Friday 29 January 2016

Kisah Inspiratif : Ayah, Anak dan Burung Gereja

Kali ini, aku akan Menceritakan kisah inspiratif tentang Seorang Ayah, Anak , Dan Burung Gereja. Mengapa memilih ayah? Karena ibuku telah pergi mendahului kami, dan sekarang hanya sosok ayah yang masih dapat aku lihat, aku pandangi, dan aku cium kedua tangannya...


Di depan halaman di bawah pohon seorang ayah dan anak sedang duduk berdua di bawah pohon besar. beberapa waktu kemudian, hinggaplah seekor burung gereja.
Sang Ayah Pun Bertanya Kepada Anaknya yang tengah serius membaca koran..
“Nak Itu Apa”
Sang Anak mendongak dan menjawab pertanyaan ayahnya..
“Itu burung gereja ayah”
Sang ayah pun bertanya lagi
“Nak itu apa”
Sang Anak Pun Menjawab tanpa menoleh...
“Itu burung gereja ayaaah”
dan sekian kali nya sang ayah bertanya
“nak itu apa”
sang anak pun emosi dengan pertanyaan sang ayah yang berkali-kali mengajukan pertanyaan yang sama. Dia menjawab dengan nada tinggi.
“itu burung gereja ayaaah! apa ayah suda pikun apa?”
sang ayah pun terdiam sejenak lalu beranjak pergi meninggalkan anaknya yang masih membaca koran dengan serius. Tak berapa lama kemudian, sang ayah kembali..
“Nak buka buku ini lalu bacalah...” kata sang ayah sambil mengulurkan sebuah buku tua.
Sang anak pun dengan heran membuka buku pemberian ayahnya itu dan mulai membaca buku tua yang ternyata adalah buku catatan usang milik sang ayah..
Sore itu, aku mengajak anakku bermain dibawah pohon besar di dekat rumah. Betapa senangnya hatiku ketika mendengarnya mulai berceloteh menceritakan apa saja yang dia ketahui. Hingga akhirnya dia bertanya tentang burung-burung yang sore itu berkeliaran disekitar pohon tempat kami berada... "ayah itu apa" ayah pun menjawab itu burung gereja nak...” dia bertanya lagi "ayah itu apa" ayah pun menjawab dengan penuh kasih sayang "itu burung gereja anak ku sayang" ayah selalu menjawab beribu pertanyaan darinya sebagai anak ayah, ayah selalu menjawab dengan penuh kasih sayang dan dengan tulus ikhlas, tanpa mengharapkan apapun dari setiap jawaban yang ayah berikan kecuali bertambahnya pengetahuan yang dia miliki...
Setelah membaca buku catatan ayahnya, sang anak memandang lekat-lekat pada wajah menua yang tak jauh darinya. Sesaat kemudian, dia memeluk erat ayahnya tanpa ada kata yang mampu dia ucapkan lagi... hanya isak tangis yang mampu ia perdengarkan, menyadari kesalahan yang telah ia perbuat...

Meski tak menunjukkan dengan lugas, seorang ayah tetaplah seorang ayah yang menyayangi dan menyelimutkan segala kasih sayangnya pada sang buah hati. Meski tanpa menunjukkannya dengan terbuka, seorang ayah tetaplah akan selalu memperhatikan segala apa yang dilakukan oleh buah hatinya, walau dia dalam keadaan terlihat diam...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...