Wednesday 8 January 2014

Ris, Inspirasi Perjuangan Tak Kenal Lelah


Diawal kisah., mungkin aku juga harus mengangkat kisah dari seorang anak gunung yang secara perlahan telah bermetamorphosis menjadi kupu-kupu meskipun tidaklah sempurna. Dia adalah seorang anak pucuk gunung yang merambah ke lembah dan mendarat ke dataran rendah landai meliuk-liuk. Wes, wes, wes, opo toh iki. Mending langsung dimulai ae ceritane. Gak usah kakean ulit ngene.
Manjadi Pemateri....
          Oke, daripada mengundang protes, mending langsung saja aku mulai ceritanya. Kali ini aku akan menceritakan tentang sahabatku yang bernama Riswanto. Memang, namanya Cuma segitu, jadi gak ada tambahan lagi. Cuma gelar akademik saja yang jadi tambahan pada namanya yang Cuma segitu itu. Aku gak tahu, gimana awal mulanya aku bisa mempunyai sahabat seperti dia. Namun yang jelas, dia merupakan lulusan yang sama denganku, yakni dari SMA Negeri 1 Pamotan (biasa kami singkat dengan nama SMAPOT). Awalanya aku gak begitu dekat dengan dia. Hanya sekedar tahu saja. Karena aku dari dulu memang gak mau tahu orang lain (sampai sekarang sih juga gitu).
          Aku mulai tahu dia ketika pada waktu kelas 1, guru yang mengampu mata pelajaran bahasa inggris di SMA Pamotan, yakni Bapak Suroto, mengumpulkan anak-anak yang beliau nilai mempunyai kelebihan dalam bidang bahasa inggris untuk dibentuk menjadi sebuah perkumpulan. Dari sanalah aku mulai tahu tentang namanya dan juga orangnya. Terlihat sangar dan galak. Jadi aku wegah saja untuk bergaul. Kumpulanku kan anak-anak yang gila sebangsa leles gitu. Xixixixixi
Tersipu-sipu...Sambutan di PT Sinar Sosro... Narsis Tenan.. hahahah
          Seiring berjalannya waktu, ternyata ketika aku masuk IPA di kelas 3 (terpaksa masuk kesana karena alasan yang membuatku bingung. Karena dengan sadar, formulir pendaftaran jurusan aku pilih jurusan IPS, bukan IPA. Tapi ternyata namaku tercantum didaftar siswa IPA kelas 3 karena dirubah sama bapak kepala Sekolah pada waktu itu), ternyata Ris juga masuk kesana. Dan dari sanalah aku bisa melihat wajahnya yang manis setiap hari. (hhhuuuwwwweeeekkkkkkkkkkk!!!! Cuih, cuih, cuih. Preeetttt!!!).
          Dikelas 3 itu kami semua berkomplot, dan membangun gerombolan yang aneh, yang kadang nurut dengan Bapak/ibu guru, dan kadang gak nurut. Meski lebih banyak gak nurutnya sih waktu itu. Coba bayangin, ketika sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar, komplotan kami dengan diam-diam bermain catur. Sampai akhirnya Pak Eko, yang terkenal ganas mencium gelagat gak bener dari tingkah laku kami dan membongkar kedok penyamaran kami yang dengan rapi sering bermain catur dengan diam-diam. Xixixixi
          Selepas itu, bukannya reda dengan tingkah kejahilan kami, ternyata kami malah lebih nekat lagi dalam beraksi. Dengan dikoordinir oleh Muhammad Hasan Ali (mantan ketua OSIS) dan juga dibendaharai oleh Riswanto (mantan Cover Boy Majalah Hewan Melata), kami beraksi dengan seksama. Karena sekolah kami termasuk sekolah yang asri, maka dikanan kiri kelas 3 IPA (yang sekarang berubah fungsi menjadi kantor guru), tumbuh berbagai macam tanaman. Salah satunya adalah Nangka, yang sudah sejak lama menjadi incaran mata anak-anak kelas kami…
Hehehehe... tetep sederhana...

          Dengan menyatukan tekad, dengan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika, maka kelas kami bergerak dan menuju tempat pohon nangka berada. Sret, sret, sret, berkat Rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, maka rakyat kelas 3 IPA dengan ini menyatakan telah berhasil untuk mengambilalih salah satu buah dari pohon nangka itu, dan menyimpannya dipojokan kelas selama beberapa hari.
          Hari itu… di pelajaran Fisika yang diampu oleh pak Eko.. ditengah keheningan kelas (karena hampir semua makhluk dikelas gak mudheng dengan pelajaran yang dberikan), tiba-tiba..
          “sruk, sruk..” kami mengabaikan suara ini.
          “sruk, sruk..” suara aneh ini datang kembali. Kami masih mangabaikannya karena sibuk dengan urusan masing-masing yakni berpura-pura mengerjakan soal yang sama sekali tidak kami pahami arah dan tujuannya.
          “sruk-sruk....” kami masih dengan setia mengabaikan suara alien yang aneh ini.
          “kalian merasa ada bau nangka gak disini??” tiba-tiba terdengar suara yang mengikuti suara alien barusan. Kami mendongak, dan mendapati bahwa yang mengeluarkan suara aneh seperti alien tadi adalah Pak Eko.
          “ah, ndak pak.. kami ndak merasa bau nangka kok pak..” kami berkilah dan berusaha menutup-nutupi keberadaan nangka yang memang ada dikelas kami pada waktu itu.
          “oh, yasudah.. mungkin nangka dari pohon disebelah ini. Sudah musim sih. Kalian lanjutkan dulu kerjaannya. Bapak mau mencari pak Kir. Siapa tahu memang sudah ada nangka yang matang..”
          “ya paaakkkk!!!” kami menjawab serempak. Semangat kami yang sedari tadi mulai mengendur mulai muncul lagi. Entah apa yang terjadi disekolah kami. Mulai dari kelas 1, 2, hingga kelas 3, pasti akan merasakan semangat yang hebat ketika pelajaran fisika yang diampu pak Eko Kosong. Bahkan, mungkin, mimpi yang paling indah yang dialami oleh siswa disekolah kami adalah kosongnya jam pelajaran Fisika.
          Seperti mendapat kesempatan, maka kami langsung gaduh. Kami takut jika nantinya nangka yang kami simpan ini diketahui oleh pak Eko. Maka diputuskan bersama, dalam selang waktu yang singkat itu, kami bersepakat untuk membelah dan memakan nangka itu bersama-sama. Persetan dengan pelajaran fisika, yang penting, kami ingin segera memindahkan nangka itu ketempat yang lebih aman. Yaitu, kedalam perut kami!!!
Menjadi Pemateri Lagi....

          Sesaat saja nangka sudah terbelah dan dibagikan ke warga kelas 3 IPA. Dengan semangat kebangkitan nasional, kami mulai menggerogoti nangka yang sudah terobek-robek dan terpecah belah itu. Praktis, suasana kelas yang semula tenang, menjadi sangat gaduh dengan suara-suara siswa dan juga suara kerumunan lalat ijo yang ikut nimbrung mencari sisa-sisa nangka korban keganasan kami.
          Namun, kegaduhan mulai mereda ketika dengan tiba-tiba, beberapa teman kami kembali ke tempat duduknya. Tampak rona wajah takut menghiasi diri kami. Tampak disana, didepan pintu ruang kelas, bertengger sosok yang sangat terkenal dikalangan anak-anak SMA Pamotan. Siapakah dia??? Pak Eko!! Iya, pak Eko Is Back!! Beliau sudah kembali dari kepergiannya yang sementara, dan sekarang bercokol didepan pintu kelas kami dengan sorot mata yang sangat keren. Mata merah dengan pandangan tajam!!
          Suasana hening untuk waktu yang lama.. kami semua salah tingkah. Untuk kembali ke bangku masing-masing, sepertinya sudah terlambat. Karena posisi kami yang ada dipojokan selatan, sedangkan kebanyakan dari kami bertempat duduk di pojokan utara. Sedangkan untuk opsi yang lain, yakni, menawari Pak Eko untuk ikutan bergabung mengganyang nangka yang kami belah, tentulah bukan sebuah opsi yang terbaik. Coba aja teman-teman pembaca bayangkan, ketika pak Eko datang dengan mimik wajah yang menyengsarakan kami, kemudian kami mengatakan…
Sambutan di PT Sinar Sosro... menissss...
          “eee… pak Eko… kok udah dateng?? Sini ikutan kami maem nangka yuuukkk…” dengan disertai kedipan-kedipan manja yang terarah pada pak Eko. Pasti kami akan menerima sebuah sambutan yang hebat, yakni, Nafas api dari pak Eko!!!
          “apa ini??” dengan keras suara Pak Eko memecahkan kesunyian kelas kami.
          Kami hanya terdiam, bergidik ngeri dengan nada suara yang menggelegar seperti itu.
          “Pinteeerrrr…. Bukannnya mengerjakan tugas tapi malah pada bergerombol di pojokan!! Balik ke tempat masing-masing!!!”
          Kami berada dalam dilema. Jika kami balik, maka pak Eko akan mengetahui jika nangka yang beliau bau-baui tadi adalah nangka yang ada dikelas kami. Namun demi keamanan kami, maka kami pun menurut saja untuk kembali ke tempat kami. Dan… bisa dipastikan, nangka yang kami kerubuti tadi pun terlihat jelas dimata pak EKo!!
          Spontan kemarahan pak Eko meledak, dan menggagalkan acara makan-makan kami. Tak hanya itu, dihari itu, kami menerima marah dari pak Eko yang menumpahkan seluruh kesumatnya dikelas kami… namun, yang kami sayangkan bukan itu, tapi tentang nasib nangka kami.. kami gak tahu, kemana nangka itu dibawa.. apakah dibuang, ataukah dimakan, kami tak pernah tahu. Nasib nangka kami sangat tidak jelas dan menjadi misteri semisterius Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang keberadaannya tidak jelas hingga hari ini….
          Lalu apa hubungannya dengan Riswanto?? Adaaaaa!!! Karena dialah yang mengetahui tingkat kematangan dari nangka yang kami ambil itu. Sehingga teman-teman sekelas bisa menikmati nangka itu, salah satunya adalah karena andil dari riswanto!! Huwahuwahuwahuwa.
        Sama seperti anak-anak dari daerah gunung lainnya, riswanto dikaruniai dengan fisik yang kuat dan badan yang kekar. tak heran jika di sekolah kami waktu itu, dia menjadi langganan untuk tim bola volley putera di SMA kami (jelas ajalah... dia kan cowok. kalo cewek mah dia ikut menjadi bagian tim bola volley puteri di sekolah kami). sangat berbakat dalam memainkan berbagai macam olahraga. bahkan, ketika diperkuat olehnya, tim bola volley sekolah kami selalu menjadi langganan 4 besar kabupaten dalam setiap perlombaan yang diikuti. bahkan dia juga pernah membawa bangga nama sekolah kami dalam cabang olahraga yang diikuti.. namun sayang, ketika masuk ke dunia perkuliahan, dia memutuskan untuk gantung tangan (meminjam istilah gantung sepatu untuk pesepakbola, gantung sarung tinju untuk petinju, maka mungkin istilah yang tepat untuk pensiun dari dunia pervolian adalah gantung tangan. xixixixi)
           ketika memasuki dunia perkuliahan, tampaknya dia lebih interest dengan dunia diplomasi. dia tercatat merangkap berbagai macam organisasi kemahasiswaan. seingatku dia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa KDK (kegiatan Dakwah Kampus), HMM (Himpunan Mahasiswa Matematika), KOPMA (koperasi Mahasiswa. lewat organisasi inilah dia dikenal berbagai macam elemen kampus dan semakin mengorbitkan namanya sebagai mahasiswa aktivis yang berkompeten). di KOPMA, dia sampai saat ini memegang pemasukan Unit Usaha yang rekornya tak terpecahkan hingga saat ini. ketika unit pertokoan berada dibawah koordinasinya, pemasukan yang didapat berlipat-lipat. jangan tanyakan berapa nominalnya, namun bosoran, kalo untuk membeli sepeda motor sih keuntungannya sudah mendapatkan motor dengan merk yang mumpuni.
              Dan satu hal lagi yang perlu diingat, dia adalah pemegang jabatan Ketua Komisi Pemilu Raya di Universitas, yang bertanggungjawab penuh dengan jalannya sistem demokrasi dikampus kami. heeemmmm..... kurang apalagi ya??? ah kapan-kapan aja lagi. ntar si Ris jadi menringis-meringis waktu liat Postingan ini...
Menjadi Pemateri...

          Yups, itulah sepenggal kisah lama tentang Riswanto. Anak Gunung yang dulu bukanlah siapa-siapa, namun dengan kegigihan dan kerja kerasnya, sekarang dia sudah mulai menapak kesuksesannya. Jika dua atau tiga tahun lalu dia bukanlah siapa-siapa, namun tidak untuk saat ini. Kita harus mengangkat topi, mengapresiasi semua capaian yang telah dia lakukan. Siapa sangka, anak gunung yang dulu menempuh pendidikan di sekolah biasa saja sekelas SMA Pamotan, sekarang mulai menapaki kesuksesan.. saat ini dia menjadi bagian dari PIBLAM (Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat) Universitas Brawijaya Malang... (wooowwwww!!! hassyyeeeemmmbbbb!!! cah iki kreatip tenan).
Nyontek kata-katanya dia ... "ooorrrraaaaa umum!!"
Riswanto Masa kini... Berwibawa...


*oke, cukup sekian, kapan-kapan akan aku ceritakan tentang riswanto yang digodain sama mas-mas (ato mungkin mbak-mbak) bences….

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...