Setiap
memasuki bulan agustus, semua warga negara (dan juga yang Cuma mengaku sebagai
warga negara ) indonesia, pasti sibuk dengan kegiatan untuk menyambut
kemerdekaan. Ini sangat wajar, karena memang sekarang hukumnya wajib bagi kita
untuk ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperingati
kemerdekaan. Gak peduli tua, muda, besar, kecil, kaya, miskin, semua membaur
menjadi satu dalam kemeriahan peringatan itu.
Persiapan Karnaval |
Banyak
kegiatan yang bisa dilakukan. Mulai lomba makan kerupuk, lomba balap karung,
panjat pinang, sampai kegiatan yang sifatnya agak modern seperti “ndangdhutan”
dan karnaval. Setiap warga negara juga berhak untuk ikut serta dalam kegiatan
ini. Tidak ada pengecualian. Selain itu, setiap warga negara juga mempunyai hak
untuk ikut kegiatan sesuai dengan yang dia bisa. Yang punya karung bisa ikut
lomba balap karung, yang doyan makan kerupuk bisa ikut lomba makan kerupuk,
yang hobi nyolongin mangga tetangga bisa ikutan lomba panjat pinang, yang hobi
menyamar bisa ikutan karnaval dengan berdandan menjadi yang dia pengen, dan
yang hobi ngintip bisa ikutan menjadi penonton saja dalam setiap lomba yang
diadakan. –gak ada harapan sama sekali-
Sedari
kecil aku juga sudah sangat berbakat dalam keaktifan mengikuti kegiatan
menjelang Tujuhbelasan. Iya, di negaraku memang lebih terkenal istilah
tujuhbelasan daripada 17 agustus. Temen-temen pembaca sudah tahu kan apa itu
tujuhbelasan?? Jangan sampai kejadian konyol seperti ini berulang:
X : eh,
ayo ikut tujuhbelasan yuk!
Y : ayok!
Tapi ngomong-ngomong, tujuhbelasan itu hari apa ya??
X : itu,
17 agustus.
Y : iya,
17 Agustus itu tanggal berapa ya??
X :
.....?????!!!!!XKXLJFJDEWDKM
Nah lho,
parah kan?? Masak sebagai warga negara indonesia kita gak tahu 17 Agustus itu
tanggal berapa?? Kalo gak tahu 17 agustus itu tanggal berapa, wajib dipiara dan
dikandangin tuh orang. Masukkan dalam lemari kaca, dan beri tulisan gedhe-gedhe
di kacanya dengan kata-kata “Manula”, -Manusia Langka-.
Sedari
kecil, aku sudah terbiasa untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan
tujuhbelasan. Yang paling sering sih sebagai peserta karnaval, dengan dandanan
yang paling gak necis diantara temen-temen yang ikutan. Jika yang lain selalu
berdandan dengan penuh keyakinan dalam setiap kegiatan karnaval, tidak demikian
halnya dengan aku. Aku dandan menjadi sesuatu yang lumayan banget –lumayan buat
digebukin-Yaitu, selalu sebagai atlit olah raga!! Sumpah, enak banget dandan
sebagai atlit olah raga ini. Kita sama sekali gak perlu mengeluarkan modal.
Karena, sewaktu SD dulu, untuk menjadi atlit olahraga dalam setiap kegiatan
karnaval yang dilaksanakan, kita Cuma perlu menyiapkan kaos olah raga (yang
dipakai sewaktu pelajaran olah raga), celana pendek (bisa celana olah raga,
bisa juga celana sekolah yang berwarna merah atau putih), kaus kaki dan sepatu
(keduanya juga dipakai setiap hari kalo lagi sekolah). Nah, selesai deh kita
berdandan ala atlit olah raga. Kalo ingin lebih lengkap dikit, bisa bawa raket,
bola, ato bed untuk bermain tenis meja itu. Dan Itupun juga hasil pinjeman dari
sekolah..
Pakaian Adat, Selalu Dinanti para penonton.. |
Pakaian Adat 2.. |
Tentara Mataram |
Namun
konsekuensinya adalah, dengan dandanan yang sesederhana itu, jangan harap mata
para penonton akan tertuju pada kita. Para penonton yang berjajar di pinggir
jalan sepanjang jalur karnaval, pasti akan lebih tertarik untuk melihat para
peserta yang berdandan dengan modal tinggi seperti mereka yang berdandan ala
pakaian daerah, tentara, atau minimal berdandan yang beda dengan yang lainnya
lah. Mereka akan berdecak kagum ketika rombongan peserta dengan pakaian adat
daerah di indonesia (biasanya di tempatkan pada deretan paling depan dari
rombongan karnaval). Mereka akan ternganga menikmati keindahan pakaian yang
dikenakan oleh para peserta, sampai terkadang mereka berdecak kagum dibuatnya.
Ketika semua rombongan yang bagus-bagus sudah lewat, dan tinggal rombongan yang
menggunakan seragam atlit olah raga (biasanya ditempatkan dalam kelompok paling
akhir), sebagian besar penonton hampir bisa dipastikan sudah pada bubar. Hanya
tersisa sebagian penonton yang masih setia di pinggir jalan. Jangan
menyimpulkan kalo mereka tetap disana karena ingin melihat rombongan kami,
mereka tetap disana juga mungkin karena lagi shock melihat rombongan yang
sangat biasa-biasa saja, sehingga saking shock nya, untuk bergerak saja mereka
sudah malas.
Rombongan
yang menjadi atlit olah raga, gimanapun menariknya tak akan mampu mengalahkan
daya tarik dari mereka yang menggunakan pakaian adat yang bagus-bagus. Jangan
harap para penonton akan menoleh pada kita. Kalopun mereka menoleh, pasti
dengan gerakan yang tak akan selalu sama, yakni mengelus dada dan spontan
mengucapkan “astaghfirullahhal adziiiimmm.... makhluk apa ini ya Allahh... kok
ada ya makhluk hemaprodit seperti ini??!!!”.
Dandan Jadi Item -halah- selese kemah langsung gini... |
Pemberani... berani selpi sama pocong -jangan dikomen itemnya, baru selese kemah yaaa... |
Mungkin
satu-satunya cara bagi kelompok yang berdandan menjadi atlit olahraga untuk
mendapatkan perhatian para penonton adalah dengan cara selalu tersenyum. Bukan
hanya tersenyum, itu pun harus diikuti dengan gerakan-gerakan bernyanyi
keras-keras, berteriak-teriak kayak orang kesambet, berguling-guling di
jalanan, kemudian buka baju satu persatu, berjoget-joget kekiri dan kekanan dan
tak lupa tunjuk-tunjukin tititnya seperti orang gila yang agak waras namun
kembali gila lagi setelah kehabisan obat. –jangan ditiru, adegan berbahaya-
Yah,
kadang memang kita merasakan dunia ini tak adil. Namun tidak semuanya benar
lho. Para peserta karnaval yang memakai baju bagus-bagus, berjalan anggun,
pelan-pelan, dan selalu menjadi pusat perhatian para penonton tak selamanya
enak. Ada satu waktu ketika para peserta dengan dandanan yang sangat biasa plus
gak modal mendapatkan manfaat dari dandanannya. Yakni ketika hari mendung, dan
mendadak turun hujan. Mereka yang berdandan sebagai atlit olahraga pasti dengan
cepat bisa mencari tempat untuk berteduh, karena mereka tinggal berlari. Bahkan
jika perlu, langsung saja berlari pulang. Sedangkan untuk mereka yang berdandan
pakaian adat tadi harus minta bantuan orang lain untuk sekedar bisa berjalan cepat.
Merka harus mencincing, minta digendong, atau bahkan nangis dulu dan
berguling-guling ditengah jalan biar ditolong oleh orang lain biar bisa
berteduh. Allah memang maha adil. Disatu sisi Dia memberikan keindahan bagi
setiap mata memandang, tapi keindahan itu diwaktu tertentu tak berguna bagi
penyandangnya, dan disisi lain Dia memberikan sesuatu yang biasa pada yang lain
sehingga tak mampu menarik minat bagi yang melihatnya, namun, sesuatu yang
biasa itu sungguh sangat bermanfaat ketika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. (mantap sekali kata-kataku ya.. hampir nyaingi Bapak Mario
Teguh...)
Jadi
kesimpulannya adalah, ketika menurut kita, sesuatu tersebut adalah baik, belum
tentu hal itu baik, ketika menurut kita itu biasa saja, belum tentu tak ada manfaatnya.
Karena Tuhan menciptakan segala sesuatu secara seimbang. Hal-hal yang baik,
pasti mempunyai kekurangan, dan sesuatu yang kurang mempunyai pesona, pasti
memiliki kelebihan masing-masing..
Back to
the topic, -keminggris gayane-. Mungkin dulu, duluuuuuu sekali ketika aku masih
menjadi siswa dari sekolah dasarku, para guru begitu sesak dadanya ketika
melihat dandanan kami yang dari tahun ke tahun selalu begitu-begitu saja. Tidak
kompetitif dan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap peserta lain dalam
karnaval yang diadakan. Mungkin para guruku dulu menahan-nahan diri untuk tidak
memulangkan kami lebih cepat dalam karnaval karena pakaian yang kami kenakan sangat
diluar batas kewajaran nalar manusia normal. –pakaian olah raga yang sangat
biasa-biasa saja. Bahkan kadang sudah lusuh karena sering dipakai dirumah
padahal tidak sedang berolah raga. Maklum lah pakaian multifungsi dan
multiguna, selain dipakai untuk pelajaran olah raga, kaos itu pun juga dipakai
di rumah untuk bermain, tidur, belajar, dan segalanya. Terkadang malah dipakai
buat mandi segala. Jadi wajar lah kalau sampai lusuh gitu-.
Namun sepertinya
kesabaran guru-guruku dulu, terbalas dalam era modern ini. Tau gak, karena dulu
aku suka memakai pakaian yang biasa aja dalam kegiatan karnaval, maka.... Tuhan
membalasnya dengan jalan yang serupa! Anak-anak disekolah yang saat ini aku
mengabdi, ternyata juga hobi mengikuti karnaval dengan pakaian seadanyaaaaa....
memang, hidup itu penuh dengan keadilan, apa yang tidak terbalaskan dahulu,
mungkin akan terbalaskan saat ini atau nanti.. jadi, selamat hari kemerdekaan
ke 70 tahun indonesiaku, terima kasih para pejuang, terima kasih untuk para
veteran, dan terima kasih Tuhan yang maha kuasa atas segala rahmat yang telah
diberikan dalam memerdekakan negara kami. Salam Olah raga!! –agak nyambung kalo
ini.
Anak-anak sekolahku... malah lebih bebas.. hikssss |
yang penting kacamata... |
Mulung juga ternyata.. hadeeehhh... |
No comments:
Post a Comment