Wednesday, 24 April 2013

SMA-Ku.. Trik Yang Gagal


Hai… ketemu lagi dengan aku.. mulai sekarang, akan ada pembahasan baru dalam blog gak bener ini. Yakni pembahasan tentang masa SMA-ku dulu yang penuh dengan cerita-cerita tak terlupakan. Hemmmm…  sebenarnya aku juga berfikir untuk membuat pembahasan khusus tentang masa kuliah yang gak kalah serunya lho.. tapi kapan-kapan aja deh, kalo udah pengen nulis lagi… sebaiknya kita mulai dari apa ya?? Heeemmmm… tentang SMA ku dulu aja gimana?? Oke?? Hihihihi.. ngartis dikit niiiihhhh….
          Yups, seperti yang diketahui oleh teman-temanku dan juga orang tuaku, aku menghabiskan masa sekolah menengah atas di sebuah SMA negeri di wilayah kabupaten rembang. Ah, gak usah mbulet-mbulet lah, intinya aku bersekolah di SMA Negeri 1 Pamotan, kabupaten Rembang. Sekolahku terletak sekitar 20km dari pusat kota Rembang, dan terletak sekitar 12km dari desa Sedan, tempat tinggalku dan juga kedua orang tuaku. (ya iyalaaaaaaa….. kan aku masih tinggal bareng orang tuaku. Ya jelas aja masih tinggal bareng orang tuaku. Piye leh piye…)
          SMA ku dulu biasa-biasa aja, tidak punya pagar keliling, sehingga setiap kali aku atau teman-temanku telat, maka cukup menyelinap dari samping sekolah dan langsung masuk ke ruang kelas tanpa halangan apapun. Kok gak ketahuan?? Ya enggaklaaaahhhhh….. kan waktu itu kita termasuk siswa-siswa yang tidak mencurigakan dan juga tidak dicurigai oleh bapak ibu guru untuk melakukan tindak criminal penyelinapan ke ruang kelas. Kan wajahku dan juga wajah teman-temanku unyu-unyu… wakakakakakakakakaakka. Tapi ada satu pantangan bagi para penyelinap macam kami, yakni, jangan menyelinap saat musim penghujan. Karena apa? Karena pasti akan ketahuan. Lha?? Kok bisa?? Hu um… kan sekolahku tuh dikelilingi sama sawah-sawah gitu, lha, kalo musim penghujan kan pasti tanahnya sangat basah dan menjadi liat. Kalo diinjak sepatu kan pasti nempel tuh. Nah itu yang bikin kita ketahuan kalo kita adalah para penyelinap… makanya, hati-hati dan jangan meniru perbuatan yang tidak benar ini…

          Hari pertama masuk sekolah kan pasti ada tuh yang namanya upacara penerimaan siswa baru. Nah, dari pihak siswa barunya kan pasti juga ada perwakilannya tuh. Tahu gak? Siapa yang jadi wakil untuk siswa baru itu?? hu um… kamu benar. Aku yang jadi wakil dari siswa baru. Barengan dengan Wiwid kalo gak salah.. yang kemudian menjadi teman dekatku di SMA.
          Awal cerita penunjukanku sih aku juga masih bingung. Karena ketika itu, aku masih kebingungan dengan suasana sekolah baruku itu. tiba-tiba saja ada sesosok guru yang lewat, tinggi, langsing, dan.. ehem—ehem… untuk adek-adek dan teman-teman SMA Pamotan pasti tahu dengan nama yang kusebutkan ini… beliau adalah Bu Darmiyati!!! Yang biasa disapa dengan Bu Mia… hemmm…. Jika penasaran dengan sosoknya, main-main sajalah ke SMAPA. Hehehe
          Aku lihat ada raut kebingungan di wajahnya. Namun aku tidak berani menyapanya karena kan aku masih anak baru disana. Belum resmi jadi murid SMAPA. Hihihi. Dan tidak berapa lama kemudian, beliau kembali dengan seorang kakak kelas di SMA. Belakangan kuketahui jika namanya adalah mbak Inggar Aris Setyorini, anak Gayam. Gak tahu Gayam itu mana??? Haduhh…. Mending gak usah dicari deh, dipeta juga gak bakalan ada nama desa Gayam kok.xixixixi
          Aku masih bingung ketika tiba-tiba mbak Inggar menunjuk kearahku dan diikuti dengan pandangan bu Mia ke arahku juga. Hawa-hawa buruk ini… pikirku. Dan beberapa waktu kemudian mereka berdua melangkah menuju aku yang masih terheran-heran.
“dek, ntar kamu ya yang jadi perwakilan siswa baru untuk upacara penerimaan…” *Mbak Inggar
          “Ha??” aku melongo…
          “Nang bersiap Le, bentar lagi mau masuk lho….” *yang ini suaranya Bu Mia.
          “Tapi bu…” *aku mencoba mengelak.
          “Apa Le??”
          “kan masih banyak yang lain Bu…”
“Sudah diputuskan oleh Mbak Inggar, kamu yang mewakili. Mbak inggar ini panitia MOS lho.. nanti kalo waktu MOS kamu tidak selamat gimana??” *Bu Mia Menakut-nakuti.
“Injeh Bu..” *jawaban yang penuh dengan kepasrahan itu muncul juga dari mulutku. Maklum lah, siswa baru kan masih rentan terhadapa ancaman dan intimidasi oleh senior-senior dan guru-guru baru.
“Tapi saya ijin ke Kamar mandi dulu ya Bu…” *trik agar selamat.
Pikirku, dengan begitu banyak siswa baru, kan paling-paling wajahku tidak begitu di ingat oleh orang-orang baru juga. Lagian juga baru kali itu kok kita bertemu.

Didalam kamar mandi, aku sengaja berlama-lama. Bukan masuk ke ruangan sih, tapi hanya mondar-mandir disekitaran kamar mandi guru.
Aku berharap rencanaku ini berjalan dengan lancar, karena dengan begitu aku bisa terbebas dari tugas. Hihihihi…
Namun, semuanya ternyata sia-sia. Karena beberapa waktu kemudian, mbak Inggar mengetahui keberadaanku dan…… rencanaku gagal karena hari itu, tetap aku yang manjadi perwakilan penerimaan siswa baru.. heeee….

2 comments:

  1. keren mas fuad,, membanggakan diary :D

    ReplyDelete
  2. hehehehe... mencoba mengingat apa yang dulu pernah terjadi dek... xixixi. menyenangkan mengingat masa-masa itu...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...