CHAPTER XIV
METAMORPHOSIS
(METAMORPHOSIS)
Dan kembali ke metamorphosis, terkadang membuat kita berubah
menjadi lebih baik, dan terkadang pula membuat kita berubah menjadi lebih tidak
baik lagi. Banyak hal yang telah terjadi dan mewarnai proses metamorphosis
dalam hidupku dan teman-teman. Kita lihat, jika dulu Leles hanyalah seorang
siswa dengan kehidupan yang biasa-biasa saja dan terkenal dengan kentut sebagai
senjata mautnya, sekarang dia sudah bermetamorphosis dengan merantau ke
Surabaya untuk mencari penghidupan disana. Hasan, yang dulu aku kenal sebagai
sosok yang akademistik dan berpikiran cenderung pintar, namun pada akhir-akhir
kelas III dia mulai bermetamorphosis menjadi sosok yang sangat beda dari yang
dulu aku kenal. Dia menjadi seorang yang teledor dan cuek, bahkan saat
berlangsung proses pembelajaran disekolah. Hasil akhir yang dia capai dalam
pengumuman kelulusan ujian sangatlah aku sayangkan. Karena dia terlempar dari
posisi paralel yang selama itu selalu jadi rebutan. (sangat aku sayangkan kejadian
ini, karena aku selalu berharap dia menjadi salah satu yang terbaik di angkatan
kami.), dan metamorphosis pun terus berlangsung.
Saat itu aku menjadi junior di
SMA Pamotan, dan dengan seiring waktu, aku pun perlahan menjadi senior
menggantikan kakak-kakak senior yang sudah purna. Metamorphosis akan terus
berjalan, tergantung usaha kita untuk mengisinya dan mewarnainya dengan
metamorphosis menuju lebih baik atau menjadi lebih tidak baik lagi. Kemarin,
hari ini dan besok serta lusa, kita akan selau menjalani metamorphosis... kita
akan berubah, karena perubahan itu mutlak adanya, baik disengaja ataupun tidak.
Jika dulu aku mengenal Leles sebagai seekor orang dengan kepribadian yang unik
dengan ciri khas kentutnya, sekarang aku lebih mengenalnya sebagai pribadi yang
bertanggung jawab dengan kehidupannya dan juga keluarganya.
No comments:
Post a Comment