Saturday 2 November 2013

Empat Mahasiswa Unirow Menemukan Bukti Keberadaan Alien



Mungkin tak banyak yang tahu, jika kami yang selama ini terkenal sebagai anak-anak yang sering dibilang aneh secara pemikiran, ternyata memiliki jiwa science yang tinggi. Kami secara rahasia sering mengadakan penelitian tentang alam sekitar kita. Banyak hal yang telah kami selidiki, mulai dari tingkah para hewan yang akan marah ketika diganggu, tingkah para kucing yang akan menguap kalau sedang mengantuk, para semut yang suka merayap didinding plus menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa disana, dan juga tingkah para tumbuhan yang pada siang hari melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari, semuanya pernah kami teliti karena jiwa scientist kami yang gak ketulungan ini.

Ketika awal-awal kuliah dulu, kami mendapatkan pelajaran tentang ilmu alam. Ini merupakan mata kuliah wajib yang harus kami ikuti dalam program pendidikan yang kami tempuh. Dan dari sinilah kami menyadari jika kami sebenarnya berjiwa ilmuwan. Aku, Mael, Patria dan Tukim menyadari bahwa jiwa kami adalah jiwa petualang, jiwa penyelidik, dan jiwa penemu. Karena penasaran dengan apa yang ada di alam raya ini, maka kami mulai bertanya kepada ibu dosen kami tentang hal-hal yang membuat kami penasaran. Salah satu hal yang membuat kami selalu bertanya adalah tentang satu hal yang juga membuat banyak orang bertanya-tanya, yakni, “Alien”.
Ketika perkuliahan berlangsung, dan dibuka sesi tanya jawab, maka kami bersepakat untuk mempertanyakan perihal alien yang selama ini mengganggu pikiran kami..
“Bu, Tanya...” aku yang ditunjuk untuk mewakili teman-teman ilmuwan mengangkat tangan sebagai tanda ada sesuatu yang ingin ditanyakan. (jelas aja kang.. ngapain juga ngangkat tangan kalo gak ada sesuatu yang ingin disampaikan???)
Wajah Mael dan Patria....

“iya mas, silahkan, mau bertanya tentang apa??” jawab bu dosen yang namanya kalo gak salah “Tabitha”. *bego banget ya aku. Nama dosen banyak yang gak hafal.
“ini bu, tanya tentang alien...”
“Haaaa???”
“Apakah alien itu ada bu??”
“Haaa??? Waduuuhhh...”
“gimana bu??”
“walah mas, masih butuh banyak penyelidikan mas untuk mengetahui apakah si alien ini ada beneran atau tidak mas. Yang penting, untuk saat ini, jawabannya wallahu a’lamu bisshowaabb –hanyalah Allah yang maha mengetahui-”
“jadi intinya gimana bu?”
“Belum ada jawaban yang pasti..”
“tapi kok ada yang  bilang alien itu ada bu??”
“iyyaaa...”
“tapi kok ada juga yang mengatakan kalau alien itu tidak ada??”
“iya juga ya...” Bu dosen mulai tampak bingung menghadap jiwa keilmuwanan kami yang semakin membabibuta. Untuk kemudian beliau terdiam..
“ya, saya rasa sudah cukup waktunya untuk mengakhiri mata kuliah ini, untuk selanjutnya silahkan berkemas..”
Dan mungkin karena ingin menghindari rentetan pertanyaan yang aneh dari kami, bu dosen segera mengakhiri sesi tanya jawab dan bergegas pergi meninggalkan ruang kelas kami.
Ruang kuliah menjadi riuh sepeninggal bu Tabitha. Sementara itu, aku dan teman-teman ilmuwan kembali bergerombol dan membahas tentang kemungkinan keberadaan alien di dunia ini.
“Gimana nih?? Kok gak dapat jawaban yang jelas gitu dari bu dosen??” Patria memulai sidang konsensus ilmuwan Unirow.
“iya tuh.. yang tanya juga kurang canggih tuh..” Mael yang sejak awal kuliah memang sudah menaruh kesumat padaku karena kalah cakep mulai menyalah-nyalahkan aku.
“Lhoooo... kok isooooo” aku protes.
“yo iso laaahhhh.... haruse kan kalo tanya harus dengan pertanyaan yang berkelas..”
“Maksudnya??” kak Tukim bertanya. Kali ini dia ikut urun bicara. Jarang-jarang lho dia ikutan bicara.
“iyyaa laaahhhhh... haruse tuh tadi si Kingkong tanyane gini.. bu, alien ada ato enggak?? Hayooo... dijawab lho... nanti kalo bener, tak kasih permen dan tak traktir kuah bakso.. haruse kan gitu. Biar bu dosen jawabnya juga semangat.. gak kayak tadi..”. dia memberikan saran bodoh yang seharusnya aku lakukan ketika bertanya pada bu dosen tadi. Sangat bodoh. Benar-benar bodoh...
“bener juga ya....” kami bertiga manggut-manggut membenarkan perkataan Mael. *ceplakkk!! Tepok jidat!!
“oke deh, gini, karena hari ini kita gak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dari bu dosen, mending kita turun tangan sendiri.” Usul kak Tukim.
“siap!!!” sret, sret, sret!! Kami bertiga menjawab dengan kompak sembari menurunkan tangan kami dari bangku yang kami jadikan senderan.
“bukan turun tangan kayak gitu kampreeeeeeeeeeeeettttttttttt!!!!!!”
“maksudnya, kita sendiri yang memecahkan misteri ini!!!!!!!!!!!!!!!” *kak Tukim Kesal.
“oooowwwwwww.....” kami bertiga membentuk O dengan bersama-sama. Jika pembaca mengira kami paham dengan apa yang dimaksudkan kak Tukim, pembaca salah. Yang aku tahu, kami bilang O seperti itu karena kami tahu, ternyata kami disalahkan sama kak Tukim ketika tangan kami diturunkan.
“kita adakan penyelidikan sendiri..” lanjut kak Tukim.
“Oke. Kita bebas menggunakan alat apa saja untuk penelitian ini..”
“aku dirumah punya alat namanya Neutrotransmitter... bisa dijadikan sebagai alat penyelidikan jarak jauh..” *Patria yang memang sudah lama paling seneng dengan dunia komputer memberikan saran untuk menggunakan alat yang diciptakannya. Namun aku tak sepenuhnya yakin dengan alat temuan si Patria ini. Karena setahuku, ketika dia bereksperimen, maka ujung-ujungnya adalah dia sendiri yang menuai akibat dari eksperimennya itu. Masih ingat ketika beberapa waktu lalu, dia masuk kuliah dengan wajah yang kuyu. Wajahnya yang gak ganteng, semakin terlihat mengenaskan ketika itu. Sebagai teman yang baik, yang seneng melihat temannya kesusahan dan menderita, maka aku pun bertanya perihal kekuyuan wajah yang dideritanya.
“Kenapa Nyet??”
“Komputerku ‘Bujat’ (Rusak) Kong...” *nadanya Kuyu.
“Lho?? Kenapa??” aku pura-pura prihatin padahal hatiku bersorak gembira dan menari hula-hula.
“kena Virus...” *semakin kuyu.
“lhooo... bukane semua virus udah bisa kamu jinakkan??”
“Hu umbb... sruk.. sruk..” *mulai mengusap-usap hidungnya yang beringus.
“Terus??”
“aku kemarin eksperimen bikin virus..” *Mulai menitikkan airmata.
“waaaaaa.... hebbbaaatttt...” *_* aku kagum. Karena sampai sekarang aku selalu gagal dalam membuat virus yang hebat. Paling-paling Cuma virus ecek-ecek yang bisa terbentuk dari program pembuat virus yang aku jalankan, dan bisa juga diatasi oleh antivirus yang paling ecek-ecek sekalipun.
“hiks.. hiks.. aku udah bisa bikin virus, virus yang ganas, aku karantina, tapi jebolll.. dan komputerku langsung mampus... huwwwaaaaaaaaaaa” dan akhirnya Patria tak mampu membendung airmata buaya yang jatuh dari matanya. Melihat itu, hatiku pun bersorak gembira, bertepuk tangan dengan riang dan menyanyikan dalam hati keras-keras lagu dari Tasya yang berjudul “Libur telah tiba... libur telah tiba.. libur telah tiba... hatiiiku gembiraaaaaaa!!!!”. Bagi para pembaca, anda boleh ikut serta menyanyikan lagu itu, dan yang perlu dicatat, berikan penekanan pada kalimat “hatiiiiiiku gembiraaaaaaaaaa!!!”. By the way, itulah alasan mengapa aku tak begitu yakin dengan apa yang ditawarkan oleh Patria barusan.
“aku juga akan menyelidiki alien dengan tetanggaku yang juga ilmuwan..” Mael berkata dengan kata-kata yang sangat meyakinkan.
“aku juga...” jawabku.
“neliti pakai apa kau??” tanya Patria.
“pakai teory phytagoras...” jawabku sekenanya.
“Grrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr” teman-teman mengambil posisi untuk mengeroyok...
“oke, 2 hari lagi, kita paparkan hasil dari penyelidikan kita...” usul kak Tukim.
“oke!! Kita sepakat!!”. Kami berempat sepakat untuk memaparkan hasil penelitian yang kita dapatkan dalam 2 hari lagi. Dan, pekerjaan besar untuk menguak keberadaan para alien pun dimulai oleh empat sekawan, yang bergelar ilmuwan dari fakultas keguruan disebuah kampus yang baru saja diresmikan itu..
Dua hari kemudian, ke empat ilmuwan gadungan itu pun berkumpul kembali untuk melaporkan hasil penyelidikan mereka tentang alien...
Yang pertama menyampaikan adalah kak Tukim.. mari kita simak.
“yang aku lakukan, dalam penyelidikan alien ini adalah, aku berhasil menemukan bukti-bukti baru tentang keberadaan mereka.”
“wwwoooooowwwwwwwww” kami bertiga terbelalak dengan apa yang disampaikan kak Tukim dalam prolognya.
“ketika aku melakukan penyelidikan dengan menggunakan teropong bintang dari lantai 2 rumahku, dari kejauhan aku melihat ada yang melambai-lambaikan tangan ke arahku.. aku yakin pasti dia alien.. karena dia ada dalam sebuah kotak yang mirip dengan pesawat luar angkasa, dengan tengahnya ada bulatan..”
“wwwwoooooowwwww” kami semakin terbelalak.
“ketika itu, karena udara malam agak berkabut, pandanganku agak tidak jelas dengan objek yang tampak. aku fokuskan saja teropongku ke objek yang melambai-lambaikan tangan itu.. hatiku semakin deg-degan..”
“terus??”
“gak lama kemudian, aku mulai berkomunikasi dengan alien yang aku temukan!!”. Kata-kata kak Tukim semakin menggelora.
“waaaaaa.... hebbaaatttt!!!!” kami berkata dengan kedua telapak tangan tertempel di pipi kiri dan kanan karena saking kagumnya dengan penemuan dari kak Tukim.
“Gimana selanjutnya kak??” kami mulai tak sabar dengan cerita yang disampaikan.
“aku gak begitu jelas sih dengan kalimat yang dikeluarkan oleh alien lain yang berkomunikasi denganku..”
“ha?? Alien lain?? Berarti lebih dari satu??”
“iya. Lebih dari satu. Yang tampak di objek teropongku sih rambutnya panjang. Tapi suara yang aku dengar bukan dari dia. Karena ketika suara itu terdengar, mulut alien itu tak bergerak sama sekali...”
“haaaa??? Emang kata-katanya gimana kak?? Yang kamu dengar dari alien itu..”
“emmm... gimana ya.. aku agak lupa juga sih soalnya..”
“ayolah kaak. Coba diingat-ingat..”
Hening beberapa saat. Menunggu kak Tukim merangkai kembali ingatannya.
“ahaaaa!!! Aku ingat!!” ujar kak Tukim.
“apa?? Apa?? Apa?? Gimana kata-katanya??”
“seingatku alien yang lain bilang gini sambil teriak-teriak ‘woooeeyyy!! Ngapain lu!! Kurang ajar banget ngintipin istri orang lagi mandi!!’ gitu katane kalo gak salah... kayak bahasa kita kedengerannya. Setelah itu, semuanya serasa gelap, karena tiba-tiba aja ada sendal yang mengenai kepalaku dan bikin aku gak sadarkan diri.. ternyata alien sangat mengerikan, mereka bisa merubah sendal menjadi senjata pemusnah massal..” terang kak Tukim tanpa rasa berdosa sama sekali.
“haaaaaa????” kami terperanjat dengan kalimat terakhir dari kak Tukim. Dari kalimat terakhir yang dia berikan, kami bisa menyimpulkan bahwa:
-      Kak Tukim meneliti alien dengan cara mengarahkan teropongnya tidak ke arah langit. Namun tegak lurus cenderung mengambil sudut bawah ke arah pemukiman penduduk disekitar rumahnya.
-      Benda yang dikira kak Tukim pesawat luar angkasa, yang berbentuk kotak, dan tengahnya melingkar, bisa dipastikan adalah kamar mandi model terbuka dari salah satu penduduk sekitar.
-      Objek yang melambai-lambai ke arah kak Tukim adalah istri orang yang lagi mandi, dan alien  yang berkomunikasi dengan kak Tukim, 100% merupakan suami dari wanita yang nampak di objeknya kak Tukim.
-      Sendal yang mengenai kepala kak Tukim, kemungkinan besar adalah sendal milik tetangganya yang gregetan karena menyangka kak Tukim ngintip istrinya yang lagi mandi.
-      Hasil yang didapat kak Tukim adalah “Gagal”. Karena yang nampak dalam teropongnya bukan alien, tapi istri orang yang lagi mandi.
 
Model Pesawat Alien Versi Penelitian Kak Tukim
Setelah pemaparan pertama dari kak Tukim terbilang tidak sukses sama sekali hasilnya, maka, selanjutnya adalah aku yang memaparkan hasil penelitian yang aku lakukan..
          “Dua malam mengadakan penelitian, aku mengambil tempat di areal kampus ini..”
          “lanjut!!”
          “pada dasarnya aku meyakini teory yang diangkat oleh profesor Stephen Hawking, kalo suatu saat nanti, para alien akan menyerang bumi ini, dan mengeruk segala sumber daya yang ada disini.. demi mewujudkan misi itu, maka para alien mengirimkan mata-mata mereka ke bumi, untuk berbaur dengan manusia yang ada dibumi ini...”
          “terus...”
          “para alien yang menjadi mata-mata itu, merasuki tubuh manusia biasa, sehingga penampakannya sama dengan kita-kita ini. Jadi, dengan dasar pemikiran seperti itu, aku yakin, dikampus ini pun pasti ada mata-mata alien..”
          “hasil penelitianmu gimana??”
          “bentar toh.. yang sabar.. aku melakukan penelitian didepan laboratorium biologi, yang dekat dengan base camp teman-teman pers mahasiswa. Malam itu, aku mendapatkan hasil yang mencengangkan..”
          “haaa??? Apa itu?? Apakah ada alien yang kamu temukan??” tanya Patria sambil ngupil.
          “mungkin.. waktu aku berkeliling daerah-daerah yang aku curigai bisa menjadi sarang alien mata-mata itu, aku tiba-tiba mendengar suara alien..”
          “benerann??”
          “iya! Suaranya aneh dan tak bisa diterjemahkan dalam bahasa manapun didunia ini!!” suaraku meninggi.
          “haaaa???!!”
          “aku waktu itu ada di sekitar kamar mandi yang letaknya paling pojok sana, (tanganku sambil nunjuk-nunjuk ke beberapa sudut. Tentunya dengan sudut yang ngawur) malam itu, sekitar pukul 11 malam. Nah, sewaktu disana, tiba-tiba terdengar suara si alien..”
          “suaranya gimana kong??”
          “tau deh. Aku gak ngerti artinya kok. Yang jelas, dari kamar mandi, aku denger si alien berkomunikasi. Kayake sih mereka lebih dari satu. Dan bahasa yang mereka gunakan sangat sederhana, gak seperti bahasa kita yang kompleks. Bahasa yang mereka gunakan Cuma ‘ah, uh, ah, uh, eh, eh, eh, uh, uh...’ gitu terus dan berulang-ulang” terangku.
          “haaaa??? Terus gimana??” gantian Mael yang bertanya.
          “nah, aku kan curiga tuh dengan si alien itu, akhirnya aku pantau mereka dari jauh. Aku sembunyi di tangga dekat laboratorium biologi sambil menunggu apa yang terjadi selanjutnya...”
          “yang terjadi selanjutnya apa??” sekarang Patria yang bertanya.
          “aku pantau mereka. Ketika mereka selesai berkomunikasi, dan tak lagi terdengar suara mereka, tiba-tiba pintu kamar mandinya terbuka dan keluar makhluk aneh. Aku yakin itu pasti alien..”
          “yang bener?? Bentuknya gimana??”
          “yang aku lihat, dari dalam kamar mandi itu, keluar sesosok makhluk. Tak begitu jelas sih. Yang terlihat sih kepalanya 2, 1 rambut pendek, satu rambut panjang, terus badannya jadi satu, bnetuknya kotak dan kayak kain sarung kotak-kotak, terus kakinya ada 4..”
          “terus??”
“Setelah kepala si alien nengok kiri-kanan, dan memastikan keadaan sepi, mereka berjalan ke arah kompleks Pemukiman Mahasiswa. Mungkin mereka akan melakukan serangan disana....”
          “haaaaa??? Kok kayak mahasiswa yang lagi berbuat cabul gitu???” komentar Mael. *dia memang paling paham dengan hal-hal yang berbau cabul.
          “tau deh..” jawabku..
          “kingkoooonnnggg... itu mahasiswa gak bener yang gak boleh ditiru perbuataneeeee... jangan deket-deket dengan model mahasiswa seperti itu..”
          “hemmm?? Terus apa yang harus aku lakukan??”
          “yang harus kamu lakukan ketika menemui mahasiswa yang kayak gitu, segera cari perlindungan!!”
          “ha?? Perlindungan??”
          “iya, perlindungan! Cari tempat yang bisa melindungi kamu, biar gak kelihatan sama mereka, dan siapkan hape kamu, rekam dari sudut yang paling jelas!!”
          Gubrakkkk!!! Tepok jidat lagi...
 
Alien Versi M. Fuad S. T
          “udah-udah, yang lainnya aja. Udah jelas itu bukan alien kong. Tapi itu mahasiswa yang gak bener.. ah kau ini. Bodho amat sih kalo jadi orang.. ada tontonan gratis malah gak mau ngerekam..” Mael berhasil menyimpulkan hasil penyelidikanku dengan seksama, untuk kemudian memberikan waktu pada yang lain guna menyampaikan hasil penyelidikan mereka tentang alien..
          Patria yang selanjutnya mendapatkan giliran untuk melaporkan hasil penelitian yang didapat selama 2 hari ini bersiap untuk menyajikan bukti-bukti tentang keberadaan alien. Dari kami, mungkin yang paling menggunakan peralatan canggih adalah si Patria ini. Dia merangkai sendiri alat-alat yang dipakai untuk penelitian ini, dan menguasai medan yang ditelitinya.
          “saat itu, aku mulai mengaktifkan alatku yang bernama Neutrotransmitter yang telah aku rakit. Ketika itu, jaringan internet sedang bagus, sehingga sangat mendukung dengan penelitian yang aku jalankan. Segera saja aku arahkan neutrotransmitterku ke rasi bintang sirius di galaksi andromeda mercury (bodo banget dah namanya. Setauku andromeda Mercury kan nama presenter berita di tipi)....”
          Kami bertiga ngowoh dengan penjelasan dari Patria. Gak paham dengan apa yang namanya neutrotransmitter itu apa, blas gak bisa membayangkan bentuk-bentuk dan kegunaannya.
          “dalam alat yang terkoneksi dengan perangkat komputer tingkat tinggi itu, di layar komputerku tiba-tiba muncul alien yang mengajakku chatting..”
          “haaa??? Alien ngajakin chatting?? Itu orang atau alien??”
          “alien koookkk... kalian gak tahu kan kalo alien juga punya teknologi yang jauh lebih maju daripada kita??”
          “hemmm?? Benarkah??”
          “iya kok... lha kan emang perangkat mereka lebih canggih daripada yang kita miliki saat ini..”
          “hasil penelitianmu gimana??”
          “pertama, alien memang ada kok. Dan aku chattingan dengan mereka sampai lama. Sampai sekitar jam 2 pagi.. hebat lho..”
          “hebat gimana eq??”
          “iya hebat lahh.. kalo disini malam, ternyata didunianya sana masih siang. Kalau disini siang, didunianya sana malam hari. Jadi berbanding terbalik dengan yang kita alami disini??”
          “wwwooooowwwwwww” kami terhenyak dengan fakta baru dari Patria tentang teory terbaliknya keadaan dunia kita dan dunia si alien.
          “kami berbagi banyak hal.. dan ternyata dia bisa bahasa inggris lhoo..”
          “bahasa inggris??” kami terkejut dan mulai menemukan kejanggalan dari penelitian yang dilakukan oleh Patria.
          “iya. Bahasa inggris kok. Fasih banget malahan..”
          “emang penampakane si alien kayak apa si Pat??”
          “aneh kok. Gak kayak kita gini. Si alien penampakannya kulitnya putih, tinggi, rambutnya pirang, dan  pandai berbahasa inggris..”
          “walaaahhh... itu bule, nyeeeeeeeetttttttttttttt!!! Bukan alien!!!” kami berteriak gemas mengetahui fakta yang terungkap dari penelitian si Patria ini.
          “lha?? Terus apa gunanya alatmu yang namanya neutrotransmitter itu??”
          “owwhh... itu?? Untuk memperkuat sinyal internet ituuuwww” menjawab tanpa rasa berdosa sama sekali.
          “ngapain juga kamu arahin ke bintang-bintang yang namanya gak jelas tadi kalo fungsinya Cuma buat memperkuat sinyal internet?? Beeeggggoooooo!!!” Mael menjadi beringas. Mencak-mencak dengan satu kaki diangkat ke atas meja sehingga celananya yang sobek di bagian selangkangannya (mungkin karena saking liarnya adek kecilnya si Mael ya..) terlihat dengan jelas meskipun sudah berusaha dijahit dengan motif bunga berenda-renda. So sweeet banget deh bordirannya. Ketika melihat itu, pikiranku jadi aneh. Aku memikirkan sesuatu. Jangan-jangan, Celana Dalam yang dipakai sama Mael, motifnya juga bunga-bunga dan berenda-renda pinggirannya..
          “hehe...” Patria hanya mampu memberikan cengiran yang sangat manusiawi.
Tak terbayangkan olehku andaikata si Patria ini chattingan dengan bule berkulit legam dari afrika, pasti dia akan lebih yakin jika yang ditemuinya adalah alien yang benar-benar alien... Sementara itu, aku kembali benar, apa yang dilakukan Patria pasti akan kacau pada akhirnya.
Neutrotransmitter Buatan Patria....

Dari ketiga hasil penelitian yang telah dipaparkan, ternyata semuanya ada diluar ekspektasi yang dulunya sangat tinggi. Penelitian kami bertiga bisa dikatakan sangat jauh dari kata sempurna, bahkan bisa dikatakan gagal total. Namun masih ada lagi 1 hasil penelitian yang akan disampaikan oleh Mael, yang mengaku punya kenalan ahli ilmu per-alien-an.
“Aku sangat kecewa dengan hasil penelitian yang kalian lakukan...” gerutu Mael membuka paparan penelitiannya.
Kami bertiga terdiam. Karena kami faham, jika Mael sudah marah, maka tak ada yang selamat dari amukannya. Pernah suatu ketika dia marah besar, dan menghabiskan bangku-bangku yang kami pakai untuk kuliah. Andai saja ketika itu tidak ada si Solikhah yang mengaku bernama Ika (lihat cerita sebelumnya yang berjudul ketika Mael jatuh cinta), mungkin dalam kekalapannya dia akan bermetamorfosis menjadi kuda lumping. Cuma, bedanya, jika kuda lumping makan beling, maka dia akan kalap dan mengejar-ngejar mahasiswi yang masuk dalam kategori cakep...
“aku selama dua hari ini melakukan konsultasi dengan ilmuwan asli dari daerahku untuk mengungkap siapa sebenarnya si alien ini..”
Kami manggut-manggut...
“sebut saja namanya pak Kharis..., tapi dia tak mau namanya aku sebutkan pada kalian..”
Kami bertiga menjawab dengan kompak.. “iyaaa... kami juga gak denger kok kalo namanya Pak Kharis kamu sebutin..”
“beliau bisa berinteraksi dengan alien yang ada didunia lain ini...”
“ketika aku tanya tentang alien, beliau menjelaskannya dengan sangat detail. Bahkan aku juga mempunyai bukti fisik berupa kaset rekaman percakapanku dengan beliau..”. sesaat kemudian Mael membuka tasnya, dan mengeluarkan sebuah alat perekam. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya diputarlah rekaman percakapan antara Mael dengan pak kharis.. berikut cuplikannya..
Suara Pak Kharis “Saya belum lama ini berdiskusi sama si ilmuwan yang disebutkan namanya entah siapa. Memang benar beliau tinggal di dekat istana negara tepatnya sebuah bangunan kecil didekat Monas, tepatnya di Pos Satpam Monas. Ternyata dia adalah Satpam yang nyambi jadi ilmuwan. Dia adalah orang yang sangat percaya alien dan mengaku pernah berjabat tangan dengan Optimus Prime, pemimpin para alien dalam film Transformer. Ketika saya tanyakan tentang bukti bahwa dia telah berjabat tangan dengan Optimus, beliau berkata: “ini nih buktinya!!” katanya sambil menunjukkan tahi lalat di selangkangannya (ternyata buah Dzakarnya Cuma sebelah. Sedangkan sebelahnya lagi sudah kisut) menurut keterangannya baru-baru ini, Optimus Prime memutuskan untuk mengucapkan 2 kalimat syahadat dan masuk islam dengan disaksikan oleh Habib Rizieq, pemimpin Front Pembela Islam ditengah-tengah tabligh akbar yang bikin macet Pasar Minggu dan rombongan mobil dari Gubernur Jokowi yang mau blusukan. Lalu saya tanya “bapak tahu darimana pak??” dia menjawab “dari tabloid!!”. 
Menurutt Mael, Optimus Prime telah masuk islam...

Mendengar hasil percakapan yang disampaikan oleh Mael itu, aku Cuma garuk-garuk kepala. Gak tahu kenapa tiba-tiba rambut kepalaku serasa dipakai ayunan oleh ribuan kutu rambut yang pada tertawa jingkrak-jingkrak sesaat setelah mendengarkan rekaman pebicaraan dari pak Kharis. Usut punya usut, ketika kami desak siapa sebenarnya pak Kharis itu, ternyata jawaban Mael menyatakan bahwa, Pak Kharis yang mengaku ilmuwan handal didunia per-alien-an, ternyata adalah seorang merbot musholla didaerah Jenu, Tuban Jawa Timur yang merangkap sebagai abang tukang pentol dan merangkap jabatan sebagai ketua umum gank “Parto”, akronim dari Parade Orang-Orang Tolol...
Yah, begitulah, penelitian kami sedikit banyak bisa membuka tabir tentang keberadaan si alien ini. Bagi para pembaca, percayalah, Alien memang ada kok. Buktinya, setelah mengadakan penelitian tentang alien ini, setiap kami melangkah, kemanapun, dan dimanapun, tatapan mahasiswa lain terhadap kami menjadi berbeda, menjadi beringas, menjadi aneh dan mereka mulai memanggil kami dengan sebutan “alien”...

 
Dasar Alien....
Terima kasih untuk teman-teman ilmuwan yang telah meneliti keberadaan alien..
Terima kasih untuk
Ir. Patria Kristianto, S.Pd, ahli neutrotransmitter
Doctor Mustakim Anggara Putra, S.Pd ahli tropongologi
Prof. Moch. Yusuf Ismail, S.Pd ahli gigologi dan seksologi
Pak Kharis ayahnya Mael yang sudah berjiwa besar karena sudah membiarkan Mael hidup...
Saya sendiri M. Fuad S. T, S.Pd, selaku orang keren disini yang telah diakui dunia dan selama 3 tahun berturut-turut masuk dalam 7 cowok terunyu versi on the spot...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...