Wednesday 10 April 2013

Risalah Patah Hati : Motivator


TINGKAH PARA PENDERITA
Menjadikan Patah Hati Sebagai Motivator

          Hal lain yang perlu dibahas disini adalah tentang tingkah orang yang patah hati. Jika kebanyakan dari cewek yang patah hati pasti menangis, berbeda dengan cowok yang lagi patah hati gara-gara cintanya pupus. Aku malah jadi keinget dengan teman-temanku yang sedang patah hati dulu. Mereka menelurkan berbagai sikap dan tingkah yang sangat lucu. Kecuali aku yang punya wajah unyu-unyu banget, teman-temanku juga punya wajah unyu-unyu, tapi gak pake banget. Jadi unyu-unyu saja.
          Seperti yang dialami temanku waktu eSeMaA dulu. Aku punya teman seangkatan yang namanya Agus. Dia naksir dengan teman sekelasnya. (tentunya yang dia taksir jenis kelaminnya cewek). Dia sudah berusaha semaksimal mungkin buat dapat perhatian tu cewek. Tapi sayange si cewek gak ngerespon sama sekali. Dia mulai lirik-lirik tu cewek, eh, jawab si cewek malah gini “mata kamu juling ya??”. Gubraakkkk!!!
          Trik selanjutnya yang dia lakukan adalah dengan selalu terlihat eksis di depan cewek itu. Bahkan saking kepengen terlihat eksisnya, dia selalu mengacungkan jari ketika diminta mengerjakan soal-soal yang diberikan gurunya, padahal secara de facto, dia tidak paham dengan pelajaran apa yang dibahas karena pikirannya selalu tertuju ke arah cewek yang duduk beberapa deret di depannya. Nah lho??

          Trik berikutnya adalah (ini diberikan oleh teman-teman), dia tidak lagi agresif, dan disarankan selalu menebar senyum ketika si dia lewat. Nah, tau jawaban si cewek apa waktu disenyumin?? “gila ya mas??”. Tuh kan?? Gimana coba kalo gitu.
          Meski harus menerima sakit ati berkali-kali, ternyata si Agus tidak menyerah, setelah didesak oleh teman-teman, akhirnya aku membantu dia dengan membuatkan puisi-puisi untuk diberikan kepada gebetannya itu. 3 puisi berjalan dengan lancar, dan Agus memintaku untuk membuatkan surat pernyataan cinta yang akan diberikan kepada temen sekelasnya itu. Oke, aku buatkan. Tapi, tidak menjamin bakal diterima. Aku bilang gitu.

          Akhirnya jadi juga surat yang aku janjikan itu. Dengan semangat ’49 (semangat pengakuan kedaulatan dari belanda ke RI), dia memberikan surat itu ketika bubaran sekolah. Diluar dugaan, surat itu, diterima oleh si cewek, tapi si cewek tidak berkata apa-apa.
          Keesokan harinya....
Aku kaget melihat wajah Agus yang sembab dan mendayu-dayu. Aku tanya, apakah gerangan yang terjadi kepadanya?? Dia menjawab, aku ditolak lagi.. aku patah hati.. (sambil memberikan sepucuk surat kepadaku. Ternyata itu adalah surat yang aku buat, dan ada tambahan di bawahnya). Aku baca, dan tidak kutemukan banyak tulisan, kecuali kalimat : “maaf, aku gak boleh pacaran”.
          Wajahku menoleh lagi kepada Agus. Dan terlihat wajah-wajah yang kuyu patah hati itu. Dengan mirip adegan di pilem-pilem laga, dia menggeram. Katanya: “aku bersumpah, aku gak akan pacaran lagi kalo gak sama dia”. Kemudian dia beranjak, dan aku ikuti dia menuju ke arah Temanku. Sebut saja si Leles. Belum sempat duduk, dia langsung berbincang dengan leles.

Agus            : les, Punya Tali??
Leles           : tali apa Gus?
Agus            : tali apa sajalah. Aku mau bunuh diri.
Leles           : ha?? (kaget)
Agus            : aku patah hati. aku mau bunuh diri. Udah gak ada lagi artinya aku hidup di dunia.. Ingat pesenku ini.
Leles           : he?? (tambah bingung)
Agus            : nanti kalo aku sudah mati, bilang sama (...sensor....), kalo aku sayang banget sama dia.
Leles           : ........ (gak jawab, Cuma nyengir)
Agus            : nanti kalo aku sudah mati, kuburin aku di bawah pohon depan kelas 1.1 (dulu kelasnya Agus dan Gebetannya Agus memang dikelas 1.1). biar setip hari dia bisa melihat kuburanku, dan dia sadar kalo aku mati karena dia!! (dengan berapi-api)
Lihat, betapa patah hati bisa membuat orang lupa dengan segalanya dan nekad melakukan hal-hal yang menyeramkan seperti itu. Tapi untungnya Agus tidak jadi melakukan Bunuh diri karena sadar ternyata mati itu gak enak. Gak makan, gak minum, dan bubuknya di tanah. Belum lagi nanti kalo dia masuk neraka. Bukane apa-apa sih, tapi wajah-wajah seperti Agus memang susah buat masuk ke Surga kok. (heee....)

Sayang Tidak Bersama dengan Agus

           
Akhirnya Agus gak jadi bunuh diri, dan dengan semangat patah hatinya itu, Agus membentuk organisasi yang sangat keren di eSeMaA Pamotan, dia memproklamasikan GPPH (Gerakan Pemuda Patah Hati) pada 07 Juli 2004 dengan semboyan “No Woman, No Cry, No Broken Heart”, dan dia mengangkat dirinya menjadi ketua umum organisasi itu. (Anggotane kebanyakan belum punya pacar dan gak laku-laku. Seperti Agus, Leles, Bayu, Zaki, I’am, Nanda, dan Tsania). Program kerja utamanya adalah menghidupkan majalah dinding sekolah yang sudah mangkrak selama bertahun-tahun. Dengan dibina Pak Cahyo, Guru BK eSeMaA, Agus dan kawan-kawan dipercaya untuk menghidupkan Mading dan alhamdulillah, mereka bisa menghidupkan mading dan mengisinya dengan pemikiran-pemikiran khas anak muda. Nah, itulah Agus, yang mengubah rasa Patah Hatinya menjadi suatu penyemangat untuk berkarya. (Terima kasih untuk adek-adek eSeMaA Pmotan, yang sekarang bergabung dan mengikuti ekstra Majalah dinding. Karena tanpa sadar, kalian telah meneruskan semangat patah hatinya si Agus tahun 2004 dulu.)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...