermaksud apapun. Apalagi bertendensi tertentu terhadap kebijakan ini. Toh aku, berusaha menempatkan diri dalam situasi yang netral. Bukan sebagai pendukung dengan taklid buta, bukan juga sebagai oposan terhadap pemerintahan. Sekali lagi, aku berusaha menempatkan diri dalam kungkungan netralitas ketika membuat tulisan ini. Bukankah kita harus berlaku adil dalam berbagai aspek kehidupan? Kita berhak untuk mengkritisi pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang sekiranya tidak mendukung kehidupan rakyat banyak, namun kita juga harusnya memberikan apresiasi terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai mampu untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Bukan hanya selalu mencari kesalahan dari penguasa dan memberikan pandangan yang menggiring opini negatif masyarakat terhadap pemerintahan. Setidaknya, kita bisa memberikan sumbangsih dengan menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak mudah untuk terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu. Akan sangat penting jika kita mencari berita yang berimbang, untuk kemudian menentukan kesimpulan suatu kebijakan dari sudut pandang yang paling subjektif, tidak berdasar pada egoisme otak rendah semata. Apalagi di era saat ini banyak sekali artikel yang hanya mencari keburukan pemerintah, sedangkan sisi baiknya sama sekali tak tersentuh sedikitpun. Nah, dikarenakan aku berkecimpung di bidang pendidikan, maka kebijakan yang berhubungan dengan dunia inilah yang aku angkat.
Kebijakan Bupati Rembang (yang saat ini dijabat oleh H. Abdul Hafidz) untuk memberikan bankesra kepada GTT dan PTT dinilai akan memberikan banyak sekali dampak positif di kalangan pendidik. Selain pamor akan kebijakan yang dinilai pro rakyat meningkat pemberian bankesra ini juga disinyalir akan membuat riak-riak kecil di kalangan akar rumput yang selama ini merasa terabaikan jerih payah dan pengorbanannya, akan semakin mengecil atau bahkan menghilang. Memang selama ini pemerintah daerah pun tak menutup mata dengan kinerja guru non PNS. Hanya saja, alokasi bankesra yang selama ini didapatkan, tidak mencakup GTT ataupun PTT secara masif. Sehingga seringkali terjadi kecemburuan diantara sesama guru non PNS dan pegawai non PNS. Imbasnya adalah, banyak kekecewaan yang timbul dikarenakan tingginya rasa ke-aku-an dikalangan pendidik yang merasa lebih layak untuk mendapatkan tunjangan, tapi nyatanya harus terlempar dan tidak mendapatkan apa yang dirasanya menjadi miliknya (meski hanya sebatas klaim tak berdasar oleh mereka). Imbasnya lagi, istilah-istilah yang didasari rasa suudzon pun tumbuh dan berkembang dengan maraknya semisal “kedekatan membuat dia dapat tunjangan” atau “pantes saja... dia dapat... ternyata... “ dan lain sebagainya.
Kebijakan ini tentunya tak muncul begitu saja tanpa pengawalan atau pengusulan yang kontinue dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang berjasa besar menurutku adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) kabupaten rembang baik tingkat PD II, cabang, hingga ranting yang selalu memperjuangkan hak dan peningkatan nasib serta kesejahteraan guru di wilayah ini, baik itu guru yang sudah berstatus sebagai PNS ataupun non PNS. Pengusulan dan pengawalan yang mereka lakukan tanpa mengenal lelah kini berbuah manis dan dapat dirasakan oleh hampir seluruh guru di kabupaten penghasil garam ini dengan keluarnya kebijakan pemberian insentif bagi guru non PNS secara menyeluruh (tentunya dengan syarat TMT -terhitung mulai tanggal- tertentu yang diberlakukan).
Logo PGRI
Tak hanya perhatian, pemberian bankesra bagi GTT dan PTT ini tentunya akan dianggap sebagai sebuah kepedulian pemerintah bagi para guru non PNS ini. Setidaknya, hal ini akan sedikit meringankan beban mereka dalam mencukupi kehidupan sehari-harinya, terlebih, banyak diantara mereka yang beban kerjanya setara atau bahkan lebih berat daripada guru yang sudah PNS dan bersertifikasi. Bentuk kepedulian pemerintah ini ibarat harapan yang tak lagi kosong dan merupakan langkah nyata sebagai sebuah penghargaan atas kinerja telah yang mereka lakukan.
Segala hal pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif yang menyertainya. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah daerah yang memberikan insentif Bankesra secara masif kali ini. Apa itu sisi negatifnya? Tentu saja masalah kecemburuan akan perhatian. Gelontoran dana yang nominalnya tidak sedikit ini tentu saja membuat beberapa pihak merasa cemburu. Maksud cemburu disini adalah cemburu dalam hal perhatian dan kepedulian pemerintah. Bisa saja pekerja-pekerja lain nantinya akan mencemburui profesi guru yang “seolah-olah” (ini seolah-olah dengan tanda kutip) selalu diprioritaskan dalam hal apapun terutama pendanaan. Mulai dari tingkat pusat yang mengharuskan APBN 20%, hingga tingkat daerah. Bukankah selama ini guru sudah menjadi profesi yang di “iri” kan oleh pekerja lain karena menjadi satu-satunya profesi yang mendapatkan sertifikasi dengan nominal utuh satu kali gaji? Apalagi ditambah dengan suntikan dana bagi GTT/PTT yang jumlahnya tentu tidak sedikit. Bisa jadi nanti akan ada semacam rasa “ingin disamakan” dengan guru. Namun, semoga saja ketakutan akan hal ini tidak berlanjut sehingga semua aspek dapat berjalan sesuai dengan standar dan tugasnya masing-masing.
Mungkin sebagai konklusi tulisan ini, diharapkan, dengan kebijakan daerah yang menyentuh kalangan akar rumput dunia pendidikan di kabupaten Rembang ini akan semakin meningkatkan kinerja para guru dan tenaga kependidikan, sehingga kedepannya akan tercipta peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah dengan tujuan akhir adalah terciptanya output peserta didik yang mampu untuk bersaing dalam ketatnya globalisasi dengan berlandaskan etika dan nilai-nilai luhur kebangsaan seperti yang dicita-citakan oleh Negara yang bernama Indonesia Raya ini.
Minggu ini, minggu terakhir di bulan juli 2017, GTT/PTT di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang telah melakukan proses penandatanganan berkas pencairan Bankesra. Itu berarti, wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap kerja keras mereka yang selama ini telah mendedikasikan hidupnya dalam membangun pengetahuan dan sikap para peserta didik. Dan semoga saja, sebentar lagi, Bankesra yang dijanjikan oleh Bapak Bupati dalam setiap acara yang beliau hadiri akan segera terrealisasikan, sehingga GTT/PTT di Kabupaten Rembang, dapat menikmati “Sertifikasi ala GTT” seperti yang selama ini dinikmati oleh para PNS... sertifikasi GTT? Ah, anggap sajalah seperti itu.

Terima Kasih Guru, Terima Kasih PGRI, Terima Kasih Bapak Bupati, Terima Kasih Para Pemangku Kebijakan...

Monday 24 July 2017

Eksistensi Diri... Mereka Memang Ada...


Sudah sedari kecil sepertinya aku mempunyai penyakit susah tidur karena ketakutan akan sesuatu secara berlebihan. Jadi bagiku, suatu hal yang sangat menyenangkan atau bahkan cenderung suatu kemewahan jika aku bisa mendapati diriku bisa tidur dengan nyenyak. Karena selain susah tidur, saat tertidur pun seringkali aku terbangun dengan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Beberapa tahun ini juga sepertinya begitu. Aku sering merasakan ngantuk, tapi ketika dipakai untuk rebahan, sangat sulit untuk memejamkan mata dan tertidur pulas. Apalagi saat awal-awal hendak tidur. Sangat sulit untuk bisa terlelap, malah bahkan saat mencoba tertidur aku terhentak dengan tiba-tiba dan terjaga kembali tanpa tahu apa penyebabnya. Aku masih ingat ketika kecil, semalaman aku gak bisa tidur gara-gara nonton acara tipi dan disana ada adegan seekor hantu yang muncul dari balik jendela. (aslinya hantu itu didefinisikan sebagai seekor, sebuah sebutir, sebiji atau sebatang ya). Alhasil, malam itu, aku kepikiran terus dan gak bisa tidur gara-gara mantengin jendela yang ada didinding utara kamarku. Takut jika embak-embak yang aku lihat di tipi tadi tiba-tiba muncul dan nyengir dijendela kamarku sembari melambai-lambaikan tangan layaknya seorang penumpang yang sedang mencoba memberhentikan sebuah bus. Mataku melotot semalaman dan Ketakutan tingkat tinggi malam itu tak terbendung sampai akhirnya aku baru bisa tertidur menjelang pagi. Alhasil, sulit mataku untuk terbangun di pagi harinya, dan bisa ditebak, berangkat sekolah pun menjadi terlambat.
Yang aku tahu, sedari kecil aku sudah mengalami ketakutan yang sangat berlebihan terhadap sesuatu. Iya, ketakutan kepada hantu seperti yang sudah aku ceritakan diatas! Paling tidak sudah 4 atau 5 kali aku harus berurusan dengan yang namanya hantu. Belum lagi yang gangguan-gangguan kecil ketika sedang melakukan kegiatan perkemahan. Mulai dari jubah-jubah yang berseliweran sekilas-sekilas, sampe fenomena eksisnya penghuni-penghuni lokasi perkemahan yang kami tempati. Dan tahu gak, yang menjadi fans beratku adalah Abang genderuwo (biasa aku panggil dengan nama bang wowo) yang seringkali dengan teganya dia gangguin anak kecil yang imut, manis, ganteng dan juga keren seperti aku. Setiap kali aku menceritakan pengalaman-pengalamanku tentang si Abang ini, seringkali istriku merasa ketakutan. Tapi, bukan aku namanya kalo lihat istriku ketakutan tentang cerita hantu, terus aku berhenti cerita. Kadang malah aku godain dek bojo dengan cerita-ceritaku ini. Hihihihihi... *pernah suatu kali, sebelum tidur, aku cerita tentang salah satu pengalamanku. Hasilnya, malah aku sendiri yang gak bisa tidur nyenyak. Tiap kali mau ke kamar mandi, dek Bojo bangunin aku dan suruh nganterin ke kamar mandi. Ibarat senjata makan tuan buatku ya... haha..

Aku bukanlah seorang yang dikaruniai indera ke enam oleh Sang Maha Kuasa, tapi, gak tau kenapa aku bisa begitu paranoid dan ketakutan ketika merasakan sesuatu yang aku sendiri gak tau wujudnya. Tiba-tiba saja jika ke suatu tempat aku merasakan hal-hal aneh dan membuat bulu kuduk merinding... (ini bulu kuduk, bukan bulu ketek lho ya...). gak peduli tempat itu rame, ato sepi, terkadang tiba-tiba saja suasana menjadi aneh dan perasaan menjadi gak enak. Mungkin saja disekitar sana ada petugas penagih hutang ya? Sampe perasaan gak enak gitu. Bukannn, bukannn... ini tentang perasaan yang gak tenang karena sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan.
Mungkin pengalaman yang paling menyebalkan buatku (dan mungkin juga paling menyeramkan) adalah ketika aku dan sahabatku yang bernama Ris pindah dari kos yang lama buat ngontrak rumah bareng teman-teman yang lain. Seingatku kami saat itu ber 7. ada Erix, Slamet, Aryo, Imam, Amin, Ris dan aku. Dan masih aku ingat juga ketika itu adalah malam jumat dan bertepatan dengan bulan Ramadhan. Setelah dirasa selesai dalam membereskan kosan lama, aku, Ris dan Aryo bergegas untuk boyongan ke kontrakan yang baru. Disana teman-teman yang lain juga baru saja tiba dan segera beberes karena hari yang mulai beranjak senja agar tidak telat dalam berbuka puasa.
Kontrakan yang kami tempati tidaklah terlalu besar. Hanya ada 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur (tepatnya ruang kosong yang kami fungsikan untuk dapur) dan juga ruang depan yang seringkali kami gunakan untuk tidur secara berjamaah. Mebelair? Jelas saja kosong. Tipi? Kosong juga. Pertama kali tiba disana, keadaan kontrakan kami sangat kotor. Karena menurut yang empunya, sudah lebih dari 5 tahun bangunan yang kami kontrak itu hanya digunakan sebagai gudang. Jadi sangat wajar jika keadaan tidak terurus dan sangat berdebu. Meski begitu, kami (tentunya gak termasuk aku) berusaha keras untuk “melayakkan” bangunan tersebut agar bisa ditempati oleh makhluk yang bernama manusia.
Benar saja, kami belum selesai membersihkan seluruh ruangan ketika adzan maghrib berkumandang. Dengan hidangan seadanya, kami melakukan buka puasa pertama di kontrakan itu. Skip, selesai berbuka, kami sholat maghrib dan dilanjutkan kembali dengan acara bersih-bersih yang belum selesai itu. Kegiatan itu kami lakukan hingga kurang lebih pukul sembilan malam. Jangan tanya kami sholat tarawih atau gak pada malam itu. Ya jelas saja gak tarawih laaahhh... (*jangan ditiru)
Selepas bersih-bersih diri, kami bercengkerama di ruang depan. Tanpa tipi, tanpa hiburan dan tanpa apapun selain kami. Satu jam, dua jam, satu persatu dari kami terlelap mengarungi mimpi yang semoga saja gak ada yang indah. Sedangkan aku, sama seperti kebiasaan yang sudah-sudah, aku gak bisa tidur jika berada di suasana baru atau merasakan perasaan yang aneh. Aku terus terjaga hingga beberapa lama sembari berharap semoga saja semuanya baik-baik saja dan gak ada abang wowo yang tiba-tiba nongol. Jika saja bang wowo sampe nongol saat itu, mungkin bakalan kami gebukin rame-rame. Itung-itung sebagai balas dendam karena selama ini sudah sering ngagetin aku dalam beberapa kesempatan.
Abang Wowo
Aku lihat jam di layar HP bututku sudah menunjukkan jam sebelas lebih sekian menit. Tapi mataku seolah ada yang mengganjal untuk tak terpejam. Sementara teman-temanku sudah saling berpacu dalam tidurnya meninggalkan suara dengkur yang salaing bersahutan seperti orkestra kurang modal. Aku pandangi wajah temanku satu persatu, lalu kupandangi pula posisi mereka tertidur. Fix, mereka seperti ikan pindang! Jejer sana jejer sini. Gak ada bedanya sama ikan pindang di dalam kuali yang sering dijual oleh embah-embah bertato naga indosiar di pasar.
Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Seuasana semakin sepi dan aktifitas mengaji/tadarrus yang dilakukan setiap malam bulan Ramadhan bun sudah beberapa jam tadi berakhir. Meski suasana semakin sepi, namun  mataku sama sekali tak mau terpejam. Perasaanku semakin tak menentu apalagi perlahan namun pasti, hasrat ingin pipis mulai muncul menggodaku untuk ke kamar mandi.
Kamar mandi dikontrakan kami berada di bagian belakang. Tepatnya diujung bangunan paling belakang. Sedangkan aku saat itu ada di ruang depan, dan untuk kesana harus melewati lorong kecil yang terlihat semakin mencekam dengan cahaya lampu bohlam yang sudah redup. Njiirrr..... aku benar-benar tak berani melakukannya! Oh Tuhaaannnn... tolong akuuuu! Hidupkanlah (eh, bangunkanlah!) salah satu temanku dan buatlah dia ingin pipis jugaaaa!. Namun harapanku tidak terkabul. Hingga beberapa saat kemudian, tak ada temanku yang terbangun dan tampaknya rasa lelah yang menghinggapi mereka mengalahkan segalanya.
Penderitaanku tak berakhir disitu. Tengah malam (entah kurang entah lebih, bodo amat) aku mendapat sambutan selamat datang dari para penghuni sebelum kami. Ctek.. zeengggggggg....... tiba-tiba saja pompa air (lak gak reti yo iku lho sanyo) menyala. Ctek... selang beberapa waktu kemudian pompa air itu mati kembali. Aku yang dari awal sudah ketakutan semakin ketakutan lagi dengan kejadian barusan. Aku yakinkan diri, memastikan apakah aku masih terjaga ataukah sudah tertidur dan barusan hanya mimpi. Sayang sekali, ternyata aku masih terjaga! Berarti apa yang aku alami benar-benar nyata! Selang beberapa waktu kemudian, kejadian itu berulang lagi. Ctek.... zeeennnggggrrrrr.... pompa air di kamar mandi menyala sendiri, disusul kemudian mati lagi dengan sendirinya. Aku lihat teman-temanku tampaknya tak ada satupun yang terbangun atau terganggu karena kejadian ini. Mereka masih saja tertidur dengan pulasnya tanpa mengerti bagaimana keadaanku saat itu. Aku, sedang dalam penderitaan kawan-kawaaaannn! Pliiissssss.... bangunlah salah satu dari kaliaannnn! Aku yang sedang ketakutan ditambah lagi harus menahan rasa pipis, hanya bisa meringkuk berpura-pura tertidur (tepatnya memaksakan diri untuk tidur) sembari berharap kejadian ini akan segera berakhir. Dan kurang ajarnya mereka, aku kebagian tempat untuk meringkuk di bagian paling pinggir yang berhadapan langsung dengan lorong yang tembus dengan kamar mandi! Seumpama makhluk itu membuka pintu yang menghubungkan antara kamar mandi dan lorong itu, tentulah dia langsung bisa melihatku yang tengah berjuang untuk tetap keren dalam situasi yang mereka ciptakan itu.
Akan tetapi sayangnya doaku tidak terkabul. Teman-teman tak ada satupun yang terbangun dan juga... mati-hidupnya pompa air itu berlangsung hingga menjelang tarkhim!. Coba bayangkan, 3 jam lebih aku harus menahan rasa takut yang amat sangat seperti itu.. lalu kenapa aku tak coba saja untuk kekamar mandi dan setidaknya “ngintipin” si pembuat ulah? Boro-boro ngintipin. denger suara pompa air hidup mati sendiri aja jantung udah mau brenti berdetak. Kalo nekat ngintipin bisa-bisa ini jantung brenti mendadak dan temen-temen sekontrakan bisa-bisa menemukan aku tergeletak tanpa nafas. Kan gak lucu? Ada cowok keren yang tergeletak tak berdaya karena takut dengan hantu. Bisa ditertawakan seluruh kampus nanti. Bagaimanapun, gengsi haruslah paling tinggi tempatnya dan lebih penting daripada keselamatan jiwa. Hwahwahwa. Lagian juga itu setan ngapain juga keluar dan gangguin aku di bulan puasa? Katanya setan-setan dikurung kalo bulan puasa? Lha ini kok ya masih ada yang berkeliaran? Bodo amat dah. Aku sudah 2 kali mendapati ada setan yang gangguin aku saat bulan puasa. Yang pertama ketika masih SMP kelas 3, di malam hari setelah terawih. Dan siapa lagi setannya kalo bukan Bang Wowo yang selalu buntutin aku dengan setianya.
Menjelang tarkhim, fenomena nyala-mati-nyala-mati si pompa air berakhir sudah. Dan satu demi satu teman-temanku yang tadi tertidur mulai bangun. Ketika mendapati aku meringkuk dengan kondisi mengenaskan -halah- maksudnya meringkuk seperti sedang tertidur, mereka pun membangunkanku untuk bersama-sama mencari menu sahur di daerah sekitar kontrakan. Dengan semangat berapi-api aku iya-kan ajakan itu. Lah? Daripada jadi menu sahur makhluk-makhluk tak kasat mata di kontrakan kami, mending aku keluar dulu aja mencari keramaian. Nanti kalo tu makhluk masih aja gangguin, biar digebukin rame-rame sama warga setempat. Dan kalo hal itu terjadi, aku akan berada di barisan paling depan buat melampiaskan dendam kesumat yang sudah mencapai ubun-ubun ini!
Dan malam pertamaku di kontrakan itu pun berakhir dengan penuh kesan karena sambutan hangat dan ulah para penghuni kontrakan sebelum kami. Aku tak menceritakan kejadian itu kepada siapapun, bahkan kepada Ris sekalipun. Sebuah malam pertama yang akan selalu aku ingat sampai kapanpun. Dimana aku harus merasakan ketakutan yang... ah sudahlah... dan harus menahan pipis untuk waktu yang lama (aku akhirnya pipis di masjid deket tempat ibu-ibu penjual menu sahur. Karena akan lebih berbahaya bagi kredibilitas kekerenanku jika aku pipis di kamar mandi kontrakan. Gak lucu kan jika aku pipis dikontrakan lalu tiba-tiba aku menghilang diculik oleh makhluk tak kasat mata itu?). apa kata dunia jika seorang cowok keren menjadi korban penculikan dengan terdakwa makhluk astral tak kasat mata? Mau kemana juga teman-temanku harus melaporkan kejadian tersebut? Dukun? *mikir.....

Pasti pada mikir kan, siapa pelaku pencetat-cetet saklar pompa air alias sanyo malam itu? Nah, ini jawabannya. Jawaban ini aku dapat beberapa hari setelah kejadian. Sudah aku sebutkan diatas jika salah satu teman kontrakanku bernama Amien (nama kerennya Amien Chan, tapi nama aslinya Supramin alias Suparmin). Ini anak seringkali jiwanya kosong dan tersusupi oleh makhluk-makhluk astral yang mampir untuk mencoba tubuhnya. (dengan kata lain, ni anak sering banget kesurupan. Mulai dari pagi, siang, sore, malem, bahkan tengah malam sekalipun. Bahkan dia kesurupannya aneh-aneh terus. Mulai dari kesurupan kakek-kakek, nenek-nenek, anak-anak, bahkan sempat pula kesurupan hantu bencong yang dulunya sering mangkal di pantai Boom Tuban sana. Gak keren banget kan? Lebih gak keren lagi ketika dia kesurupan di Pantai Sowan. Cuma gara-gara apa coba? Cuma gara-gara waktu kegiatan PMI, dia nginjek batang kering dari salah satu pohon di pantai Sowan sana. Kayaknya itu hanyalah alesan yang dibuat oleh penunggu daerah sana untuk ngerjain si Amin ini deh... lagian juga setan penyurupnya kok ya bikin alesan gak masuk akal banget gitu.. kayak alesan yang di -ada-ada-in..). meski begitu, Amin ini diberikan kelebihan oleh Sang maha Pencipta berupa penglihatan mata batin yang kadang bisa terbuka dan tertutup sekehendaknya. (bahkan kadang gak dia hendaki). Menurut si Amin ini, kontrakan kami dihuni oleh 3 makhluk yang -menurutnya baik hati karena sering ngajak dia ngbrol dan memperlihatkan diri padanya-. Mereka adalah seorang nenek tua dan 2 orang cucunya yang masih usia dibawah 10 tahun. Mereka seringkali bermain di ruang depan kontrakan kami. Bahkan ketika tidur di malam pertama pun Amin tahu jika si nenek ada disana dan mengawasi kami yang sedang tertidur (kecuali aku). Lalu siapa yang mainin saklar pompa air saat itu? Itu adalah cucu si nenek yang memang dengan sengaja berbuat seperti itu untuk memberitahukan kepada kami bahwa kami tidaklah sendiri di rumah itu....
Nenek....

Friday 21 July 2017

Sebuah Perjalanan... ADA Band Chemistry Full Album


Sebuah Pendewasaan... itulah yang dapat aku simpulkan ketika mendapatkan album terbaru ADA Band yang bertajuk “Chemistry”. Album ke 10 sejak berganti vokalis ini memuat cerita yang lebih dewasa dibandingkan dengan album-album terdahulu mereka. Sebuah perjalanan... iya, jika diibaratkan sebuah fase kehidupan yang harus dijalani, album ADA Band memang selayak untaian sebuah perjalanan. Jika kita ingat dulu pada awal 2003 ketika album metamorphosis rilis, lagu-lagu yang mereka bawakan seolah mewakili perasaan para remaja yang sedang berbunga-bunga -lihat saja lagu “Masih (Sahabatku Kekasihku), Manja, Kaulah, Tinggalkan saja dia- yang penuh dengan warna khas remaja yang tengah berbunga hatinya.
Fase selanjutnya masih sama, dalam album ke 3 (Heaven of Love), masih mewakili perasaan para remaja yang sedang jatuh hati. Sebelum album ini rilis, diselingi dengan album discoghraphy The Best Of... yang memuat 2 lagu yang gak asing di telinga kita semacam jadikan aku raja dan “Kemanakah” <<<< yang ini kayaknya asing. Tapi bener kok lagu ini mendayu-dayu karena hanya diiringi oleh alunan piano dari Khrisna. Overall, hingga saat ini, mungkin album heaven of love ini adalah album yang paling keren yang pernah dirilis oleh ADA Band dengan formasi lama. Karena setelah album ini, macam album Romantic Rhapsody, Cinemastory (Ost Film Indonesia Berjudul “Selamanya” yang diperankan oleh Dimas Seto dan Julie Estelle”), tidak segemerlap sambutan masyarakat seperti album Heaven Of Love meski sama-sama mengusung tema cinta dan kasih sayang sebagai yang utama.
Begitu juga dengan album Harmonious, Mistery of Musical, Empati, Masa Demi Masa, semuanya juga masih bercerita tentang cinta. Meski porsinya berbeda dan.... bercerita juga tentang patah hati.
Baru pada album Chemistry ini aku menemukan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang lebih dewasa dalam materi lagu-lagunya. Seolah mengerti dengan perasaanku, pada album ini berisi muatan muatan lagu yang bercerita tentang keluarga, tentang anak, tentang kasih sayang yang tulus seorang ayah kepada anaknya, dan ketidakrelaan seorang ayah ketika akan berpisah dengan buah hatinya. Semua ini seolah mewakili apa yang aku rasakan. Mana ada seorang ayah yang rela jika harus berpisah dengan anaknya?
Di album berisi 10 lagu ini, tampaknya memang dibuat lebih bervariasi. Masih ada juga lagu tentang cinta meski porsinya semakin sedikit (yang paling mewakili adalah I’m crazy about you, imajinasi, percuma bilang cinta). Sedangkan lagu lain terkesan memiliki penafsiran ganda (lagu kucuri lagi hatimu, bisa jadi ini adalah perasaan untuk keluarga yang pernah terkoyak, bukan kepada kekasih, lagu Kaulah Kesukaanku juga bisa ditafsirkan ganda. Bisa jadi ini adalah lagu untuk keluarga jika melihat kata-kata yang dilantunkan oleh Doni. Dan yang paling jelas adalah lagu untuk sang anak bertajuk “Buah Hatiku” yang bercerita tentang kelahiran sang anak, dan juga “Ku Selalu Untukmu” yang bercerita tentang kesedihan ketika harus berpisah sementara dengan sang buah hati. Jika mendengarkan lagu ini, selalu saja langsung teringat kepada Adeeva Shakila Afsheen Almeera disana. Makanya ketika sedang bekerja sambil memutar album ini, seringkali aku skip untuk 2 lagu ini. Sekuat apapun seorang ayah, dia tak akan mampu menahan rindu yang sangat besar kepada buah hatinya. Dan aku sudah membuktikan hal itu... miss you dek Deeva...
Sebuah perjalanan.. mungkin 2 kata itu yang bisa aku jadikan sebuah konklusi untuk album ADA band. Mulai dari 2003 (album metamorphosis yang sering aku putar lewat VCD player saat itu di setiap pagi sambil bersiap berangkat sekolah), hingga Chemistry 2016 yang menemaniku menyelesaikan berbagai pekerjaan, semuanya seolah melengkapi puzzle perjalanan yang pernah aku lalui. Masa SMP, SMA, Kuliah, Kerja, Nganggur, Kerja, Keluyuran, semuanya tercakup dalam sebuah perjalanan bernama “ADA Band”
Bagi yang ingin Album ADA Band “Chemistry”, aku berikan linknya. Beberapa waktu lalu sudah aku simpan di akun mediafire. Lengkap berisi 10 lagu.
1.     Kucuri Lagi Hatimu
2.    Kaulah Kesukaanku
3.    Siap Melepasmu
4.    Imajinasi
5.    Percuma Bilang Cinta
6.    Buah Hatiku
7.    Ku Selalu Untukmu
8.    I’m Crazy About You
9.    Serasa Beda
10. Berbeda Soal Biasa

Link Download via Mediafire

Thursday 20 July 2017

Aku Wisuda Lagi Ya?


Hallo sobat blogger, lama juga ya aku ndak nulis lagi di blog ini. Biasa sebagai pengangguran sukses aku sedang mencoba untuk mencari kesibukan yang bisa menghasilkan. Tau gak sih, ketika pertama kali buka ini blog, hal pertama yang aku lihat adalah... banyak sarang laba-laba di pojokan! Sampah-sampah berserakan, dan gak lupa keadaan yang mengenaskan karena sudah lama banget gak pernah tersambangi. Bahkan ada juga yang terlihat sedang membangun rumah kumuh di pojokan lain dari blog ini... Coba bayangkan, gimana jadinya blog ini jika begini terus menerus? Bisa-bisa ini blog datang dalam mimpi dan berteriak keras-keras “aku tuh gak bisa di giniin!” nah lhoo? Jadi serba salah kan? Mau jawab apa coba kalo sampe blog ini bilang gitu? Permintaan maaf tentunya gak bakalan cukup...
          Emmmm.... gimana ya, aku sebenarnya mau cerita tentang bulan juli ini. Tau ada apa dengan bulan juli? Bulan tahun pelajaran baru? Tentu saja iya. Bulan sebelum bulan agustus? Iya kuga jawabannya. Tapi itu semua tentu jawaban yang sangat mainstream dan bisa dijawab sama kakek-kakek tatoan ato nenek-nenek yang suka koprol depan serta koprol belakang. Tau gak, bulan juli ini, aku mendengar kabar kalo aku akan diwisudaaaaaaa! Horeeeeee..... hiyesss... hiyesss.... *bentar, bentar, bukannya udah wisuda beberapa tahun yang lalu? Iya benar aku udah wisuda beberapa tahun lalu, tapi, di kuliah kemarin ini, baru akan wisuda di bulan juli tahun ini... (yang sering aku definisikan sebagai kuliah yang peserta kuliahnya lebih banyak orang-orang tuanya daripada anak-anak mudanya. Banyak emak-emaknya daripada bapak-bapaknya...) -ini gak penting banget kan definisinya? Haha..
          Farewell party? Ah udah gak jaman lah untuk kita. Udah pada tua-tua juga ngapain ada farewell-farewell party an. Mending banyak-banyakin dzikir biar terampuni dosa-dosanya.. ngomong-ngomong masalah dosa, sepertinya aku punya banyak dosa pada teman-teman sekelas deh. Selama satu setengah tahun ini, seringkali dalam perdebatan atau diskusi yang terjadi didalam proses pembelajaran, aku sering (mungkin sih) mengeluarkan kata-kata yang bisa jadi menyakiti bapak-ibu teman sekelas dalam perkuliahan ini. Hemmm... bagaimana jika aku minta maaf? Tapi aku yakin kok, tanpa meminta maaf pun mereka semua sudah memaafkan aku.. hiihihihihi.... untuk teman-teman sekelas, aku minta maaf ya dengan tulus hati dan sepenuh jiwa jika kemarin-kemarin sewaktu kita berkuliah, sering membuat anda semua erosi jiwa. Pak Sholeh, Pak Kadiman, Pak Sugiyanto, Bang Jakar, Mas Umam, Pak Muhaji, Bu Parwati, Bu Imroatun Azizah, Bu Nurul Wahyuni, Bu Nurul Istiana, Bu Sulastri, Bu Windi, Bu Qoim, Bu Rani, Bu Nunuk, Bu Karsiatin, Bu Pristawati, Bu Lilik, Bu Novi, Bu Darwati, Bu Rudaningsih, Bu Lamah, Bu Sumisih dan aku sendiri, M. Fuad S. T, meminta maaf kepada panjenengan-panjenengan semua atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah aku lakukan selama kita bersama (itu kenapa minta maaf juga pada Fuad ST, bukannya itu sama aja minta maaf pada diri sendiri? Tau ah.. bodo amat..). Terutama pada Bang Jakar, Pak Kadiman, dan Pak Soleh yang kemana-mana selalu bersama dan saling mencela serta menghina diluar batas kewajaran manusia. Maafkan aku yang sering mencela dan menghina kalian bertiga, meskipun selama ini aku sadar bahwa tanpa aku cela dan aku hina pun kalian bertiga sudah tercela dan terhina dari sananya... paling terutama lagi untuk pak Soleh yang sudah aku anggap seperti bapak sendiri (karena nama bapakku juga sama dengan orang ini, ganti nama napa pak? Biar gak sama-an sama nama bapakku. Hiiiiihiii).
          Emmm... biasanya dalam sebuah tulisan, konklusi dan bagian terpenting adalah pada bagian belakang tulisan menjelang akhir tulisan... iya, ini sama kok. Aku memberikan bagian yang paling spesial dan bagian terpenting dibagian belakang ini. Yaitu... bagian untuk keluarga, terutama dari yang paling utama adalah anakku tercinta Adeeva Shakila Afsheen Almeera dan istriku tercinta Fevi Ariastana. Tentunya ucapan terima kasih dan maaf juga gak cukup untuk menggambarkan pengorbanan mereka berdua. Terima kasih karena selama perkuliahan ini berjalan, telah memberi dukungan, baik moril serta materil demi terselesaikannya kuliah ini. Terima kasih karena selama ini telah mengerti dengan segala kesibukan seorang pengangguran yang sedang mencari pekerjaan yang seadanya, terima kasih karena telah memaklumi waktu-waktu yang seharusnya kita gunakan berkumpul harus tersita untuk aktifitas belajar dan pengerjaan tugas. Maaf juga karena selama menuntut ilmu, banyak waktu yang seharusnya bisa membuat kita bersama harus terlewat demi perkuliahan.. terima kasih dan maaf untuk semua hal yang mungkin terlupa disini... my wife always understand me and she will be...
          Oke, selamat wisuda teman-teman. Semoga kedepannya kita dapat berkumpul kembali dalam kesuksesan bersama!

          
Both of You are so special...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...