CHAPTER VI
USELESS
ADVICE (NASEHAT YANG SIA-SIA)
“Selamat
pagi anak-anak…” ucap bu Rita setelah mengulurkan salam. Namun, kata-kata
beliau tertahan. Dan dari gerak mimik wajah beliau, tersirat jika beliau tersusupi dengan
bau yang tidak biasa. Sambil menutup hidung dengan salah satu tangannya, beliau
bertanya perihal bau tersebut.
“Anu
bu, Leles Kentut Bu!!! Leles Kentut Bu!! Baune gak enak Bu..
skfdghh9ejkfnhkchijkrehj.ldsamosdfghoeih”. jawab teman-teman sekelas. Diikuti
suara kemriyek di telinga yang tidak jelas sama sekali apa yang mereka katakan.
Dengan terbatuk-batuk, Bu Rita meninggalkan Ruangan kelas I.2 dan mencari udara
segar di depan pintu. Beberapa saat kemudian beliau kembali ke depan kelas dan
berdiri tepat di depan bangkuku dan Leles. Beliau mulai memberikan wejangan
dengan kata-kata penuh keibuan (meski waktu itu beliau belum mempunyai suami
dan anak).
“Anak-anak
semuanya, terutama Leles… jika suatu saat kalian ingin buang gas, kalian bisa
keluar dulu...”
“Kasihan teman-temanmu kalau
kalian buang gas sembarangan. Apalagi didalam kelas seperi ini...”
”Atau jika ada bapak ibu guru, kalian bisa meminta i…”
“Cessssss.....piuuuuuuuttttt…..” Belum sempat Bu Rita menyelesaikan
kalimatnya, ditengah keheningan kelas, tiba-tiba suara yang sangat dikenal terdengar
lagi. Dan, sontak, seluruh kelas menjadi bergemuruh karena Leles untuk ke tiga
kalinya mengirimkan salam cintanya untuk kami semua. Dan jadilah, hari itu,
pelajaran Bahasa Indonesia untuk kali Pertama gagal Total, karena Bu Rita
setelah itu tidak mau masuk lagi ke kelas dan lebih memilih untuk duduk di
depan kelas kami hingga pelajaran berakhir.
No comments:
Post a Comment