Saturday 27 April 2013

KKN : Hari Menjemukan. Neraka Berpindah....

Detik berganti, dan waktu pun semakin mendekati dengan keberangkatan kami. Dengan suasana ogah-ogahan, aku memutuskan untuk memilih baju berwarna biru. Kiranya ini aku lakukan karena pada saat itu aku memakai kaos yang berwarna biru pula. Dan selanjutnya adalah pemilihan beha yang akan aku kenakan. Dengan sangat ogah aku pun tidak memilih. Namun, setelah melihat kaum wanita yang semakin beringas dan sangat galak, akhirnya aku memilih beha yang ukurannya paling kecil. Yah, semoga saja itu adalah pengalaman pertama dan sekaligus juga pengalaman terakhirku memakai beha. Amieeennn… semoga jangan sampai terulang lagi… amieeennnn…
“Lho?? Kok kumismu gak dicukur??” ada suara protes
“Gak ah. Biarkan saja begini. Aku gak mau dicukur” jawabku
“Yang lain aja pada dicukur. Kenapa kamu gak cukur kumis??” memaksa
“Pokoknya Enggak!! Kalo Dicukur, aku gak mau berangkat…”
“Pokoknya cukur!!!”
“Enggak!!!”
“Cukur!!!”
“cukurrrr!!!”
“Enggaaaakkkk!!”
“Enggaaaakkkk!!!!”
Perdebatan berlangsung dengan sengit, kami saling mengeluarkan ilmu yang kami dapat dari embah-embah di Gunung Penanggungan, sampai akhirnya datang Mbak Purwanti yang menengahi.
“Sudahlah sudah, kalau gak mau dicukur juga gak apa-apa. Toh, mereka (kaum cowok) juga sudah mau kita dandani kan??“ *bijak banggeeetttt…. Xixixixixi
Akhirnya lawanku berdebat tadi bisa menerima. Dan….
“HHOOOORRRREEEE!!!!!” terdengar beberapa temanku yang bersorak kegirangan seolah merayakan kemenangan atas penjajahan belanda. Mereka juga gak mau dicukur kumisnya atau bahkan jenggotnya. Dan alhasil, penampilan kami waktu itu sangatlah menggoda.. mari kita bahas satu persatu dan juga mari kita bayangkan…
  1. M. Fuad S. T, cowok keren yang berubah menjadi wanita dengan baju biru dengan cirri-ciri berkumis, berbedak agak luntur (karena memang meminta dibedaki tidak tebal-tebal), dan memakai bando jarring-jaring kuning. Sekilas penampilannya mirip dengan waria yang sering mangkal di pantai Boom Tuban. Nama samarannya adalah SONIA, dan diperlengkapi dengan senjata berupa tas tangan pinjeman dari ibu-ibu, dan diperlengkapi pula dengan sandal jepit merek swallow warna putih.
    Sonia Poncowati...
  2. Zen Fikri, cowok ahli computer yang berubah menjadi wanita berbaju daster biru, dengan cirri-ciri berkumis tipis, berjenggot, dan berbedak agak tebal. Diperlengkapi dengan jilbab hitam, dan juga gitar kentrung yang terbuat dari setereofoam. Nama samarannya adalah FIKA, dan ketika bersuara, suaranya mirip dengan mahluk abal-abal yang sangat menggemaskan.
    Vika Gerrardo....
  3. Era Devinata. Sangat total dalam menjalankan perannya sebagai mahluk jadi-jadian. Kumisnya dicukur, dan wajah cakepnya semakin membuat dia menjadi tampak manis. Bermodalkan kecrekan atau icik-icik yang terbuat dari tutup botol minuman ringan, dia menyanyi dan menari dengan sangat heroic. Lagu andalannya Cuma satu, yakni mars para waria sepanjang zaman, yakni andeca-andeci, bora, bora bori.. cukup sampai disitu saja dan tidak ada kelanjutannya lagi lagu yang dia dendangkan. Memakai nama samaran DEVINA, penampilannya tak ubah seperti waria propessional.
    Devita Angelica Tambunan...
  4. Hafi, atau Hamdan Firdaus, adalah yang paling bersemangat dalam melakukan perubahan bentuk ini. Dia dengan sangat suka hati dan suka jiwa menyerahkan segala apa yang dimilikinya demi menjadi seorang manusia jadi-jadian. Hal ini bisa dilihat dari dandanannya yang menor, ditambah dengan lipstick yang menggoda dan juga tak lupa bando yang setia menambah kemanisan penampilannya waktu itu. menggunakan nama samaran FIRDA, penampilannya patut diacungi jempol untuk totalitas yang dia perankan.
    Firda Sembarang...
  5. Budiyanto… cowok cenderung pendiam yang jago gitar ini sungguh mengenaskan. Wajahnya yang menunjukkan dia cowok biasa-biasa aja, harus dipermak dan dimanipulasi sedemikian rupa sehingga dia mampu menjadi seseorang yang benar-benar pantas untuk disebut sebagai mahluk jadi-jadian. Tubuhnya yang tinggi besar, sangat saru ketika harus bertingkah seperti waria yang ada di tipi-tipi. Belum lagi dengan hal-hal non teknis lain semisal suara yang aduhai ketika berbicara laksana wanita professional. Sekilas, jika anda tidak teliti, maka anda akan menyangka ada Dorce Gamalama yang sedang mengungsi karena terkena letusan gunung berapi di daerahnya. Bersenjatakan gitar kotak dengan 3 senar khas para musisi jalanan yang sedang mencari jati diri, cowok dengan nama samara  BUDIYANTI ini sangat cocok jika dijadikan bintang iklan obat panu dan jamur. Pastinya, dengan dia sebagai jamurnya. Hehehehehe…
    Budiyanti Tri Rhayuningtyas...
  6.  korban terakhir dari keganasan kaum perempuan di KKN kami adalah sesosok pria tambun yang bernama Dicky Awwaluddin. walaupun berwajah sangar, tapi dia cukup manis sewaktu didandani menjadi kaum yang tidak jelas. dengan nama samaran AWWALIA, dia pun bergaya laksana wanita sungguhan. wajahnya yang imut-imut , dengan kacamata yang selalu menghiasinya tentu sangat menggemaskan. apalagi jika kita melihat jenggotnya. heeemmm... wanita berjenggot ini. xixixixi
    Awwalia Kusumawardani...
Yups, silahkan dibayangkan bagaimana keadaan kami waktu itu.. benar-benar mengenaskan dengan apa yang kami kenakan… tak tahulah aku, yang penting pada saat itu, aku harus segera bersiap karena rombongan kami sudah akan berangkat dengan mengendarai “TOSSA” *macam kambing yang akan dijual saja ya aku ini.berangkat ke tempat karnaval dengan mengendarai tossa. Dan, acting sebagai Perempuan (tepatnya makhluk jadi-jadian) pun dimulai…

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...