Friday 24 January 2014

Mendapatkan Nilai Fisika Tertinggi



Tak bisa dipungkiri jika jiwa kepintaran dan kepandaianku memang sudah terpancar sejak masih duduk di bangku sekolah. Tak hanya di bangku kuliah saja aku bisa menunjukkan kepintaran yang aku miliki. Ketika aku masih bersekolah pun aku telah mampu menunjukkan prestasiku dibidang akademik. Tak hanya di satu atau dua mata pelajaran, namun di hampir semua mata pelajaran. Dan tak hanya di pelajaran hafalan, di pelajaran eksak pun aku tak kalah dalam berprestasi. Seperti ketika kelas 1 SMA dulu (nah lho, pasti kan udah pada tahu kalo aku dulu sekolahnya di SMAN 1 Pamotan, yang terletak di Pamotan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah), aku yang lebih interest dengan pelajaran hafalan (seperti Sejarah, Geografi, Sosiologi, Agama, dst) daripada pelajaran Hitung-hitungan, ternyata bisa juga mendapatkan nilai tertinggi pada ulangan mata pelajaran itung-itungan. Tak main-main, aku mendapatkan nilai tertinggi di mata pelajaran yang menjadi momok mengerikan nomor 1 dikelasku. Yakni mata pelajaran fisika!! Ingin tahu trik dan kisahnya?? Mari kita bongkar bersama-sama...
Hari itu, ditengah terik mentari yang mulai menyengat, semangat kami dikelas I.2 tengah mengalami kelunturan. Bukan karena mataharinya yang agak-agak panas, tapi dikarenakan pada hari itu, kelas kami harus menjalani mimpi buruk yang bernama pelajaran Fisika!! Terlebih bagi siswa yang lemah dalam itung-itungan seperti aku dan Leles mimpi buruk itu kian menjadi (Leles adalah temen sebangkuku lho. Yang pernah mendapat gamparan dari pak Eko. Guru yang mengampu mata pelajaran Fisika),
Saat jeda pelajaran, disaat pergantian jam, terlihat wajah-wajah pucat sudah mulai muncul dan menghiasi kelas kami. Wiwid, yang duduk di deretan belakang terlihat sangat ketakutan. Maklum lah, walau dia cewek, tapi terkadang dia terlihat lebih keren dengan tingkahnya yang cowok. Dan leles, yang duduk disebelahku, terlihat tengah sibuk berkomat-kamit merapalkan mantra yang aku sendiri gak tahu bagaimana ucapan mantra itu. Demi mengobati rasa penasaranku, aku jawil-jawil (colek-colek) dia dan bertanya tentang tingkah aneh yng barusan dia lakukan.

Bapak guru Fisika.....
“Ngapain Kamu Ndes??” (leles Terkenal dengan sebutan “Bondes”)
“Gak Ngapa-ngapain Ngak. Cuma lagi berdoa aja”
“sejak kapan kamu jadi rajin berdoa gitu??” *heran, sambil memicingkan mata.
“aku emang rajin berdoa kaleee... kamu aja yang gak tau-an kalo aku rajin berdoa” *berkilah.
“terus, sejak kapan kamu mulai melakukan ritual berdoa dalam pergantian jam pelajaran kayak gini??” *memandang sinis.
“sejak hari ini... hehehehehe” *meringis.
“berdoa apa emang??”
“ini, berdoa biar Pelajaran Fisika kosong..”
“Hemmm??”
“emang kamu gak mau kalo pelajaran fisika kosong???”
“Mau sih... tapi...”
“kenapa??? Gak setuju?? Jadi kamu sekarang jadi antek-anteknya pak guru fisika?? Gitu??”
“bukan gitu juga kali ndes... aku Cuma gak yakin aja dengan doamu itu..”
“Berarti kamu gak percaya dengan Tuhan??”
“malah sampai sana... bukan itu juga. Aku sih percaya sama tuhan ndes. Tapi aku yang gak percaya itu sama wajahmu itu lho... apa mungkin wajah mesum kayak gitu doanya bakalan dikabulin sama Tuhan??”
“ah, ngaco kamu ngak.. Lha eman kenapa coba??”
“lha aku tadi juga habis lihat pak Eko lagi keluyuran disekitar kelas 3 kok.. jadi kemungkinan buat kosong sangat kecil tauk. Malah mungkin ndak ada kesempatan buat kosong deh jam pelajaran kali ini...”
Rumus Fisika....

Rumus Fisika...
“ahhh... percaya sajalah sama keajaiban Tuhan. Siapa tahu dengan doaku ini pak Eko jadi mendadak sakit perut, mencret-mencret, terus dehidrasi, terus semaput (pingsan), terus gak bisa ngajar kelas kita, terus jam pelajarannya jadi kosong gitu....”
Aku manggut-manggut. Memang sih, sangat mungkin hal itu terjadi. Apa sih yang gak bisa dilakukan sama Tuhan?? Apa sulitnya Dia membuat pak Eko menjadi mencret-mencret??. Dan karena aku merupakan teman yang baik dan benar, maka aku pun mengiyakan kata-kata Leles. Aku menjadi pendukung dia untuk kosongnya mata pelajaran fisika di hari ini (kalau perlu kosong terus juga gak apa-apa kok...). namun sekali lagi aku benar dihari itu. Ternyata Tuhan tidak menghendaki doanya Leles yang berwajah agak mesum itu terkabul. Karena tak sampai dua menit kemudian, pak Eko datang kekelas kami dan memasang wajah yang lumayan keren dengan sorot mata yang tajam. Tentu, kelas kami menjadi sangat sunyi dengan kedatangan beliau. Sama seperti yang sebelumnya, dan sama seperti yang seharusnya...
“Pagi anak-anak..” pak eko Membuka suara. Menyapa kami dengan senyuman mautnya.
“Pagi Paaakkk...” seperti koor paduan suara yang anggotanya tengah dicekik lehernya, kami menjawab dengan serempak.
“sekarang, buka bukunya dan kerjakan soal-soal yang ada. Soal latihan dibuku paket...” *kata-kata ini selalu dan selaaaaalllluuuuuuuuu saja keluar ketika pelajaran fisika berlangsung. Entah itu setelah pemberian materi, atau bahkan sebelum pemberian materi. Bahkan untuk PR pun juga beliau menggunakan kata-kata ini.
Tanpa perlu diperintah untuk kedua kalinya, kami melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Pak Eko.
Hari itu, kami dicekoki dengan soal-soal yang sama sekali tidak kami pahami. Terlebih aku dan Leles. Arah dan tujuan soal, seringkali tak kami ketahui karena memang kami jarang paham dengan pelajaran yang namanya fisika.
2 jam pelajaran kami jalani seperti berada dalam sangkar, tanpa ada makanan yang disediakan, tanpa ada minuman yang diberikan, tanpa ada gerakan yang bebas juga dari kami. Hingga akhirnya, kami merasa lega dengan bunyi bel yang berdentang nyaring. (aku menggunakan kata berdentang karena pada waktu itu bel sekolah kami terbuat dari besi bekas pir/pegaa truk, dan cara menggunakannya harus dengan dipukul memakai palu yang lumayan besar...).
Me Vs Fisika....
Yah, waktu pelajaran fisika telah habis. Jadi, inilah kebebasan yang sebenar-benarnya bagiku khususnya, dan bagi seluruh makhluk yang berlabel Siswa di SMA Pamotan pada umumnya. Apa sih yang lebih membahagiakan daripda terlepas dari pelajaran yang namanya fisika?? Untuk sesaat, kelas kami mampu menghirup udara kebebasan yang selama kurang lebih 2 jam mata pelajaran ini direnggut paksa oleh pak Eko. Namun, kebahagiaan itu hanya berlangsung sesaat. Ketika hendak mengakhiri pertemuan hari itu, sebelum melangkah keluar, pak Eko memberi pengumuman... penting.. dan pastinya tidak ingin didengarkan oleh siapapun..
“besok, kita akan mengadakan ulangan.. jadi, belajar buat besok..”
Hanya itu kalimat yang diucaapkan oleh pak Eko, dan kami hanya bisa menerimanya dengan pasrah sepasrah-pasrahnya...
“Kampreett... malah besok ulangan.. gimana coba ndes??” aku menggerutu khas anak sekolah yang selalu begitu ketika mengetahui ada jadwal ulangan.
“Hu um... gimana coba?? Aku gak bisa blash ini ngaakkk”
“gara-gara kamu berdoa yang jelek-jelek buat pak Eko, sekarang malah diganjar dengan ulangan besok... huh” tiba-tiba aku menjadi dongkol dengan doa jelek yang diucapkan oleh Leles tadi pagi. (catatan = jangan mendoakan yang buruk bagi orang lain, karena nantinya doa itu akan kembali lagi kepada kita dengan balasan yang buruk pula. NB. Aku menganggap ulangan fisika adalah sesuatu yang buruk. xixixixixixi). Namun, karena sudah diputuskan, aku pun mempersiapkan diri untuk menjalani ulangan besok. Hatiku bertekad untuk mendapatkan nilai terbaik dikelas, dan mematok target minimal mendapatkan nilai 8 (dalam kurung, ditulis dengan tulisan lebar-lebar, berbunyi DELAPAN!!)
Einstein....

Percobaan...
Malam harinya, aku dengan semangat yang membara, aku membuka buku fisika yang telah aku catat semenjak pertama kali mengikuti sekolah di SMA ku tercinta. Dengan niat yang bulat, dan hati yang tulus, aku membuka-buka halaman yang tertulisi hasil goresan tanganku yang sangat tidak berbentuk. Dan dengan keteguhan hati, alhamdulillah, pada malam itu, aku sama sekali gak bisa memahami arah tulisan yang aku bikin sendiri!! Dengan kata lain, aku koma setengah mati, gak paham sedikitpun dari materi yang ada kecuali rumus-rumus sederhana yang anak-anak kecil yang bersekolah di SD pun bisa menghafalkannya. Akhirnya, setelah berjuang tak lebih dari 30 menit, akupun menyerah. Aku pasrah dan telentang tanpa daya dikasur kamarku yang menggoda buat aku tiduri. Tanpa aku sadari, beberapa saat kemudian, akupun tak sadarkan diri...
Pagi harinya, dengan tanpa daya aku bersiap berangkat ke sekolah. Aku yang semalam sudah tidak sukses dalam belajar, tetap berniat untuk berangkat sekolah (karena aku siswa yang baik, maka walaupun tak bisa memahami pelajaran, aku tetap masuk ke sekolah). Tapi tentunya dengan harapan, semoga ulangan hari ini dibatalkan dan berharap doanya Leles hari kemarin menjadi kenyataan. Satu hal yang harus aku ralat adalah, target pencapaian nilaiku dalam ulangan fisika kali ini. Jika kemarin aku menargetkan untuk dapat nilai 8, maka hari ini, dengan resmi target tersebut aku ralat menjadi “nilai Ikhlas”. Artinya, berapapun nilai yang diberikan oleh pak eko, akan aku terima dengan lapang dada dan tanpa protes. (namanya juga minta-minta. xixixixi). Aku pesimis, hari ini akan mendapatkan nilai 8 seperti targetku pada hari sebelumnya.
Akibat Salah Perhitungan...
Sesampai disekolah, aku melihat wajah-wajah garang teman-teman sekelas ternyata hilang dan berganti dengan kemuraman yang amat sangat. Aku bisa mendapati wajah tegang yang tertancap di tiap raut muka teman-teman sekelas. Bisa aku pastikan, mereka seperti itu karena pada hari ini, pada  jam pelajaran pertama, kita sudah harus berhadapan dengan pak Eko, yang mengusung program kerja menyebalkan yang diberi label, ulangan fisika. Yups, hari ini akan menjadi hari yang sangat menyebalkan bagi kelas kami pada umumnya, dan tentu saja buat aku pada khususnya.
Dan setelah bel masuk berbunyi, tak ada tanda-tanda doanya Leles terkabul. Aku yang berharap-harap cemas, harus menelan kekecewaan karena ternyata pada hari itu, pak Eko tidak mengalami gejala-gejala mencret atau diare yang harus membuat beliau tidak masuk kelas serta menunda atau bahkan membatalkan ulangan. Beliau datang ke kelas kami, dan segera mengadakan ulangan seperti yang sudah beliau umumkan kemarin.
Selama ulangan berlangsung, kelas kami ibarat kelas yang mati. Hampir tak terdengar suara yang biasanya membuat kelas kami gaduh. Tak ada teriak-teriakan khas anak hutan, tak ada lagi jeritan-jeritan khas makhluk tengah malam, dan tak ada loncat-loncatan khas penjahat yang kabur dari tahanan. Kami semua terdiam, fokus dengan kertas ulangan yang ada didepan kami. Fokus karena bisa dipastikan kami sedang bingung dengan tulisan aneh yang tertera dikertas ulangan itu. Dalam kelas yang penuh dengan kengerian itu, yang terdengar hanyalah suara desah nafas, dan suara batuk bagi yang sedang mengidap penyakit batuk. Sedangakan kentutnya leles, yang seringkali merajai kelas kami, untuk saat itu, sama sekali tak terdengar...
Yang Tengah Itu Pak guru Fisika Itu...
Aku, kembali harus bertemu dengan tulisan yang sama sekali tak aku ketahui bagaimana caranya menemukan pemecahannya. Namun, karena aku dasarnya adalah siswa yang cerdas, maka, aku dengan sangat seksama mengerjakan soal yang diberikan. Tentunya, dengan ilmu pengawuran tingkat tinggi yang merupakan anugerah terbesar dari tuhan Semesta alam. Tanpa terasa, jam ulangan pun berakhir seiring dengan dentang bel yang mengusik gendang telinga kami.
“Hasil ulangan akan bapak bagikan di pertemuan selanjutnya.. selamat pagi..” *pak Eko menutup pertemuan hari itu.
Fiuuuhhhh.... akhirnya selesai juga hambatan dan rintangan kali ini... tinggal menunggu hasil ulangan dipertemuan berikutnya..
Pertemuan selanjutnya... dengan pelajaran fisika dan eko yang seringkali berharap kosong...
“anak-anak, seperti janji saya sebelumnya, hari ini, nilai ulangan kalian bapak bagikan..”
“iya paaakkkk...” kami menjawab dengan ogah-ogahan.
“baik, kita mulai saja.. perlu diketahui, pada ulangan kali ini, nilai tertinggi didapat oleh Fuad!!”
“hooreeeeee!!!” entah apa maksud dari teman-teman sekelas, ketika namaku disebut, mereka langsung berteriak seperti itu. Sedangkan aku, masih terperangah, tak tahu dan tak percaya dengan yang diucapkan oleh pak Eko barusan. Apakah keajaiban telah mendatangiku?? Apakah malaikat datang untuk merubah hasil kerjaanku sehingga menjadi betul semua?? Aku tak tahu...
“bagi yang mendapatkan nilai dibawah KKM, maka harus mengikuti remidial!!!” *Pak eko mulai bergelora. Teman-eman bergidik ngeri, sedangkan aku, agak sedikit tenang karena sudah mendapatkan pengumuman menjadi siswa dengan perolehan nilai tertinggi, meski belum tahu berapakah nilai itu..
Nilai ulangan mulai dibagikan... pak Eko memanggil nama-nama kami satu persatu untuk menerima kertas ujian..
“Achmadi...”
“Adi Muhadi...”
“Anita Mariyani...”
...........
“Leles Nasirin...”
“Muhammad Hasan Ali...”
..........
Karena aku memperoleh nilai tertinggi, maka namaku mendapatkan jatah untuk disebutkan paling akhir...
          Aku tanyakan teman-teman yang sudah mendapatkan nilai ujiannya..
          “ssstt, dapat berapa??”
          “1,75” *achmadi
          “0,75” *adi Muhadi
          “1,25” *Leles
          “2,25” *Anita Mariyani
          “2,25” *Hasan
Mendapat jawaban teman-temanku yang mendapatkan nilai mengenaskan itu, Aku berharap-harap cemas....
Aku deg-degan...
Aku nervous....
Aku hampir pingsan....
Aku koma..
Ah, lebay!!
“yang terakhir.. Fuad!!” panggil Pak Eko..

Fisika Itu Asyikk...
“Yeeeeeeeeeeee!!! Nilai tertinggi ni yeee... dapet bagus ni yeee... juara ni yeee...” teriak teman-teman berceloteh ketika namaku disebut. Aku dengan penuh percaya diri melangkahkan kaki kemeja guru. Tak tahu kenapa kertas ulanganku dilipat oleh pak Eko, sehingga nilaiku tak terlihat.
          “Belajar yang rajin ya.. dibuka kalo sudah duduk..” *pesan Pak Eko.
          “Inggih Pak..” *Iya Pak.
Aku melangkah kembali ke bangkuku yang tepat berada didepan meja guru. Namun sebelum sampai tempat duduk, pak eko membari pengumuman lagi.
          “menyambung pengumuman sebelumnya, yang mendapatkan nilai dibawah 7, dibawah KKM, harus mengikuti remidiall!! Berarti, semua siswa dikelas ini WAJIB mengikuti remidial!!”
          Duaaarrr!!! Seperti tersambar petir yang dayanya tidak terlalu tinggi, sehingga hanya menghasilkan gelombang kejut, aku terhenyak.
          “lho?? Katane fuad dapat nilai tertinggi Pak??” *Wiwid, yang kadang-kadang berani dalam keadaan memaksa, bertanya.
          “iya, dia memang dapat nilai tertinggi. Tanya aja pada orangnya!!” *pak Eko sewot karena ada yang bertanya (mungkin)
Fisika....
          “Fuad, dapat berapa kamu?? Buka nilaimu!” *Komando Pak Eko.
Dengan gemetar aku membuka kertas ulanganku. Dengan pelan, aku mulai menyibak angka yang tertera disana. Paling belakang adalah angka “5”, kemudian dilanjut dengan koma didepannya. Aku buka sedikit-demi sedikit, dan dengan nyata bin jelas, ada bebek bersarang di kertasku. Ternyata angka didepan koma itu adalah 2!!! Jadi, dengan kata lain, aku mendapatkan nilai 2,5!! Huuuwwwaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!
          Ketika aku tunjukkan nilai itu ke seluruh teman-teman sekelas, terdengar suara tawa yang meledak-ledak. Ada yang sampai guling-guling, ada yang sampai terpipis-pipis, dan ada yang sampai pegang-pegang perut teman sebangkunya.. Ternyata nilai tertinggi dikelas kami pada waktu itu adalah, 2,5!!! Pppaaaaarrrrrraaaaaahhhhhh!!!! Aku yang semula merasa sedikit bangga, tiba-tiba merasakan kedinginan... karena meski hari itu cuaca sangat panas, namun bagiku, hujan turun membasahi tubuhku yang sedang telanjang setengah dada... ammpuuuunnnn! coba, temen-teman pembaca bayangkan, betapa parahnya kelas kami terhadap pelajaran fisika. Nilai tertingginya saja cuma 2,5... mengenaskan...

Monday 20 January 2014

Crazy Little Thing Called Love 2, The Missing Years

CLTCL 2...


Hemmm.. masih ingat dengan Nam dan P’ Shone di film Thailand Crazy Little thing Called Love yang dulu booming banget itu gak??? Heeemmmm... pasti sekarang lagi nungguin sekuelnya yang kedua ya?? menurut sumber yang gak jelas asal-usulnya, ternyata film kedua dari film ini sudah siap untuk rilis lho... tanggal pastinya sih belum ada, tapi, biasa, lebih baik kita sabar aja deh ya..
          Dalam film kedua yang katanya diberi sub judul The Missing year ini, menceritakan tentang masa yang hilang ketika P’Shone dan Nam berpisah dulu. Tentunya masih pada ingat kan di film pertamanya dulu, tiba-tiba aja pada endingnya Nam dan P’Shone ditemukan disebuah acara talk show. Nam yang pulang dari Amerika, dan sukses menjadi desainer Pakaian, dipertemukan dengan P’Shone, cinta tak sampainya ketika di bangku sekolah dulu.. masih ingat juga kan, ketika Nam bertanya, apakah P’Shone sudah menikah atau belum dan dijawab Dia Sedang menunggu seseorang yang pulang adari amerika?? Nah, diantara pisahnya mereka dan bertemunya mereka, terdapat paling gak ada tahun-tahun yang hilang... dannn... itulah yang diangkat dalam film kedua ini... penasaran?? Aku juga penasaran... belum dapet filmnya.. huuuwwwaaaa....
          Untuk obat rindu, mungkin kita lihat video ini aja kali yaaa.....

Wednesday 8 January 2014

Ris, Inspirasi Perjuangan Tak Kenal Lelah


Diawal kisah., mungkin aku juga harus mengangkat kisah dari seorang anak gunung yang secara perlahan telah bermetamorphosis menjadi kupu-kupu meskipun tidaklah sempurna. Dia adalah seorang anak pucuk gunung yang merambah ke lembah dan mendarat ke dataran rendah landai meliuk-liuk. Wes, wes, wes, opo toh iki. Mending langsung dimulai ae ceritane. Gak usah kakean ulit ngene.
Manjadi Pemateri....
          Oke, daripada mengundang protes, mending langsung saja aku mulai ceritanya. Kali ini aku akan menceritakan tentang sahabatku yang bernama Riswanto. Memang, namanya Cuma segitu, jadi gak ada tambahan lagi. Cuma gelar akademik saja yang jadi tambahan pada namanya yang Cuma segitu itu. Aku gak tahu, gimana awal mulanya aku bisa mempunyai sahabat seperti dia. Namun yang jelas, dia merupakan lulusan yang sama denganku, yakni dari SMA Negeri 1 Pamotan (biasa kami singkat dengan nama SMAPOT). Awalanya aku gak begitu dekat dengan dia. Hanya sekedar tahu saja. Karena aku dari dulu memang gak mau tahu orang lain (sampai sekarang sih juga gitu).
          Aku mulai tahu dia ketika pada waktu kelas 1, guru yang mengampu mata pelajaran bahasa inggris di SMA Pamotan, yakni Bapak Suroto, mengumpulkan anak-anak yang beliau nilai mempunyai kelebihan dalam bidang bahasa inggris untuk dibentuk menjadi sebuah perkumpulan. Dari sanalah aku mulai tahu tentang namanya dan juga orangnya. Terlihat sangar dan galak. Jadi aku wegah saja untuk bergaul. Kumpulanku kan anak-anak yang gila sebangsa leles gitu. Xixixixixi
Tersipu-sipu...Sambutan di PT Sinar Sosro... Narsis Tenan.. hahahah
          Seiring berjalannya waktu, ternyata ketika aku masuk IPA di kelas 3 (terpaksa masuk kesana karena alasan yang membuatku bingung. Karena dengan sadar, formulir pendaftaran jurusan aku pilih jurusan IPS, bukan IPA. Tapi ternyata namaku tercantum didaftar siswa IPA kelas 3 karena dirubah sama bapak kepala Sekolah pada waktu itu), ternyata Ris juga masuk kesana. Dan dari sanalah aku bisa melihat wajahnya yang manis setiap hari. (hhhuuuwwwweeeekkkkkkkkkkk!!!! Cuih, cuih, cuih. Preeetttt!!!).
          Dikelas 3 itu kami semua berkomplot, dan membangun gerombolan yang aneh, yang kadang nurut dengan Bapak/ibu guru, dan kadang gak nurut. Meski lebih banyak gak nurutnya sih waktu itu. Coba bayangin, ketika sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar, komplotan kami dengan diam-diam bermain catur. Sampai akhirnya Pak Eko, yang terkenal ganas mencium gelagat gak bener dari tingkah laku kami dan membongkar kedok penyamaran kami yang dengan rapi sering bermain catur dengan diam-diam. Xixixixi
          Selepas itu, bukannya reda dengan tingkah kejahilan kami, ternyata kami malah lebih nekat lagi dalam beraksi. Dengan dikoordinir oleh Muhammad Hasan Ali (mantan ketua OSIS) dan juga dibendaharai oleh Riswanto (mantan Cover Boy Majalah Hewan Melata), kami beraksi dengan seksama. Karena sekolah kami termasuk sekolah yang asri, maka dikanan kiri kelas 3 IPA (yang sekarang berubah fungsi menjadi kantor guru), tumbuh berbagai macam tanaman. Salah satunya adalah Nangka, yang sudah sejak lama menjadi incaran mata anak-anak kelas kami…
Hehehehe... tetep sederhana...

          Dengan menyatukan tekad, dengan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika, maka kelas kami bergerak dan menuju tempat pohon nangka berada. Sret, sret, sret, berkat Rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, maka rakyat kelas 3 IPA dengan ini menyatakan telah berhasil untuk mengambilalih salah satu buah dari pohon nangka itu, dan menyimpannya dipojokan kelas selama beberapa hari.
          Hari itu… di pelajaran Fisika yang diampu oleh pak Eko.. ditengah keheningan kelas (karena hampir semua makhluk dikelas gak mudheng dengan pelajaran yang dberikan), tiba-tiba..
          “sruk, sruk..” kami mengabaikan suara ini.
          “sruk, sruk..” suara aneh ini datang kembali. Kami masih mangabaikannya karena sibuk dengan urusan masing-masing yakni berpura-pura mengerjakan soal yang sama sekali tidak kami pahami arah dan tujuannya.
          “sruk-sruk....” kami masih dengan setia mengabaikan suara alien yang aneh ini.
          “kalian merasa ada bau nangka gak disini??” tiba-tiba terdengar suara yang mengikuti suara alien barusan. Kami mendongak, dan mendapati bahwa yang mengeluarkan suara aneh seperti alien tadi adalah Pak Eko.
          “ah, ndak pak.. kami ndak merasa bau nangka kok pak..” kami berkilah dan berusaha menutup-nutupi keberadaan nangka yang memang ada dikelas kami pada waktu itu.
          “oh, yasudah.. mungkin nangka dari pohon disebelah ini. Sudah musim sih. Kalian lanjutkan dulu kerjaannya. Bapak mau mencari pak Kir. Siapa tahu memang sudah ada nangka yang matang..”
          “ya paaakkkk!!!” kami menjawab serempak. Semangat kami yang sedari tadi mulai mengendur mulai muncul lagi. Entah apa yang terjadi disekolah kami. Mulai dari kelas 1, 2, hingga kelas 3, pasti akan merasakan semangat yang hebat ketika pelajaran fisika yang diampu pak Eko Kosong. Bahkan, mungkin, mimpi yang paling indah yang dialami oleh siswa disekolah kami adalah kosongnya jam pelajaran Fisika.
          Seperti mendapat kesempatan, maka kami langsung gaduh. Kami takut jika nantinya nangka yang kami simpan ini diketahui oleh pak Eko. Maka diputuskan bersama, dalam selang waktu yang singkat itu, kami bersepakat untuk membelah dan memakan nangka itu bersama-sama. Persetan dengan pelajaran fisika, yang penting, kami ingin segera memindahkan nangka itu ketempat yang lebih aman. Yaitu, kedalam perut kami!!!
Menjadi Pemateri Lagi....

          Sesaat saja nangka sudah terbelah dan dibagikan ke warga kelas 3 IPA. Dengan semangat kebangkitan nasional, kami mulai menggerogoti nangka yang sudah terobek-robek dan terpecah belah itu. Praktis, suasana kelas yang semula tenang, menjadi sangat gaduh dengan suara-suara siswa dan juga suara kerumunan lalat ijo yang ikut nimbrung mencari sisa-sisa nangka korban keganasan kami.
          Namun, kegaduhan mulai mereda ketika dengan tiba-tiba, beberapa teman kami kembali ke tempat duduknya. Tampak rona wajah takut menghiasi diri kami. Tampak disana, didepan pintu ruang kelas, bertengger sosok yang sangat terkenal dikalangan anak-anak SMA Pamotan. Siapakah dia??? Pak Eko!! Iya, pak Eko Is Back!! Beliau sudah kembali dari kepergiannya yang sementara, dan sekarang bercokol didepan pintu kelas kami dengan sorot mata yang sangat keren. Mata merah dengan pandangan tajam!!
          Suasana hening untuk waktu yang lama.. kami semua salah tingkah. Untuk kembali ke bangku masing-masing, sepertinya sudah terlambat. Karena posisi kami yang ada dipojokan selatan, sedangkan kebanyakan dari kami bertempat duduk di pojokan utara. Sedangkan untuk opsi yang lain, yakni, menawari Pak Eko untuk ikutan bergabung mengganyang nangka yang kami belah, tentulah bukan sebuah opsi yang terbaik. Coba aja teman-teman pembaca bayangkan, ketika pak Eko datang dengan mimik wajah yang menyengsarakan kami, kemudian kami mengatakan…
Sambutan di PT Sinar Sosro... menissss...
          “eee… pak Eko… kok udah dateng?? Sini ikutan kami maem nangka yuuukkk…” dengan disertai kedipan-kedipan manja yang terarah pada pak Eko. Pasti kami akan menerima sebuah sambutan yang hebat, yakni, Nafas api dari pak Eko!!!
          “apa ini??” dengan keras suara Pak Eko memecahkan kesunyian kelas kami.
          Kami hanya terdiam, bergidik ngeri dengan nada suara yang menggelegar seperti itu.
          “Pinteeerrrr…. Bukannnya mengerjakan tugas tapi malah pada bergerombol di pojokan!! Balik ke tempat masing-masing!!!”
          Kami berada dalam dilema. Jika kami balik, maka pak Eko akan mengetahui jika nangka yang beliau bau-baui tadi adalah nangka yang ada dikelas kami. Namun demi keamanan kami, maka kami pun menurut saja untuk kembali ke tempat kami. Dan… bisa dipastikan, nangka yang kami kerubuti tadi pun terlihat jelas dimata pak EKo!!
          Spontan kemarahan pak Eko meledak, dan menggagalkan acara makan-makan kami. Tak hanya itu, dihari itu, kami menerima marah dari pak Eko yang menumpahkan seluruh kesumatnya dikelas kami… namun, yang kami sayangkan bukan itu, tapi tentang nasib nangka kami.. kami gak tahu, kemana nangka itu dibawa.. apakah dibuang, ataukah dimakan, kami tak pernah tahu. Nasib nangka kami sangat tidak jelas dan menjadi misteri semisterius Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang keberadaannya tidak jelas hingga hari ini….
          Lalu apa hubungannya dengan Riswanto?? Adaaaaa!!! Karena dialah yang mengetahui tingkat kematangan dari nangka yang kami ambil itu. Sehingga teman-teman sekelas bisa menikmati nangka itu, salah satunya adalah karena andil dari riswanto!! Huwahuwahuwahuwa.
        Sama seperti anak-anak dari daerah gunung lainnya, riswanto dikaruniai dengan fisik yang kuat dan badan yang kekar. tak heran jika di sekolah kami waktu itu, dia menjadi langganan untuk tim bola volley putera di SMA kami (jelas ajalah... dia kan cowok. kalo cewek mah dia ikut menjadi bagian tim bola volley puteri di sekolah kami). sangat berbakat dalam memainkan berbagai macam olahraga. bahkan, ketika diperkuat olehnya, tim bola volley sekolah kami selalu menjadi langganan 4 besar kabupaten dalam setiap perlombaan yang diikuti. bahkan dia juga pernah membawa bangga nama sekolah kami dalam cabang olahraga yang diikuti.. namun sayang, ketika masuk ke dunia perkuliahan, dia memutuskan untuk gantung tangan (meminjam istilah gantung sepatu untuk pesepakbola, gantung sarung tinju untuk petinju, maka mungkin istilah yang tepat untuk pensiun dari dunia pervolian adalah gantung tangan. xixixixi)
           ketika memasuki dunia perkuliahan, tampaknya dia lebih interest dengan dunia diplomasi. dia tercatat merangkap berbagai macam organisasi kemahasiswaan. seingatku dia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa KDK (kegiatan Dakwah Kampus), HMM (Himpunan Mahasiswa Matematika), KOPMA (koperasi Mahasiswa. lewat organisasi inilah dia dikenal berbagai macam elemen kampus dan semakin mengorbitkan namanya sebagai mahasiswa aktivis yang berkompeten). di KOPMA, dia sampai saat ini memegang pemasukan Unit Usaha yang rekornya tak terpecahkan hingga saat ini. ketika unit pertokoan berada dibawah koordinasinya, pemasukan yang didapat berlipat-lipat. jangan tanyakan berapa nominalnya, namun bosoran, kalo untuk membeli sepeda motor sih keuntungannya sudah mendapatkan motor dengan merk yang mumpuni.
              Dan satu hal lagi yang perlu diingat, dia adalah pemegang jabatan Ketua Komisi Pemilu Raya di Universitas, yang bertanggungjawab penuh dengan jalannya sistem demokrasi dikampus kami. heeemmmm..... kurang apalagi ya??? ah kapan-kapan aja lagi. ntar si Ris jadi menringis-meringis waktu liat Postingan ini...
Menjadi Pemateri...

          Yups, itulah sepenggal kisah lama tentang Riswanto. Anak Gunung yang dulu bukanlah siapa-siapa, namun dengan kegigihan dan kerja kerasnya, sekarang dia sudah mulai menapak kesuksesannya. Jika dua atau tiga tahun lalu dia bukanlah siapa-siapa, namun tidak untuk saat ini. Kita harus mengangkat topi, mengapresiasi semua capaian yang telah dia lakukan. Siapa sangka, anak gunung yang dulu menempuh pendidikan di sekolah biasa saja sekelas SMA Pamotan, sekarang mulai menapaki kesuksesan.. saat ini dia menjadi bagian dari PIBLAM (Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat) Universitas Brawijaya Malang... (wooowwwww!!! hassyyeeeemmmbbbb!!! cah iki kreatip tenan).
Nyontek kata-katanya dia ... "ooorrrraaaaa umum!!"
Riswanto Masa kini... Berwibawa...


*oke, cukup sekian, kapan-kapan akan aku ceritakan tentang riswanto yang digodain sama mas-mas (ato mungkin mbak-mbak) bences….

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...