Kejutan,
itulah yang aku rasakan ketika melihat kiriman dari sahabatku, Yunia Supartiwi.
Ada apakah gerangan? Pagi hari itu, dia menghubungiku lewat SMS. Bertanya
tentang alamat e-mail ku. Tapi aku tak tahu jika dia mengirimkan SMS dan
bertanya tentang emailku. Jadi aku pun tidak membalas SMS nya. Bukan karena
tidak mau membalas, tapi memang karena aku benar-benar tidak tahu ada SMS. Tak
berapa lama kemudian, dia menghubungiku via telefon.. kali ini jelas aku tahu
kalau ada telefon. Kan hapeku bergetar-getar enak waktu ada panggilan masuk.
Heee…..
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikum
salam….”
“Wan,
bisa buka e-mail mu?” * “wan” adalah panggilan dia untuk menyebutku biar lebih
akrab. Berasal dari kata “kawan”.
“Wah, belum
bisa ini.. gak ada koneksi internet..” *jawabku.
“Yasudah,
nanti kalau ada waktu tolong buka email-mu ya…”
“Oke2..”
“Yadah kalo
gitu, cukup dulu ya.. Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikum
salam..”
Klik…
Nut..
nut… nut… *suara talipun yang ditutup ini.
Sore
hari, sepulang kerja aku mencoba mengakses emailku. Dan dalam inbox, ada sebuah
kiriman dari Yunia. Judulnya relative bersastra (ah, saia kan tidak tahu
apa-apa ini…), yakni “inilah kisah kami”. Dan…. Jengjengjengjeng!!! Sebuah
kejutan untukku… sebuah puisi yang beberapa waktu sebelumnya aku buatkan khusus
untuk dia, telah ter-edit dengan sangat bagus dan, yang membuatku surprise lagi
adalah ada namaku tertera di bagian akhir dari puisi itu.
“Wan L “
*mengirim SMS buat Yunia di nomor Keltomsel
“Ada apa
wan?”
“Kok ada
namaku di puisi itu?”
“Lho? Itu
kan karyamu wan. Jadi ya pantas kalau ada nama dikau disana”
*sopan banget ya si Yun
ini. Dari smsnya aja kita sudah tahu kalau hatinya sedang berkenan atau tidak.
Ciri-cirinya mudah. Jika dia sedang berkenan, dan suasana hati yang mendukung, dpasti
SMSnya menggunakan kata “Dikau” atau “engkau” terkadang “dirimu”. Tapi jika
sedang marah, maka SMSnya akan menjadi “kamu, mu, kau’.. hehehehe.. jadi ya
tinggal lihat-lihat aja, SMSnya cenderung yang mana, kalau baik-baik ya digodain
aja, kalo lagi gak baik, tinggal kabur aja…hehehehe
Lanjutan SMS….
“Tapi kan
gak perlu pakai namaku juga kali wan.. itu kan aku buat untukmu..”
“Ah, yasudahlah,
maaf kalau tidak berkenan, dan maaf lagi jika aku tidak meminta persetujuanmu
jika sebentar lagi sudah akan aku publikasikan. Mohon keikhlasannya.” *ada kata
–mu. Berarti ehem… ehem….
“Dengan senang
hati waaaaannn… saia ikhlas seikhlas-ikhlasnya…. xixixixixi”
Dan setelah itu, maka aku
bertingkah cenderung autis lagi dengan harapan aku tidak melukai hati atau
perasaannya lagi… xixixi
Terima kasih ya Yun.. sudah berkenan untuk menerima puisi
buatanku untukmu… maaf jika dari dulu sering membuatmu bingung… hehehehehehe…
terima kasih juga sudah betah menjadi sahabatku dulu, sekarang, hingga nanti…
amieeeennn….
No comments:
Post a Comment