Wednesday 24 April 2013

KKN : Ultimatum Mematikan


Seperti yang telah diceritakan dalam bagian sebelumnya, menjelang datangnya tanggal 17 agustus, hawa-hawa buruk mulai menyergap. Karena selain keren aku juga cenderung pintar (xixixixix), maka aku pun menyelidiki apa yang terjadi. Dan info yang aku dapatkan sangat mencengangkan!!! Yaitu, kami diminta ikut berpartisipasi dalam karnaval kecamatan menjadi bagian dari perwakilan desa Klutuk. Yang itu sih tidak mencengangkan, yang mencengangkan lagi adalah dalam rapat terselubung yang telah dilakukan oleh para wanita yang 8 buah itu, telah terjadi kesepakatan sepihak, kelompok kami ikut berpartisipasi dan keputusan lain yang lebinh mengenaskan buat kami (terutama buatku), bagi yang laki-laki, akan didandani sebagai ibu-ibu, sedangkan yang perempuan akan berdandan sebagai suster (lebih tepatnya sih sebagai suster rumah sakit jiwa yang merawat laki-laki yang punya kesalahan orientasi seksual, yang selalu ingin tampil sebagai wanita… Wakakakakakaak.)
 
hasil Karya Kami, Keris Raksasa...

Kumpul-kumpul bareng....

Membaca buku yang sengaja dibawa....

Mama Ika Lagi Sakit....
Mendengar kabar itu, kami pun protes. Kami sebagai laki-laki merasa tidak fair dengan keputusan sepihak itu. dan keadaan memanas. Yang laik-laki tetap tidak mau didandani sebagai ibuk-ibuk, sedangkan yang perempuan tetap bersikukuh dengan kesepakatan awal. Akhirnya, karena tidak ada titik temu, kami ber 14 mengadakan kembali perundingan. Namun hingga perjanjian Renville (Bajakan dari perjanjian Renville di pelajaran sejarah) ini selesai, tidak juga didapatkan titik temu. Karena masing-masing pihak masih mempertahankan argument masing-masing. Perang dingin pun berlangsung selama beberapa waktu.
Hingga suatu hari, pihak Belanda (yang pada hal ini adalah cewek-cewek) mengirimkan sebuah ultimatum kepada pihak republic (dalam hal ini adalah kaum cowok). Isi ultimatumnya sangat tegas dan jelas, yakni 3 poin pokok yang telah disepakati oleh pihak cewek dalam rapat terselubung lanjutan yang mereka adakan sendiri. Isi ultimatum mereka sebagai berikut:

Kepada Para Cowok, bagi Kalian hanya ada 2 Pilihan
  1. Mengikuti Ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kami
Atau
  1. Menolak
Jika memilih pilihan kedua, yakni menolak, maka, konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1.     Jangan Pernah lagi Tidur di Base camp!!
2.    Jangan Pernah Lagi Makan di base Camp, cari makan sendiri dan masak sendiri!!!
3.    Jangan pernah lagi berbicara dengan kami, minimal sampai KKN selesai dan maksimal sampai dengan waktu yang tidak ditentukan!!!

Appppaaaaahhhhhhh!!!????? Kami dalam dilemma… benar-benar dilemmaaa….. kami bermusyawarah dan ingin menolak dengan ultimatum yang diberikan pihak belanda yang dibencongi, eh, diboncengi sekutu itu. namun, kami masih mikir-mikir… kalau tidak berbicara dengan pihak cewek sih bukan merupakan masalah yang besar buat kami, tapi, yang jadi masalah buat kami adalah, tidak boleh tidur di base camp, dan masak sendiri!! Bagaimana bisa?? Apa kami harus tidur dibalai desa?? Ditengah terpaan hujan dan dibawah terik mentari yang panas?? Belum lagi jika ada semilir angin yang menerpa. Bisa mati kaku dan juga mati gosong nanti… dan jika kita menolak, berarti kita harus memasak sendiri. Bagaimana bisa?? Semua alat-alat masak ada di base camp… sungguh merana nasib kami jika hal itu terjadi.. belum lagi jika melihat tanda seru yang dipakai dalam membuat ultimatum. Hemmmm… benar-benar mengerikan!!
Suster Rumah Sakit Jiwa.....

          Untuk menghindarkan diri kami dari hal-hal yang mengenaskan seperti yang telah dikemukakan diatas, akhirnya kami bersedia mengadakan gencatan senjata dan menyetujui usul dari pihak cewek. Tentunya dengan sangat, sangat, sangat, dan sangat terpaksa….

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...