Tuesday, 16 June 2015

Timnas u-23 Babak Belur di Sea Games 2015, waktunya PSSI Dirombak Total.

          
Mengenaskan. Mungkin itulah yang bisa kita katakan ketika melihat perjalanan timnas u23 kita yang berlaga di Sea Games 2015 Singapura ini. Penurunan prestasi yang sangat mencolokdapat kita rasakan dicabang sepakbola yang selama ini selalu kering prestasi di tingkat internasional. Jika dua kali pergelaran Sea Games kemarin (Sea Games palembang-jakarta 2011 dan Sea Games Myanmar 2013), kita masih mampu meraih medali perak, namun untuk Sea Games Singapura kali ini untuk merebut medali perunggu pun kita kesulitan.
          Tampil dengan mengusung harapan dan juga beban yang tinggi (timnas kita dibebani untuk bisa meraih medali emas pertama semenjak 1991 di cabang sepakbola), para pemain tak mampu tampil lepas. Di laga perdana mereka ditekuk myanmar dengan skor mencolok 2-4. Seperti kita tahu, Myanmar adalah lawan yang mereka singkirkan pada Sea Games sebelumnya, namun di Sea Games kali ini, mereka berbalik mengalahkan Indonesia. Di laga kedua, ketiga, dan ke empat (masing-masing melawan Kamboja, Filipina dan tuan rumah Singapura), tim garuda muda tampil impresif dan memenangkan laga dengan skor 6-1 (Kamboja), 2-0 (filipina), dan 1-0 (Singapura). Namun diatas kertas, ketiga lawan tersebut adalah tim yang kekuatannya sepadan atau bahkan dibawah level timnas Indonesia. Ketika berhadapan dengan thailand di semifinal, timnas Indonesia dilumat dengan skor 0-5, dan pada perebutan tempat ketiga, hanya dalam tempo 45 menit (babak pertama), gawang Indonesia sudah harus kebobolan 4 gol tanpa balas. Dan derita itu dilengkapi dengan tambahan 1 gol lagi di babak kedua, sehingga margin skor antara Indonesia dan Vietnam menjadi 0-5. Sangat sulit untuk menerimanya...

          Kita tidak bisa menyalahkan pemain, namun, yang menjadi sorotan masyarakat adalah, ini merupakan pertandingan terakhir yang bakal dijalani timnas sepakbola Indonesia sebelum sanksi fifa dicabut. Sangat membuat luka bagi para pemain, dan juga para pendukung timnas tentunya. Memang, perlu diadakan perombakan total di tubuh PSSI. Karena masyarakat menginginkan prestasi, bukan hanya bertanding di tingkat internasional, namun lebih sering kalah daripada menangnya. Belum lagi kebijakan PSSI yang mengangkat Aji Santoso sebagai pelatih timnas kali ini. Entah apa alasannya, namun masyarakat masih belum sepenuhnya rela jika timnas u-19 sang garuda jaya dengan pelatih Indra Sjafri-nya, ditendang begitu saja dan digantikan oleh sosok pelatih yang belum teruji kredibilitasnya. Maaf bukannya menjelek-jelekkan Aji Santoso yang sudah bekerja begitu keras guna mewujudkan impian emas Sea Games yang sudah begitu lama di idam-idamkan oleh masyarakat Indonesia, namun, gaya main yang diperagakan oleh anak didik aji, tidak seatraktif ketika timnas u19 garuda jaya dilatih oleh Indra Sjafri. Pola main yang jelas,daya juang yang maksimal, dan yang tak kalah penting adalah, pemilihan pemain yang pas bagi setiap posisi yang diinginkan oleh pelatih.


          Coba lihat gaya main timnas u23 sekarang. Tidak ada penguasaan lini tengah, tidak ada tusukan dari sayap khas Maldini Pali dan tidak ada sprint pantang menyerah layaknya Ilhamuddin. Di lini tengah, Zulfiandi, Paolo Oktavianus, dan Evan Dimas Seakan kehilangan Peran seperti di timnas u19 dulu. Memang, di timnas u23 saat ini ada pemain-pemain yang sama dengan mereka yang bermain di u19, tapi strategi yang diterapkan oleh pelatih, tentunya berbeda, dan banyak ketidakjelasannya. Ini pula yang membuat Indonesia kehabisan ide ketika berhadapan dengan lawan yang sepadan. Pola permainan Indonesia di Sea Games kali ini belum memiliki kejelasan alur, tidak efektif, dan yang jelas sangat tidak mencerminkan sepakbola Indonesia yang atraktif dengan umpan-umpan pendek 1-2 seperti yang diterapkan oleh anak asuh Indra Sjafri dulu.



          Yap, untuk saat ini, Indonesia memang tengah hancur di sepakbolanya. Namun siapa tahu? Mungkin saja nanti akan ada perubahan dari pihak kementerian atau pemerintahan untuk memperbaiki kinerja para pengurus PSSI agar lebih memperhatikan prestasi daripada pelanggengan kekuasaan dan jabatan. Tulisan ini hanyalah suara hati yang menginginkan sepakbola Indonesia maju, berprestasi, dan membanggakan. Tidak ada kepentingan apapun dalam tulisan ini selain bangkitnya sepakbola Indonesia. Kami rindu pelatih seperti Indra Sjafri, kami rindu permainan sepakbola atraktif sepertimana diperagakan oleh timnas u-19, dan tentunya kami masih menyimpan pertanyaan besar kepada PSSI, mengapa Indra Sjafri diberhentikan dan mengapa Aji Santoso dipertahankan? Rombak PSSI!! Jauhkan dari politik dan orang-orang yang tidak berkompeten!!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...