Friday, 1 August 2014

Cara Menghadapi (Calon) Mertua



Sebagai orang yang normal, tentunya kita akan mengalami fase yang namanya ketemu dengan calon mertua. Saat bertemu, pasti akan merasa deg-degan gitu kann?? Daaannn... terkadang persepsi kita sebagai pasangan dari anaknya calon mertua, berbeda dengan persepsi yang ada dibenaknya calon mertua itu. jadi, bisa saja kita nantinya akan menemui kesulitan dalam menaklukkan calon mertua. Sebagai pembelajaran, mungkin kisah ini bisa dibaca. Sebagai gambaran, bagaimana seorang calon mantu datang dan menghadapi calon mertua. Untuk selanjutnya, pihak kesatu, yakni sebagai calon mantu akan disebut sebagai caman, dan pihak kedua sebagai calon mertua akan disebut sebagai camer.
Anti Galau

ketika menghadap ke camer, pastikan kita tampil dengan sopan, dan yang terpenting adalah, mampu menjawab semua pertanyaan yang akan dilontarkan oleh camer. Mungkin saja nantinya camer akan  menanyakan tentang hal-hal yang kecil, sampai dengan hal-hal yang besar, hal-hal yang umum, sampai dengan hal-hal yang tidak umum. Contohnya adalah ketika camer mengajukan hal-hal yang sifatnya umum semisal “namamu siapa??”, “rumahmu mana??”, “sekolahnya dimana??” atau yang lainnya yang berkaitan dengan jati dirimu, maka jawablah dengan tegas dan lugas semua pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan kedua yang mungkin diajukan adalah pertanyaan yang mungkin diajukan adalah pertanyaan-pertanyaan besar dan akan membuatmu sedikit kesulitan dalam menjawabnya. Contoh pertanyaan ini adalah pertanyaan seperti ini “berapa besar penghasilanmu??”, “berapa besar cintamu pada anakku??” atau bahkan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab seperti “seberapa besar anumu??”. Nah, untuk mengatasi pertanyaan semacam ini, gak ada salahnya jika teman-teman membawa catatan tentang hal-hal “besar” yang ditanyakan oleh camer.

Pertanyaan lain yang paling sering ditanyakan adalah, tentang keadaan ekonomi teman-teman sebelum menikahi anaknya si camer. Harus bisa mayakinkan camer dalam hal ini. Jangan sampai teman-teman memberikan jawaban yang amburadul seperti ini....
*Suasana Tegang. Terjadi duel antara caman dan camer.
Camer : “Ehem-ehem....” *camer terbatuk-batuk dan berdehem memberikan isyarat pengintimidasian.
Caman          : “ampun paaakkk....” *mulai merasa ketakutan.
Camer                    : “jadi kamu yang sudah berani macarin anakku??”
Caman          : “iya pak..” *gugup
Camer                   : “lalu?? Tujuanmu datang kesini apa??”
Suasana hening. Karena si caman belum berani untuk menjawab secara cepat
Caman          : “anu pak....”
                   : “anu...”
                   : “ngggg.... anuu...” *mulai garuk-garuk dan semakin tegang
Camer                   : “haaa??? Anu?? Sudah berani ber-anu-anu-an sama anakku ya kamu??”
Caman          : “bu-bu-bu-bukan paakkk... bukan itu” *mencoba meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
Camer                   : “lalu???”
Sang caman terdiam, dan mulai menghelah nafas panjang untuk menenangkan diri... kemudian, dengan suara yang hati-hati sekali dia mulai menjawab...
Caman          : “mau meminang anak bapak....” *lirih dan nyaris tak terdengar.
Camer                   : “haaaaa???? ” *kaget dengan setengah mata melotot.
Caman          : “iyyyyaaaa paaakkk.....”
Camer                   : “kamu mau menikahi anakku??”
Caman          : “iyyyyaaaa paaakkkk”
Camer                   : “kamu punya apa??? Apa yang akan kamu berikan untuk anakku??”
Caman          : “terus terang saja pak... saya kesini dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang...”
Camer                   : “aapppppaaaaaaaaahhhh????!!!!” *melotot lagi.
Caman          : “saya memang tidak punya apa-apa pak, tapi saya punya cinta, kasih sayang dan kesetiaan yang tak terbatas yang akan saya berikan pada anak bapak...”
Camer                   : “bedebbbbaaahhhh!!!!” *braaakkkkk!!!! Kayak adegan-adegan di pilem-pilem laga tempo dulu.
Caman          : “.....” * terdiam
Camer                   : “apa kamu bilang??? Anakku mau kamu kasih makan cinta?? Kasih sayang?? Kesetiaan?? Emang dengan makan cinta bisa kenyang???”
Caman          : “......” *masih diam
Camer                   : “tidak bisaaa!!! Mangan cinta orraaa bakalan warrreeegggghhh!!!”
Caman          : “tapi pak??”
Camer                   : “apa?? Ha??”
Caman          : “coba bapak bayangkan jika bapak berada diposisi saya saat ini. Apa bapak gak kecewa??”
Camer                   : “lalu??”
Caman          : “ketika bapak meminang orang yang bapak cintai, dan orang tuanya menolak, apa bapak tidak sedih??”
Camer                   : “heh, kamprett, tak bilangin...”
Caman          : “iyyyaaaa”
Camer                   : “sekarang coba balik keadaannya, gimana kalo kamu jadi aku..”
Caman          : “.......” *diam sambil berfikir.
Camer                   : “kalo kamu punya anak, terus anak kesayanganmu itu dipinang oleh cowok kayak kamu, dan hanya akan dikasih makan cinta, ksih sayang, dan kesetiaan, piyeeee pikiranmu?? Tegaa??”
Caman          : “......” *diam....
Camer                   : “coba pikirke, emangnya hidup Cuma butuh cinta dan kasih sayang?? Arep mangan opooo anakku mengko??”
Caman          : “........................................”


Yups, itu tadi hanya sedikit gambaran tentang perbedaan persepsi yang bisa saja terjadi ketika caman menghadap camer... memang sih, cinta, kasih sayang dan kesetiaan itu penting, tapi itu Cuma berlaku dimatamu dan dimata cewekmu, tapi, ada hal lain yang lebih penting, yaituuu.... harta buat melangsungkan hidup!! Bagi camer, ini sangatlah penting, apalagi bagi mereka para camer yang mengukur segala sesuatunya dengan nominal... jadi, bijaklah dalam menentukan kata-kata ketika menghadapi camer... hehehehe

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...