Sebagai orang yang normal,
tentunya kita akan mengalami fase yang namanya ketemu dengan calon mertua. Saat
bertemu, pasti akan merasa deg-degan gitu kann?? Daaannn... terkadang persepsi
kita sebagai pasangan dari anaknya calon mertua, berbeda dengan persepsi yang
ada dibenaknya calon mertua itu. jadi, bisa saja kita nantinya akan menemui
kesulitan dalam menaklukkan calon mertua. Sebagai pembelajaran, mungkin kisah ini
bisa dibaca. Sebagai gambaran, bagaimana seorang calon mantu datang dan
menghadapi calon mertua. Untuk selanjutnya, pihak kesatu, yakni sebagai calon
mantu akan disebut sebagai caman, dan pihak kedua sebagai calon mertua akan
disebut sebagai camer.
Anti Galau |
ketika menghadap ke camer,
pastikan kita tampil dengan sopan, dan yang terpenting adalah, mampu menjawab
semua pertanyaan yang akan dilontarkan oleh camer. Mungkin saja nantinya camer akan menanyakan tentang hal-hal yang kecil, sampai
dengan hal-hal yang besar, hal-hal yang umum, sampai dengan hal-hal yang tidak
umum. Contohnya adalah ketika camer mengajukan hal-hal yang sifatnya umum
semisal “namamu siapa??”, “rumahmu mana??”, “sekolahnya dimana??” atau yang
lainnya yang berkaitan dengan jati dirimu, maka jawablah dengan tegas dan lugas
semua pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan kedua yang mungkin
diajukan adalah pertanyaan yang mungkin diajukan adalah pertanyaan-pertanyaan
besar dan akan membuatmu sedikit kesulitan dalam menjawabnya. Contoh pertanyaan
ini adalah pertanyaan seperti ini “berapa besar penghasilanmu??”, “berapa besar
cintamu pada anakku??” atau bahkan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab
seperti “seberapa besar anumu??”. Nah, untuk mengatasi pertanyaan semacam ini,
gak ada salahnya jika teman-teman membawa catatan tentang hal-hal “besar” yang
ditanyakan oleh camer.
Pertanyaan lain yang paling
sering ditanyakan adalah, tentang keadaan ekonomi teman-teman sebelum menikahi
anaknya si camer. Harus bisa mayakinkan camer dalam hal ini. Jangan sampai
teman-teman memberikan jawaban yang amburadul seperti ini....
*Suasana Tegang. Terjadi duel antara
caman dan camer.
Camer : “Ehem-ehem....” *camer
terbatuk-batuk dan berdehem memberikan isyarat pengintimidasian.
Caman : “ampun paaakkk....” *mulai merasa ketakutan.
Camer : “jadi kamu
yang sudah berani macarin anakku??”
Caman : “iya pak..” *gugup
Camer : “lalu?? Tujuanmu datang kesini apa??”
Suasana hening. Karena si caman
belum berani untuk menjawab secara cepat
Caman : “anu pak....”
:
“anu...”
:
“ngggg.... anuu...” *mulai garuk-garuk dan semakin tegang
Camer : “haaa??? Anu?? Sudah berani ber-anu-anu-an sama
anakku ya kamu??”
Caman : “bu-bu-bu-bukan paakkk... bukan itu” *mencoba meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi.
Camer : “lalu???”
Sang caman terdiam, dan mulai
menghelah nafas panjang untuk menenangkan diri... kemudian, dengan suara yang
hati-hati sekali dia mulai menjawab...
Caman : “mau meminang anak bapak....” *lirih dan nyaris tak
terdengar.
Camer : “haaaaa???? ” *kaget dengan setengah mata
melotot.
Caman : “iyyyyaaaa paaakkk.....”
Camer : “kamu mau menikahi anakku??”
Caman : “iyyyyaaaa paaakkkk”
Camer : “kamu punya apa??? Apa yang akan kamu berikan
untuk anakku??”
Caman : “terus terang saja pak... saya kesini dengan penuh rasa
cinta dan kasih sayang...”
Camer : “aapppppaaaaaaaaahhhh????!!!!” *melotot lagi.
Caman : “saya memang tidak punya apa-apa pak, tapi saya punya
cinta, kasih sayang dan kesetiaan yang tak terbatas yang akan saya berikan pada
anak bapak...”
Camer : “bedebbbbaaahhhh!!!!” *braaakkkkk!!!! Kayak adegan-adegan
di pilem-pilem laga tempo dulu.
Caman : “.....” * terdiam
Camer : “apa kamu bilang??? Anakku mau kamu kasih makan
cinta?? Kasih sayang?? Kesetiaan?? Emang dengan makan cinta bisa kenyang???”
Caman : “......” *masih diam
Camer : “tidak bisaaa!!! Mangan cinta orraaa bakalan
warrreeegggghhh!!!”
Caman : “tapi pak??”
Camer : “apa?? Ha??”
Caman : “coba bapak bayangkan jika bapak berada diposisi saya
saat ini. Apa bapak gak kecewa??”
Camer : “lalu??”
Caman : “ketika bapak meminang orang yang bapak cintai, dan orang
tuanya menolak, apa bapak tidak sedih??”
Camer : “heh, kamprett, tak bilangin...”
Caman : “iyyyaaaa”
Camer : “sekarang coba balik keadaannya, gimana kalo
kamu jadi aku..”
Caman : “.......” *diam sambil berfikir.
Camer : “kalo kamu punya anak, terus anak kesayanganmu
itu dipinang oleh cowok kayak kamu, dan hanya akan dikasih makan cinta, ksih
sayang, dan kesetiaan, piyeeee pikiranmu?? Tegaa??”
Caman : “......” *diam....
Camer : “coba pikirke, emangnya hidup Cuma butuh cinta
dan kasih sayang?? Arep mangan opooo anakku mengko??”
Caman : “........................................”
Yups, itu tadi hanya sedikit
gambaran tentang perbedaan persepsi yang bisa saja terjadi ketika caman
menghadap camer... memang sih, cinta, kasih sayang dan kesetiaan itu penting,
tapi itu Cuma berlaku dimatamu dan dimata cewekmu, tapi, ada hal lain yang
lebih penting, yaituuu.... harta buat melangsungkan hidup!! Bagi camer, ini
sangatlah penting, apalagi bagi mereka para camer yang mengukur segala
sesuatunya dengan nominal... jadi, bijaklah dalam menentukan kata-kata ketika
menghadapi camer... hehehehe
No comments:
Post a Comment