bagi yang belum membaca Seri Sebelumnya, silahkan membaca disini nih...
Untuk yang belum baca Bagian Pertama, silahkan datang disini ajah...
Jam 3 sore, aku kembali
lagi kerumah embah. Seperti biasanya, ketika tiba disana aku berteriak-teriak
seperti orang sarap yang baru saja kehilangan sandal bututnya.
“Pamaaaannnn....”
Tak ada
sahutan.
“Pamaaaannnnnnnnn....!!!!”
teriakku lebih keras lagi.
Masih tak
ada sahutan apapun.
“Pamaaaaannnnn..............!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
kali ini jauh lebih keras lagi. Jika yang pertama dan kedua masih ada nada
dasarnya, yakni di C kress dan C-bol, maka di teriakan ketiga sama sekali gak
ada nada yang bisa menyamainya. Murni teriak-teriak khas orang gila yang mau
disunat.
Cerianya Anak Kecil... (pict from Yunia Supratiwi) |
Masih
tetep gak ada jawaban. Aku penasaran, apakah gerangan yang terjadi sehingga
rumah embah terlihat sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Memang, Embah gak
ada dirumah, dan bisa kupastikan, embah pasti lagi ngegosip dirumah tetangga.
Walaupun sudah uzur, tapi jiwa muda dari embahku tetap terjaga lho. Update
sinetron selalu diikuti, dan juga berita-berita tentang selebritis pun gak
kalah tahunya sama yang muda-muda.
Celingak-celinguk,
tolah-toleh gak ada orang. Semua kamar terbuka, kecuali satu kamar.. kamarnya
pamanku!!! Apa yang terjadi?? Apakah pamanku disekap dikamarnya sendiri??
Apakah pamanku diculik oleh orang yang gak punya tempat untuk menyekapnya
sampai-sampai harus menggunakan kamar paman untuk menawannya?? Tanpa pikir panjang,
aku langsung bertindak. Pintu kamar paman aku pukul-pukul, dan aku
tendang-tendang sambil teriak-teriak memanggil paman.
Brak!!
Brak!! Brak!!! Jedhug!! Jedhug!! Jedhug!!! Dog!! Dog!! Dog!! Aku membabi buta
dalam memukul, menendang, dan mendobrak-dobrak pintu kamar paman.
Sampai
akhirnya aksiku terhenti.....
Kriieeeettttt........
Suara pintu kamar pamanku
dibuka, dan sesosok kepala melongok keluar melihat tingkahku. “ada apa heh??
Huuwwaaaaaahhhhhhh...” paman bertanya dengan uap-an yang lumayan panjang. Sepertinya
dia kecapekan, dan tidur dikamarnya. Dengan keluarnya paman dari dalam kamar,
maka ada 2 hal yang melegakanku.
1.
Hipotesisku tentang penculikan paman ternyata
salah besar, dan besar salahnya, dan.
2.
Kesempatan bagiku terbuka lebar untuk bertanya tentang
cita-cita apa yang terbaik untuk aku ketika besar nanti..
“heh! Ada apa??” ulang pamanku. “ganggu orang lagi bubuk
aja..”. paman menggerutu, dan wajah sebal mulai nampak. Sebagai keponakan yang
tahu kondisi, maka aku pun bertanya dengan singkat, padat dan jelas.
“Cuma mau
bertanya..”
“apa???”
“cita-cita yang
bagus untukku apa ya??”
“hem???
Hooooaaaaaammmmmmm!!” menjawab dengan tambahan menguap lagi.
“apa??”
“cita-cita paman..
untuk aku..”
“hhooooaaaammmmm...
kalo ditanya cita-cita, bilang aja ma gurumu... hooooaaaammmmmm.... bilang
cita-citamu menjadi ibu rumah tangga ato hooooaaaammmmmmm.... Koordinator
PKK....”
“udah ah, aku mau
tidur lagi..” paman berlalu dengan wajah manyun masih menghiasi raut mukanya.
Tampaknya aku telah mengganggu waktu istirahatnya.
Jleb!!! Pintu kamar paman ditutup. Aku terpaku merenungkan
jawaban yang diberikan oleh paman. Yaaa... 2 cita-cita sekaligus. Menjadi ibu
rumah tangga, atau koordinator PKK. Pasti wali kelasku akan bangga denganku
besok ketika aku memberitahukan cita-cita yang ingin aku capai nanti ketika
dewasa.
Xixixixixixi |
Keesokan harinya, tampaknya kelas
sudah tak sabar lagi untuk mendengar jawabanku tentang cita-cita. Merasa paling
pintar sendiri, aku dengan yakin menantikan pertanyaan dari wali kelasku. Untuk
beberapa saat, aku menahan diri untuk tidak menarik perhatian kalo aku ingin
sekali ditanyai tentang cita-citaku. Sampai akhirnya, waktu yang aku tunggu pun
tiba. Aku ditanyai oleh wali kelasku. Yaa, akhirnya aku ditanyai oleh wali
kelasku yang berkenaan dengan cita-cita.
‘’gimana fuad?? Sudah mendapatkan
cita-cita yang sesuai untukmu??”
“sudah bu!” aku jawab dengan jawaban
yang singkat, padat, jelas, plus mantap.
“apa coba??”
“nanti, jika aku besar, aku pengen
menjadi ibu rumah tangga sekaligus koordinator PKK!!”
“Ha!!!!???” pekik tertahan dari wali
kelasku membuat aku sedikit ragu dengan cita-cita yang dianjurkan oleh pamanku
kemarin.
“darimana kamu dapat cita-cita itu??”
“dari paman bu..”
“bener pamanmu bilang kayak gitu??”
Aku semakin merasa ragu dengan cita-cita yang dipilihkan paman
untukku.
“pengen jadi ibu rumah tangga??”
Aku hanya mengangguk kecil.
“dan koordinator PKK??”
Aku Cuma bisa meringis. Tampaknya, aku salah lagi dalam
mengucapkan cita-citaku..
Untuk menghindarkan diriku dari tindakan
tuduhan yang pasti akan semakin membuatku kehilangan gender dan kehormatanku
sebagai cowok, aku pun menceritakan semuanya. Tentang paman, tentang cita-cita
darinya, dan semuanya.
Mendengar ceritaku, wali kelasku tak
bisa menahan tawa yang semula ditahan dengan sekuat tenaga. Dan setelah tawanya
mereda, diterangkannya padaku..
“ibu rumah tangga itu untuk cewek..
untuk ibu-ibu yang kerjaane dirumah, mengurusi rumah...”
Ibu Rumah Tangga.... |
Karena aku termasuk anak yang relatif pintar, maka aku pun
segera mengambil kesimpulan, siapa itu yang dimaksud dengan ibu rumah tangga.
Dengan keterangan yang diperoleh dari wali kelasku, aku menyimpulkan, ibu rumah
tangga adalah ibu-ibu pengangguran yang kerjaannya menggosip dirumah tetangga
sambil kadang-kadang petan (mencari kutu rambut).
“sedangkan koordinator PKK, atau PKK,
itu kumpulan ibu-ibu yang sering melakukan kegiatan bersama-sama...”
Aku gak mendengarkan keterangan wali
kelasku sampai selesai, karena dipikiranku yang sudah sangat bingung dengan
yang namanya PKK terus-terusan berfikir, tentang apa itu PKK. Berbekal
keterangan yang gak lengkap dari wali kelas, aku menyimpulkan dengan seksama
bahwa PKK adalah kelompok ibu-ibu ato wanita yang sering melakukan kegiatan
bersama-sama. Dan, demi mendengar hal itu, aku menjadi ingat dengan para ibu
yang sering bareng-bareng pindahan tempat kegiatan. Jadi, gak mungkin salah
lagi, pasti PKK adalah singkatan dari Perempuan Kesana Kemari!!. Benar-benar
super sekali pemikiranku sebagai orang yang cenderung pintar...
“........ jadi, cita-cita yang kamu
sebutkan tadi, itu juga untuk para wanita.. dan sekali lagi, kamu gak bisa
bercita-cita untuk menjadi ibu rumah tangga atau koordinator PKK, karena kamu
laki-laki.. paham??”
“iiiyyyyyaaaaaaaaaa”. Aku tergagap
sambil mengucapkan kata iya. Hanya itu jalanku untuk selamat dari pertanyaan
yang mungkin saja akan dilontarkan gara-gara aku salah dalam menentukan
cita-citaku (lagi), eh, ralat, bukan cita-citaku, tapi cita-cita pamanku
mungkin. Kan bukan aku yang nentuin dan memilihkan dua cita-cita itu.. hari itu
hatiku benar-benar hancur. Bukan karena apa-apa, tapi karena aku dikibuli sama
pamanku!!
*catatan :
sangat berbahaya jika anda bertanya disaat waktu yang tidak tepat. Seperti yang
aku alami, ketika bertanya saat pamanku sedang mengantuk berat. Jawaban yang
diberikan terkadang menjerumuskan dan terkadang tidak bisa dipercaya. Jika anda
membutuhkan bukti, maka akulah bukti hidupnya.
Ciyusssss???? |
Semenjak kejadian itu, aku semakin
selektif dalam menentukan cita-cita apa yang palin tepat untuk aku capai.
Banyak cita-cita yang menurutku bagus, datang silih berganti, namun semuanya
tidak diperbolehkan untuk aku jadikan sebagai target pencapaian. Hal yang masih
aku ingat adalah selepas terlarangnya aku untuk menjadi seorang polwan, wanita
karier, ibu rumah tangga, dan koordinator PKK, cita-cita lain yang pernah
datang kepadaku adalah keinginanku untuk menjadi seorang pramugari, wartawati, dharma
wanita, dan lainnya lupa. Bahkan karena sekarang ini lagi musim dengan girl
band, aku sempat berkeinginan untuk menjadi anggota dari AKB48 atau minimal
menjadi anggota dari JKT48. Sampai akhirnya, aku menemukan jika jiwaku ternyata
ingin menjadi seorang pendidik. Jadi, aku pun mengejar tujuanku itu hingga
sekarang. Dan alhamdulillah, ketika aku mengutarakan cita-citaku sebagai
seorang guru, semua pihak yang dulu selalu menentang cita-cita yang ingin aku
capai, berbalik menjadi pendukung dan penyemangat.. yah, siapa tahu?? Sekarang
menjadi guru, nanti muncul lagi cita-citaku untuk menjadi seorang peragawati atau wartawati.... yah... siapa tahu??
Cita-Cita Terselubung... menjadi anggota AKB48... |
No comments:
Post a Comment