-->
CHAPTER IV
THE
ACCURSED NIGHT (MALAM TERKUTUK)
Malam
hari, setelah semua acara penggodokan selesai, kami bersiap untuk istirahat.
Nyaman sekali rasanya saudara-saudara!! Rasanya surga dunia!! Benar-benar tak bisa kubayangkan, betapa
enaknya bisa lepas dari jerat narkoba, huwehh, jerat kakak-kakak senior yang
rata-rata galak itu. Tendaku kebetulan terletak disebelah timur lapangan
(sekarang lapangan bola di sebelah selatan). Dan berjejer dengan tendaku,
tenda-tenda yang lain dari sanggha lain. Sebelum tidur, aku sempatkan untuk
berbincang sejenak dengan teman-teman baruku.
Tiba-tiba…
“Bangsattt!!” (arti
asline sih kutu busuk, tapi ini juga fasih diucapkan sebagai makian)
“Bedebahhh!!” (kalo
ini arti asline gak tahu lho..)
“Jahannam!!” (ini
setauku sih nama neraka. Tapi kok yo disebut-sebut??)
“Dasar Bajingan Tengik!!”
(pengen ketawa aku mendengar kata-kata ini. Coba bayangkan, bagaimana perasaan
dari si bajingan. Sebagai bajingan sejati, tentu dia akan terluka hatinya.
Bajingan saja sudah sangat memperihatinkan. Apalagi jika dia Juga Tengik??
Pasti dia beban moral dan beban mental pada saat beraksi. karena setiap kali
beraksi, para korbannya pasti pada nutupin hidung karena takut terkena bau tengik dari si bajingan)
“Kamprettt!!” (ini nama
binatang lho. Masih family dari kelelawar. Dalam kamus bahasa inggris, ini
biasa disebut sebagai “small bat” atau kelelawar kecil. Hewan ini merupakan
bagian Dari keluarga kalong. Nama ilmiahnya adalah kalongus
cilikus kampretensis lowoae.)
“Hasssyyyeeeemmmbbbb!!”
(fasih bangetttt)
“Inlander!!!” (ini pisuhan
kumpeni dalam bahasa belanda. Artine pribumi, dan biasa digunakan untuk
menyebut rakyat Indonesia dengan tujuan merendahkan)
Terdengar suara gaduh
dan umpatan yang saling bersambung. Dengan menahan geli, aku bangun dan mencari
tahu apa yang terjadi. Apakah Belanda datang menyerang?? Apa ada gempa bumi yang dahsyat?? Apa
ada pemberontakan dari siswa baru karena dianiaya oleh kakak senior?? Tak
tahulah aku..
Owhh… aku kaget, aku terkejut, aku
shock, aku surprise melihat tenda yang ada di depan tendaku. Kulihat para
penghuni tenda itu menggelepar diluar. Mereka terlihat kuyu. Aku yakin, Belanda
pasti melakukan agresi Militer yang ke 3, dan sasarannya tepat di tenda depan
tendaku. Aku harus bangkit, aku harus bergerak, aku harus mengangkat senjata!!
Agresi belanda harus dilawan!! Merdeka atau mati!! Majuuuuu!!! Serbuuuuu!!!
Ceplak!! Hadooohhhh!! Aku berteriak
dan tergugah dari lamunanku lagi..
“Ngapain Ngak??!!”
lagi-lagi terdengar suara itu. Dan lagi-lagi suarane Leles yang kudengar.
“Depan tenda itu ada
apa? Kok pada keluar gitu anak-anake”
“Ada serangan Ngak”
“Wew…” (bener
dugaanku.. pasti Belanda yang datang menyerang)
“Iku lho.. ada anak
yang buang gas.. kentut Ngak.. kentut..”
“Ha??”
“Aku tadi baru
kesana, baune sungguh luar biasa!!”
“Luar biasa gimana??”
“Benar-benar penuh
motivasi baune. Super Sekali Saudara” (menirukan gaya Mario Teguh di salah satu acara yang
disiarkan di stasiun Mentol Tipi).
“Pasti tu
anak nahan sakit perut mulai tadi siang. Lihat tuh, temen-temene yang lain aja
sampai ngumpat-ngumpat dan ngos-ngosan nahan napas. Sampai pada keluar tenda
demi menghindari gas beracun itu..”
“Lalu??”
“Gak ada lalu-lalu
Ngak.. emang sangat luar biasa kemampuan tu anak dalam mengentuti teman yang
lain..”
“Bau-an mana ma kentutmu??”
“Tetep bauan aku dung
Ngak, kentutku yang paling luar biasa. wakakakakaka” sambil nyengir, dia
membanggakan kentut yang dia punya.
Busyet deh, kentut aja dibanggain. Apalagi jika dia punya barang yang lebih
keren dikit?? Pasti banggainnya kayak punya dunia seisinya. Jujur, waktu itu
aku sangat khawatir banget. Bukan karena apa-apa sih, tapi aku khawatir karena
setenda dengan soulmate-ku itu. Aku bahkan sudah membuat rencana besar yang tak
kasih judul operasi “Escape From the Hell of Kentut” (kabur dari neraka kentut). Jika saat
aku tertidur, dan dalam tenda terdengar bunyi “psssstttt”, atau “chesssss” atau
“piuttttt” atau “preeeetttt” atau “ttiiiiiiiittt” atau bahkan mungkin “brat,
bret, brot”, maka aku akan langsung kabur dan gak akan kembali tidur didalam
tenda. Tapi untunglah, aku masih dilindungi oleh Tuhan semesta alam. Sampai aku terbangun, aku tidak mendapati
Leles kentut didalam tendaku. Karena setiap kali mau kentut, Leles akan keluar
dan terkadang masuk ke tenda teman-teman yang lain untuk membagikan kentutnya
disana. Hehehehe
No comments:
Post a Comment