Pernahkah
kalian merasakan sesuatu hal yang sangat menyebalkan tapi selalu teringat dan
menjadi kenangan tersendiri? Sesuatu yang jika dinalar sangatlah diluar batas
dan membuat kita marah, namun juga merasa geli sendiri jika mengingatnya. Cobalah berbagi dan menceritakan apa yang kamu alami.
Seperti apa yang aku alami beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika tahun 2009 dulu. Pengalaman ini jarang diketahui oleh orang
lain, termasuk oleh orang-orang dekatku sekalipun. Karena jika mereka
mengetahui hal ini, bisa dipastikan akan gaswaaattt. Bisa pada jantungan karena
tidak menyangka jika aku pernah melakukan hal yang sangat diluar batasku
sebagai cowok tulen, keren, dan pendiam ini. Hihihihihihi
Cerita ini terjadi ketika aku
menjalani KKN (Kuliah kerja Nyata) disebuah daerah yang bernama desa Klutuk,
yang secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban
Jawa Timur. Dalam kelompokku yang terdiri dari 14 ekor, eh, orang itu, aku
termasuk anggota kelompok yang cenderung pendiam. Karena apa? Karena harus
menjaga image gitu lho istilah kerennya. Kan pada waktu itu aku menjadi Manager
Komputer di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa dikampusku. Dan
juga selain itu, pada waktu itu juga aku masih berstatus sebagai Ketua II Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM) di universitasku (DPM Universitas, seperti DPR dalam
Negara. Yang dipilih secara langsung oleh para mahasiswa dalam sebuah pemilihan
langsung yang dikampusku disebut dengan Pemilu Raya). Tidak sampai disitu pula,
dalam kelompokku juga bercokol sebuah cewek dengan nama besar dikampusku, yakni
Mbak Purwanti yang merupakan aktifis dari UKM dakwah di Kampus. Meski kita
sebaya, namun sejak awal aku sudah memanggilnya dengan sebutan Mbak karena aku
sangat menghormatinya. Dan dia pun tahu dengan keseharianku di Kampus ataupun
di UKM yang cenderung pendiam dan jaga image (kecuali dengan adik-adik di Kopma
yang cenderung sering tak aniaya lho…). Jadi, waktu itu tak ada alasan buatku
untuk berindak diluar batas. Tapi hal yang berbeda tengah menantikanku. Aku
akan khilaf dalam suatu keterpaksaan. Wekekekekekek
Selama menjalani hari-hari di base
camp KKN, sepertinya tidak akan terjadi sesuatu hal yang luar biasa. Sama
seperti KKN yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa lain, begitu pun dengan KKN
yang kami lakukan. Oya, sekedar tambahan, saat KKN itu, kelompok kami yang
berjumlah 14 orang, mayoritas terdiri dari perempuan yang berjumlah 8 biji, dan
laki-lakinya hanya sejumlah 6 butir saja. Jadi, secara de facto ataupun de
jure, pihak kami sebagai laki-laki selalu kalah suara ketika terjadi perdebatan
ataupun hal-hal lain yang membutuhkan masyarakat mufakat… Kembali ke hari-hari
KKN, semuanya berjalan lancar, kami mengisi kegiatan dengan ikut berpartisipasi
dalam dunia pendidikan (ikut-ikut bantu-bantu di sekolah-sekolah gitu lho),
agama (ikut-ikut di pengajian dan TPA-TPQ) dan juga tak lupa berpartisipasi
ikut ngerumpi bersama bapak-bapak (bahkan kadang ibuk-ibuk) yang sering
bergerombol di warung deket dengan base camp kami. Tapi yang paling sering sih
kami (cowok-cowok) ikut ngerumpi di warung. Mengapa hal itu sering kami
lakukan?? Jawabannya sangat sederhana, karena ketika ikut ngerumpi, kami sering
mendapatkan makanan dan minuman gratis, makanya kami meneruskan tradisi yang
sangat penting tersebut biar dapat gratisan. Wahahahahah
Namun segalanya berubah ketika
menjelang 17 Agustus. Seperti yang kita ketahui, 17 Agustus adalah hari
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Dan tahu juga kan jika setiap ada
agustusan, maka akan ada yang namanya dengan karnaval, pawai, atau apalah itu
namanya. Yang penting intinya adalah ramai-ramai gitu. Lalu apa hubungannya
dengan kami?? Apa yang membuat aku merasakan hawa buruk?? Terutama ketika ada
utusan desa yang datang ke base camp?? Ada apakah gerangan?? Yang jelas, aku
merasakan hawa buruk seperti yang selalu dirasakan oleh Yasuko ketika merasakan
kedatangan kakaknya, Kenji dalam film Yasuko to Kenji….
No comments:
Post a Comment