Selamat berhari ini para pembaca
yang budiman. Bagaimanakah kabar anda semua? Baik-baik sajakah? Ataukah kurang
baik? Ataukah tiga perempat baik? Atau mungkin setengah baik? Atau sepersekian
baiknya? *maaf, ngelantur. Sebenernya lagi gak pengen ngelantur, tapi memang
dasarnya selalu ngelantur kalo nulis ya jadinya ngelantur. Mohon maaf buat yang
tidak berkenan, mohon maafkan aku, dan jika masih ada yang belum berkenan
memaafkan, mohon dilampiaskan saja pada tetangga atau temen-temenku yang tidak
tahu apa-apa.. *ndeehhh?? Maksudte piye iki?
Begini, aku sengaja bikin
poetingan ini karena selama beberapa waktu kepikiran terus tentang salah satu
bakatku yang sudah lama terpendam. Jika dulu pembaca disini aku cekokin dengan
kisah hebatku ketika bermain sepakbola (Hingga pembaca disini mual-mual dan ada
beberapa yang muntah-muntah... :berbusa: ), kali ini aku akan membuka sisi
lainku yang memang sangat penuh dengan potensi. Masih bingung? Bentar-bentar,
aku jabarin sedikit pokok permasalahannya..
Sejatinya, aku yang dikenal di
dunia persilatan sebagai salah satu musuh dragon ball ini.... *skip... gak
jadi! Ngaco nih orang nulisnya...
Sebenerya... *ini nih yang mulai
bener hawa-hawanya... sebenernya, aku yang dulu bukanlah yang sekarang....
*skip lagi! Malah tambah ngaco nih orang.. ente niat nulis cerita kagak sih
kong? *teriak Mael, musuh utama dalam mitologi hercules dan tugas yang tak
terselesaikan.. apa perlu aku bakar menyan dulu biar kamu gak ngaco kayak gini?
*teriak tukim yang sebenernya adalah monster Sukomon..
Skip...
Kosong....
Yap kita mulai lagi, gak usah deh
kita bahas si Mael dan tukim yang sebenernya merupakan makhluk absurd (tepatnya
astral) yang seringkali muncul dalam cerita-ceritaku dulu...
Temen-temenku yang sekarang
tahunya aku hanyalah seorang blogger kelas teri yang tidak bisa apa-apa dan
belum mampu menghasilkan apa-apa. Sebagian kecil juga tahu jika aku dulunya
adalah pemain sepakbola yang selalu gagal dan tidak pernah diajak berlatih
tanding melawan tim manapun (bahkan termasuk melawan tim para wanita, waria atau anak kecil sekalipun, atau
malah yang parah, tim ecek-ecek juga aku gak diajak main) meski selalu menjadi orang pertama yang hadir dalam
latihan... nah, mungkin saat ini mungkin adalah waktu yang paling tepat untuk
membuka rahasiaku yang dulu. Dimana aku memang selalu menjadi anak yang diciptakan
Tuhan dengan penuh bakat dan multitalenta...
Aku bersyukur docoptakan Tuhan
sebgai makhluk yang penuh dengan potensi, dan lengkap dengan segala talenta. Termasuk...
potensiku untuk bermain band.. *gila lu broo? Situ bisa maen Band? Bukannya
situ alergi kalo ketemu sama senar gitar gara-gara pernah terjerat di leher?
Ini band beneran kan? Bukan band anak-anak? Atau band kasidahan yang anggotanya
ibu-ibu pengajian? Ini pasti band sejenis marawis kan?
Stop! Stoooppppp!!! Kalian jangan
menjudge aku dengan hal-hal aneh seperti itu kenapa sih? Sebelum kalian tahu
dengan kejadian yang sebenarnya!
Skip...
Lanjut lagi ya ceritanya. Abaikan
mereka yang selalu saja meremehkan kemampuanku seperti itu...
Iya, seperti telah aku cerutakan
secara sekilas di atas tadi, bahwa sebenernya aku juga mempunyai talenta
sebagai seorang seniman. Tepatnya sebagai seorang pemain band. Dan pasti kalian
(yang suka menghina aku) pada gak yakin kan kalo aku dulu juga mempunyai band?
Haha, kalian akan terpesona dengan ceritaku kali ini!
Alkisah -heleh- cerita ini
diawali ketika aku masih duduk di bangku SMP. SMP 1 tepatnya.. SMP 1 di
tempatku.. disana, sebagai seorang anak dengan intelligensi yang luar biasa
(menurut klaim diri sendiri), aku, selain sekolah dengan rajin, juga mulai
ikut-ikutan ekstrakurikuler. Berhubung saat itu aku juga sudah mengikuti
kegiatan sepak bola di sekitar tempat tinggalku, maka di sekolah aku pun
mengikuti ekstrakurikuler yang berhubungan dengan seni. Maka, perencanaan pun
mulai aku lakukan...
Misi Pertama... mengikuti seleksi Regu Paduan
Suara.
Misi ini sepertinya akan berjalan dengan lancar.
Secara sedari lahir, aku memang sudah dikaruniai bakat yang luar biasa dalam
olah vokal. Jadi, aku yakin pasti akan lolos dalam seleksi paduan suara ini...
Hari
yang ditunggu pun tiba. Kami untuk pertama kalinya deseleksi secara general dan
menyeluruh untuk dicari suara-suara yang pas. Note : ini pas, bukan pals. So,
aku yang sudah sering nyanyi dikamar mandi pun dengan pede menyanyikan lagu
indonesia raya. Biar gak bingung, para pembaca coba bayangkan, dua ratusan anak
dijajarkan di aula, dengan 10 Saf, dan diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia
Raya bersama sama. Sedangkan tim Juri, mereka tidak duduk, melainkan berjalan
berputar mengeluarkan anak yang dinilai suaranya tidak memenuhi standar minimal
untuk masuk dalam tim paduan suara sekolah kami.
Terlihat,
sudah beberapa anak dibarisan depan yang didekati sama tim juri dan dikeluarkan
dari barisan. Ahaaa, selamat! Anda belum berhasil masuk dalam tim paduan suara
sekolah ini! Suara pas-pasan aja kok mau bergaya ikutan tim paduan suara?
Hahay, rasain kau! *kataku, tapi dalam hati... ya iyalah dalam hati.. kan posisi
lagi menyanyi brooo!
Kembali
aku berkonsentrasi demi mendapatkan slot tempat dalam tim padus. Tim juri
semakin beringas. Menggila dengan kesemena-mena-annya dan
kesewenang-wenangannya dalam mengeluarkan anak-anak dengan potensi pas-pasan.
Untung saja aku ada dibaris yang paling belakang, jadi masih bisa memasang
strategi untuk mengeluarkan suara terindahku ketika jurinya mendekat..
Apakah yang terjadi selanjutnya? Bersambung dulu
ya....
No comments:
Post a Comment