Badge Bima Sena of SMAPA |
Haaahh.... lama gak bisa update
blog ini gara-gara sekarang kesibukan sebagai tukang wira-wiri semakin
bertambah. Sampai lama gak bisa mampir ke blog ini.. aslinya sih ya, jarang
ngeblog gara-gara gak ada bahan buat nulis. Jadi biar agak keren ya pakai alasan
jadi orang sibuk. Gitu kan kelihatannya lebih gimana gitu di mata masyarakat
umum... waaaaauuuuu... *suara jangkrik mulai membuat bulu ketek berdiri.
Begini asal muasal sampai aku
harus turun tangan menulis blog ini lagi. Kemarin tuh ya, kemarinnya kemarin,
tiba-tiba ada yang BBM aku (eiiitssss... jangan underestimate dulu.
Begini-begini sekarang aku udah punya BB lho. Gak kayak dulu. Sekarang aku mah
orangnya keren. Pengen bukti? Noohh, istri dan anakku aja keren. Pasti aku juga
keren dong... *penonton protes). sampai dimana tadi? Oh ya sampai asal muasal
cerita kenapa aku nulis postingan ini. Begini.. ketika itu, aku di BBM oleh
salah satu guru daru SMAN 1 Pamotan (maaph pemirsah, aku gak akan memberitahu
kalian jika yang BBM + miskol 1 x dengan durasi 3 detik itu namanya Pak Agus
Isnanto. Biar ini tetap menjadi rahasia kami berdua saja. Agar semua gak tahu
jika yang menghubungiku adalah pak Agus Isnanto.)
Beliau waktu itu bertanya tentang
arti dari lambang Ambalan SMA kita dulu (mungkin karena saat itu beliau sedang
mengisi acara kepramukaan di SMAN 1 Pamotan dan lupa dengan arti dari lambang
ambalan kita dulu. Lalu kenapa tanyanya ke aku? Dulu aku juga sekolah disana.
Jangan salah, jelek-jelek gini juga aku sekolah SMA Tauk.. jangan suka menghina
gitu dongg..). Sreeeepppp.... aku berfikir sesaat sebelum menjawab pertanyaan
beliau (yah kira-kira seminggu lah aku berfikirnya... *bisa kelar itu acara
Pramuka kalau aku berpikirnya seminggu. Ngaco amat...). karena mengalami
pikiran buntu dan tidak mampu menjangkau kenangan yang terkubur beberapa ratus
tahun yang lalu akhirnya aku minta untuk dikirimkan gambar ambalan Pramuka SMAN
1 Pamotan. (aku ingatnya saat itu hanya nama Ambalan yaitu Arimbi dan Bima
Sena, serta kata-kata “Krida Tyasing Hagni” yang terukir di Badge ambalan kita
dulu).
“Pak Dhe... aku terangke Badge
Bimasena”. Kira-kira begitulah permintaan dari Pak Agus Isnanto waktu itu.
Haiisshh... sebenarnya sulit saat itu untuk menjelaskan. Lupa-lupa ingat dan
juga seingatku dulu kami gak pernah diberikan penjelasan secara ekslusif
mengenai hal ini. Namun jika ada gambarnya pasti bisa teringat kembali
(mudah-mudahan). Ketika aku coba searching ke simbah dengan keyword “Lambang
Bimasesa” atau “Lambang Arimbi” atau pencarian dengan keyword sejenis yang
nyerempet-nyerempet itu, ternyata juga simbah belum ada yang unggah dalam
bentuk jpeg atau turunan vektor. Yah akhirnya mau ndak mau ya minta dikirimin
Pak Agus.. dan Alhamdulillah kemarin gambar vektor sederhana dari Ambalan SMAN
1 Pamotan sudah jadi dan bisa dijadikan sebagai gambar di postingan kali ini.
(mohon jangan dihina apalagi dipuji. Gambar yang aku buat masih dalam tahap
beta, jadi masih butuh banyak penyempurnaan disana-sini)
Kembali lagi ke topik. Setelah
melihat gambar badge Arimbi kurang cahaya yang dikirimkan Pak Agus (Mungkin
karena memotretnya tidak dengan menggunakan cinta kasih dan kesetiaan.. Wtf, Masa
bodo ah dia poto badge nya siapa. Xaxaxaxa) akhirnya ingatanku kembali ke zaman
ketika masih mengenakan seragam pramuka dulu. Iya, dulu aku juga aktif di
Pramuka. Kalo ndak percaya sini deh aku tunjukin kalo aku juga masih bisa
melakukan tepuk pramuka... tepuk pramuuuka! Prok prok prok! Prok prok prok! Prok
prok prok prok prok prok prok!! (hormat dan salim untuk pak Didik Pudianto yang
menjadi mentor Pramuka kami ketika KML 2013 dulu). Sekilas setelah melihat
badge Ambalan SMAPA, akhirnya bisa juga mengingat-ingat makna apa yang
terkanding didalamnya.. mari kita jabarkan bersama-sama (Untuk pihak-pihak
terkait, kakak senior, adek junior Bapak Ibu Guru SMAPA, mohon diberi masukan
dan dibenarkan jika apa yang tertulis disini merupakan suatu kekeliruan. Terima
kasih sebelumnya.. _/\_ )
Seperti
yang kita tahu, dalam lambang gerakan pramuka SMAPA (badge Bimasena ataupun
Arimbi) terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Warna Dasar Biru.
Lambang dasar dari badge ambalan SMAPA adalah
biru (ini biru atau abu-abu siiihh? Kok warnanya rancu gini?). Ini menandakan
bahwa ambalan ini berada di tingkatan SMA yang identik dengan warna biru atau
abu-abu. Makna lain adalah warna identitas SMA Pamotan (meski bangunannya
kebanyakan berwarna krem, namun warna biru dahulu sering digunakan dalam berbagai
seragam di SMAPA. Baik itu seragam olah raga guru, ataupun kaos olahraga yang
dipakai oleh tiap angkatan di SMAPA. Contohnya, seragam olahraga kami angkatan
masuk 2003 dan lulus 2006, meski seragam olahraga kami didominasi warna putih,
namun tetap ada pernik birunya di setrip kaos kami. Begitu juga dengan angkatan
adik tingkat kami dulu). Jadi warna biru dapat disimpulkan menjadi 2 hal yang
pertama, ambalan Bimasena dan Arimbi berkedudukan di tingkat SMA. Dan yang ke
2, warna biru merupakan warna identitas SMAPA sebagai sekolah dengan jenjang
SMA.
2.
Bendera Merah Putih.
Ini artinya jelas bahwa keberadaan Ambalan
Bimasena dan Arimbi serta SMAPA-nya berada dalam naungan yurisdiksi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Baik itu secara de facto ataupun de yure. Posisi bendera
yang berada dibawah Tulisan “SMAN 1 Pamotan” dan terletak dibagian atas
mengartikan bahwa SMA Pamotan berdiri dan berpijak di Tanah Indonesia, letak
diatas mengartikan bahwa negara Indonesia haruslah selalu dijunjung tinggi.
3.
Tulisan SMA N 1 Pamotan.
Tanpa dijabarkan panjang lebar luas tinggi
volume pun kita semua tahu jika tulisan ini merujuk pada tempat dimana Ambalan
Bimasena dan Arimbi berkedudukan.
4.
Angka 17 07
Angka ini pun merujuk pada lokasi tempat
ambalan ini berada. 17 adalah nomor Pramuka untuk Cabang Rembang (ini berarti
lokasinya ada dalam wilayah kabupaten Rembang. Dalam penomoran Pramuka,
lengkapnya adalah 11.17.07 dimana angka 11 menunjukkan Nomor Pramuka Kwartir
Daerah Jawa Tengah, 17 menunjukkan Kwartir Cabang Rembang dan 07 Menunjukkan
Kwartir Ranting Pamotan)
5.
2 Lambang Pramuka (Cikal)
yang berwarna Hijau.
Lambang 2 cikal yang berwarna hijau dapat
diartikan sebagai berikut:
-
Arti pertama, Kita masih
hijau baik itu dalam hidup ataupun dalam ilmu pengetahuan Kepramukaan. Karena
posisi kita masihlah baru dan muda. Sehingga dilambangkan dengan hijau.
-
Arti kedua warna hijau
adalah perwakilan dari alam / nature. Jadi bisa dikatakan bahwa Pramuka SMAPA
adalah gerakan Pramuka yang beorientasi pada Alam.
-
Dua cikal menandakan bahwa
setiap sesuatu pasti memiliki pasangan. Seperti baik dengan buruk, yin dan yang,
siang dan malam, kiri dan kanan. Namun pada lambang ini, bisa pula dikatakan
ini adalah perlambangan dari laki-laki dan perempuan, atau bisa pula ini
berarti keseimbangan pada segala sesuatu yang kita lakukan.
6.
Gunungan Yang Berwarna
Putih.
Dalam pewayangan, gunungan melambangkan hutan
belantara, salah satu tempat dimana manusia bisa belajar dari alam. Gunungan
juga mengartikan kekokohan, tekad yang kuat, dan bisa juga berarti pengayom
atau tempat berlindung. Warna dasar putih mewakili jiwa suci-bersih yang
melandasi pramuka SMAPA untuk belajar dari alam, mengayomi dan juga melindungi
sesama tentunya.
7.
Kalimat “Krida Tyasing
Hagni”
Kalimat ini selalu aku ingat karena setiap
hari jum’at dan sabtu selalu nempel di lengan kiri baju pramuka-ku dulu. Krida
Tyasing Hagni. Secara epistimologi, kalimat dalam bahasa sansekerta ini (lebih
jelasnya sih tanya sama Bapak Wijoyo Hadi. Bapak guru sejarahku dulu. Apakah
ini bahasa sansekerta asli ataukah sudah masuk dalam bahasa jawi yang diserap
dari bahasa Sansekerta). Kalimat ini jika dianalisis dapat dipecah menjadi 3
kata. Yakni “Krida” yang berarti Tindakan/Perbuatan/Amalan. Tyasing yang
berarti Hati/Laksana/Seperti/bisa juga berjiwa, dan Hagni yang berarti Api.
Jadi secara bahasa, dapat diartikan sebagai perbuatan yang dijiwai api,
perbuatan laksana api, perbuatan seperti api, perbuatan berhati-kan api. (Untuk
jelas dan pastinya mungkin bapak ibu Guru SMAPA berkenan untuk memberikan
koreksi). Mengapa api (hagni)? Tentu kita tahu jika sifat api adalah membakar,
berkobar. Ini adalah lambang semangat. Api adalah lambang kobaran semangat.
Jadi, diharapkan semua perbuatan yang kita lakukan layaknya api yang selalu
berkobar dan penuh dengan semangat.
8.
“Bimasena” / “Arimbi”
Ini adalah nama ambalan kebangganku, dan kebanggaan
semua yang pernah bersekolah di SMAN 1 Pamotan. Namanya diambil dari tokoh
pewayangan, Bimasena (Werkudara) dan istrinya Arimbi. Seperti yang kita tahu,
Bimasena atau Werkudara merupakan seorang ksatria dan termasuk keluarga Pandawa
dan terlahir sebagi Putera ke 2. Sosoknya tinggi besar, kuat dan dapat
diandalkan ketika ada marabahaya. Mungkin itulah yang membuat para pendahulu
kita memberikan nama Bimasena pada badge Pramuka kita. Sedangkan Arimbi adalah
istri dari Bimasena yang berwujud asli seorang Rakshasi, namun menjelma menjadi
seorang wanita yang tangguh, kuat dan bijaksana. (lengkapnya dapat dicari tahu
sendiri ya). Dari pernikahan mereka, lahirlah Gatotkaca nantinya. (akan lebih
baik lagi jika Bapak Ibu guru berkenan untuk menceritakan mengapa 2 tokoh ini
yang diangkat menjadi nama ambalan kita sehingga kita tahu sejarah aslinya dari
sumbernya secara langsung)
9.
Dasar Warna Cokelat Pada
Kalimat Krida Tyasing Hagni dan Bimasena/Arimbi.
Ada 2 hal yang dapat kita gali informasinya
dari warna cokelat ini. Yang pertama tentu saja warna itu adalah warnanya
pramuka (ya iyalaaahhhh... emang pernah tahu pramuka Indonesia warnanya ijo-ijo
kayak lontong gitu?) dan yang ke 2, pemilihan warna cokelat untuk disematkan di
badge Bimasena-Arimbi mempunyai makna filosofis untuk kemakmuran. Baik itu
kemakmuran Pramukanya, kemakmuran sekolahnya, atau kemakmuran mereka yang
bernaung dibawah Ambalannya. Bukankah kita semuanya tahu jika warna kuning
adalah warna yang melambangkan kemakmuran? Bisa jadi itu adalah doa dari
gerakan pramuka SMAPA khususnya... Semoga....
Yuhhh... itulah sekilas tentang lambang gerakan
pramuka di SMAPA. Sepertinya lama sekali aku tak pernah merasakan hawa pramuka
sepertimana yang aku rasakan dulu ketika masih SMA. Rindu? Jelas rindu. Tapi
apalah daya.. tangan tak sampai untuk menjangkau SMAPA. (gile aja,
Sedan-Pamotan 10 Kilo mbloo... ya gak bakalan sampai lah itu tangan....)
Semoga
dengan postingan kali ini, dapat membantu teman-teman dan juga siapapun yang
ingin tahu tentang makna dibalik ambalan SMAPA, dan juga pastinya, jika ada
kesalahan yang tertulis disini, dengan segala hormat mengharapkan pembenahan
untuk semakin menyempurnakan postingan ini..
Terima
kasiiiii.... byebyeeeee...