Saturday 2 January 2016

Istri Lebih Kuat Dari Seorang Suami

Selamat sore para makelar. Bagaimana hari-harimu pada hari ini? Apakah sudah mendapatkan meklaran yang menghasilkan? Ataukah belum? Berusaha sajalah semampunya. Bekerja keraslah selalu agar nanti bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (bagi yang sudah berrumah tangga), atau bagi anak dan istri (tentunya yang sudah mempunyai istri. Ingat, istri sendiri lho ya, jangan istri tetangga apalagi istri-istri an yang seringkali didapatkan Cuma dengan main klaim. Kalo situ merasa cowok, nikahilah wanita yang mau menjadi istrimu. Jangan nikahi mereka yang tidak mau menjadi istrimu seperti contohnya istrinya tetangga, istrinya orang lain, kakekmu, kakeknya orang lain atau malah bahkan cowok-cowok lain. :berbusa:)
Terlepas dari salam bagi para makelar diatas, sebenernya tidak ada hubungannya dengan apa yang ingin aku tulis dalamcoretan kali ini. Jangankan mengangkat makelar yang penuh dengan liku-liku dan kehidupan kerasnya yang penuh dengan misteri, buat ngangkat tentang jualan yang caranya terang-terangan aja aku masih belum bisa maksimal. Jadi mohon maaf untuk para makelar, kali ini anda hanya aku jadikan salam saja tanpa ada pembahasan sama sekali tentang dunia permakelaran yang anda jalani. Jadi maaf sekali lagi untuk anda para makelar ataupun yang mempunyai jiwa makelar atau bahkan mengembangkan diri dalam dunia permakelaran dalam proses permakelarisasi (halah mbulet!)
Sengaja kali ini aku membuat trit ini sebagai sebuah tulisan untuk istri tercinta yang sedang mengandung anak kami yang pertama. Kenapa? Karena dia adalah wanita yang tangguh. Sakit yang dia rasakan selalu ditahan sendiri. (Bukankah itu biasa?) iya sih memang bagi beberapa wanita itu merupakan hal yang biasa. Tapi, yang luar biasa adalah, dia menahan sakit yang sering muncul karena si adek bayi yang sering aktif setiap waktu tanpa ada aku! Itulah hebatnya dia! Coba bayangkan.... (ayo mulai bayangin ya. Ingat bayangkan sesuai dengan narasi dan skenario yang aku tuliskan. Jangan bayangin yang bukan-bukan. Bayangin saja yang iya-iya. Dan ingat juga, jangan bayangin yang porno-porno! Dasar otak mesum!)
Sejak kehamilan bulan ke 3 (Bahkan mungkin kurang) dia harus menjalani kehidupannya tanpa aku disampingnya. Bukannya apa-apa, tapi memang karena pekerjaan yang harus memaksa kami untuk berpisah sementara waktu. Dia harus aku titipkan untuk sementara di rumah mertua di luar kota (karena aku merasa lebih tenang jika istriku berada ditempat yang tepat. Karena apa? Karena di keluargaku, aku sudah tidak mempunyai ibu lagi. Sehingga tidak ada yang bisa diajak untuk curhat masalah kewanitaan. Mau curhat sama bapak? Jelas gak mungkin. Curhat sama aku? Malah gak nyambung bellasss dan yang ada tuh nanti malah dia semakin stress kalo curhat sama aku. Curhatnya apa, solusinya apa, tanyanya apa, jawabnya bagaimana. Gak pernah nyambung... Pisss)
Gak Cuma sampai disitu, semua persiapan yeng menyangkut tentang adek bayi nanti, semua dia yang urus. Aku gak pernah tahu apa saja yang harus dipersiapkan ketika kehamilan, ketika menjelang kelahiran hingga setelah melahirkan. Tapi, tau gak, kemarin, bulan ke 7 setelah mitoni (7 bulanan), ketika aku balik ke rumah mertua, semua pernak-pernik bayi sudah dia persiapkan tanpa ada perkecualian. Ranjang bayi, selimut bayi, baju-baju bayi, popok, minyak-minyak sampai angsul-angsul (itu lho yang diberikan kepada mereka yang tilik bayi) semuanya sudah siap. Tentunya aku dengan pikiranku yang terbatas ini gak akan mampu berpikir sampai sejauh itu. Bagaimana? Hebat kan istriku si calon ibu yang keren itu??
*ini masih dalam bayangan teman-teman ya... ketika pekerjaanku mendapatkan jatah libur 2 minggu, ternyata waktu libur pun aku tidak bisa menemui dan menemani istriku serta calon anakku secara maksimal. Dari 14 hari yang disediakan, aku hanya bisa menemaninya selama 3 hari terakhir saja. Benar-benar suami yang tidak bisa dicontoh dan jangan pernah mencontoh ya. Jadi bayangin aja bagaimana beratnya menjadi istri yang harus menahan keanehan yang dimiliki oleh suaminya. (baca = keanehanku yang begitu mendalam dan tersebar dalam setiap detak nafas yang menggebu. Halah.)
Apa sih yang diharapkan oleh seorang calon ayah dalam menantikan kelahiran anak pertamanya? Meskipun aku termasuk calon ayah yang sangat aneh (bahkan multi aneh karena memang sudah aneh dari sononya), tapi aku juga bisa berpikir dengan normal jika nantinya menginginkan anakku terlahir dengan normal, sehat ibu dan bayinya, tidak kurang suatu apapun, dan tentunya cerdas luar biasa baik dalam ilmu agama ataupun sains. Seperti hari ini, seharian aku merasakan kebahagiaan yang sangat ketika mengetahui hasil tes laboratorium yang dijalani istri. (ketika usia kehamilan memasuki usia tua, memang kita dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya). Seharian ini kami muter-muter kota tuban untuk melakukan tes laborat. Bukan hanya di satu laborat saja, namun langsung di dua laboratorium sekaligus.
Yang pertama kami melakukan pemeriksaan di “Viva”. (ini rekomendasi dari dokter keluarga. Biaya dari tes ini di cover oleh BPJS. Terlepas dari polemik yang terjadi, tapi setidaknya kami merasakan dampak positif dari adanya BPJS ini. Terima kasih untuk BPJS untuk gratisannya.... *tiap bulan mbayar wooeeeyyy!!). hasil tes dari tempat ini bisa kita langsung terima dalam waktu 30 menit. Jadi bisa ditunggu hasilnya ditempat.
Selesai dari Viva, kami langsung memutar ke “Populer” untuk melakukan tes yang ke 2. Tes ini kami lakukan dengan mandiri, tidak tercover oleh BPJS. Meski harus keluar biaya tambahan untuk tes ini, namun tak apa-apa dong. Kan buat anak dan istri sendiri. Namun sayangnya tes disini memerlukan waktu yang agak lama. Kami masuk kesana sekitar pukul 11 siang dan baru dapat kami ambil hasil tesnya pada pukul 15.00. tak apalah kita bisa pulang dulu dan beristirahat.
Sebenernya ada rasa cemas dengan hasil yang akan kami terima dari populer. Kami kawatir akan terjadi ah, apalah itu. Ah mbuh ah.... dan syukurlah, ketika kami menerima hasil tes dari 2 klinik yang mengadakan tes itu, alhamdulillah semuanya dalam keadaan normal. Baik ibu dan bayinya. Senangnya hatiku... lega. Tentu saja. Ayah mana yang tak lega ketika mendengar keadaan istri dan anaknya sehat tak kurang suatu apapun tanpa ada hal yang perlu dikawatirkan?

Ahhh, cerita ini membuktikan bahwa istriku memang seorang jagoan yang sangat handal. Bisa mengatasi berbagai rintangan yang selalu saja menghadang. Dan satu lagi, seorang istri belum tentu di alebih lemah daripada suami. Camkan itu anak muda!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...