Wednesday 10 April 2013

Tantangan Dari Kejutan


Setelah membahas tentang betapa bahagianya aku ketika melihat kiriman e-mail dari si Yun, sahabatku itu, sekarang waktunya untuk membahas apa yang terkandung dalam sisi gelap dalam puisi yang aku buat khusus untuk dia. Seperti permintaannya, aku membuat puisi itu sesuai dengan kisah perjalanan mereka berdua dalam mengarungi kisah yang mereka rajut. Hemmm… bener-bener sangat tidak menyangka...


“puisi yang ke-tiga wan… yang membuatku menghafalkan isinya…”
Ya, memang, ada beberapa puisi yang aku buat untuk dia, dan dia memilih puisi yang ke-tiga yang mengilustrasikan kisah perjalanan yang mereka lakukan.
          Dalam pembuatan puisi ini, sebenarnya aku ragu… karena aku merasa Yun dan Mudzakir harusnya bisa mendapatkan puisi yang lebih bagus dan bukan merupakan goresan tanganku. Namun, dia meyakinkan dan meminta untuk dibuatkan. Dia percaya dengan apa yang aku bisa. Maka, aku pun memulai membuatnya dengan hati-hati.
          Aku tak pernah merasakan tantangan ketika harus membuat puisi seperti apa yang dipesankan oleh sahabatku. Ada beberapa tantangan yang mengiringi proses pembuatanku. Yang pertama adalah membuat Puisi dengan Format maksimal 10 baris, dan yang kedua adalah merangkai setiap kata menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan perjalanan kisah mereka. Itulah yang aku rasakan ketika membuat puisi bagi si Yun.

          Tantangan pertama adalah membuat puisi dengan maksimal 10 baris. Bagiku pribadi, puisi adalah sebuah cerita, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada para pembacanya. Sedangkan, persepsi dari pembaca, makna apa yang terkandung, interpretasi dari puisi itu adalah hak sepenuhnya bagi si pembaca. Nah, untuk aku, membuat puisi (yang bagiku adalah sebuah cerita), jelas lebih mudah jika tidak dibatasi oleh baris. Karena dengan puisi yang tidak dibatasi oleh baris, maka, cerita yang aku sampaikan akan lebih urut, runtut dan lebih mengalir daripada puisi dengan batasan baris. Dengan 10 baris, berarti kita harus menyampaikan cerita dalam bentuk puisi tersebut mulai awal hingga akhir hanya dalam 10 baris, tidak boleh lebih. Namun, Alhamdulillah, dengan rasa yang cenderung autis, akhirnya aku bisa menyelesaikan tantangan pertama ini.

Tantangan kedua adalah merangkai kata untuk menggambarkan perjalanan cinta mereka berdua. Jika tidak mirip dengan gambaran yang mereka jalani, maka namanya tidak menggambarkan perjalanan mereka dung. Dan lagi, harus dengan kata yang tidak pasaran. Maksudnya adalah dengan kata yang berkiasan, namun bisa dipahami dan di interpretasikan dengan baik oleh para pembacanya. Dan Alhamdulillah, akhirnya dengan keyakinan yang setengah-setengah, aku bisa menyelesaikannya juga… hehehehe…
Sudah ah, capke untuk nulisnya. Kapan-kapan disambung lagi… thathaaaaaa…….

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...