Hai…
ketemu lagi dengan aku.. mulai sekarang, akan ada pembahasan baru dalam blog gak
bener ini. Yakni pembahasan tentang masa SMA-ku dulu yang penuh dengan
cerita-cerita tak terlupakan. Hemmmm… sebenarnya aku juga berfikir untuk membuat
pembahasan khusus tentang masa kuliah yang gak kalah serunya lho.. tapi
kapan-kapan aja deh, kalo udah pengen nulis lagi… sebaiknya kita mulai dari apa
ya?? Heeemmmm… tentang SMA ku dulu aja gimana?? Oke?? Hihihihi.. ngartis dikit
niiiihhhh….
Yups, seperti yang diketahui oleh
teman-temanku dan juga orang tuaku, aku menghabiskan masa sekolah menengah atas
di sebuah SMA negeri di wilayah kabupaten rembang. Ah, gak usah mbulet-mbulet
lah, intinya aku bersekolah di SMA Negeri 1 Pamotan, kabupaten Rembang.
Sekolahku terletak sekitar 20km dari pusat kota Rembang, dan terletak sekitar
12km dari desa Sedan, tempat tinggalku dan juga kedua orang tuaku. (ya
iyalaaaaaaa….. kan aku masih tinggal bareng orang tuaku. Ya jelas aja masih
tinggal bareng orang tuaku. Piye leh piye…)
SMA ku dulu biasa-biasa aja, tidak
punya pagar keliling, sehingga setiap kali aku atau teman-temanku telat, maka
cukup menyelinap dari samping sekolah dan langsung masuk ke ruang kelas tanpa
halangan apapun. Kok gak ketahuan?? Ya enggaklaaaahhhhh….. kan waktu itu kita
termasuk siswa-siswa yang tidak mencurigakan dan juga tidak dicurigai oleh
bapak ibu guru untuk melakukan tindak criminal penyelinapan ke ruang kelas. Kan
wajahku dan juga wajah teman-temanku unyu-unyu… wakakakakakakakakaakka. Tapi
ada satu pantangan bagi para penyelinap macam kami, yakni, jangan menyelinap
saat musim penghujan. Karena apa? Karena pasti akan ketahuan. Lha?? Kok bisa??
Hu um… kan sekolahku tuh dikelilingi sama sawah-sawah gitu, lha, kalo musim
penghujan kan pasti tanahnya sangat basah dan menjadi liat. Kalo diinjak sepatu
kan pasti nempel tuh. Nah itu yang bikin kita ketahuan kalo kita adalah para
penyelinap… makanya, hati-hati dan jangan meniru perbuatan yang tidak benar
ini…
Hari pertama masuk sekolah kan pasti
ada tuh yang namanya upacara penerimaan siswa baru. Nah, dari pihak siswa
barunya kan pasti juga ada perwakilannya tuh. Tahu gak? Siapa yang jadi wakil
untuk siswa baru itu?? hu um… kamu benar. Aku yang jadi wakil dari siswa baru.
Barengan dengan Wiwid kalo gak salah.. yang kemudian menjadi teman dekatku di
SMA.
Awal cerita penunjukanku sih aku juga
masih bingung. Karena ketika itu, aku masih kebingungan dengan suasana sekolah
baruku itu. tiba-tiba saja ada sesosok guru yang lewat, tinggi, langsing, dan..
ehem—ehem… untuk adek-adek dan teman-teman SMA Pamotan pasti tahu dengan nama
yang kusebutkan ini… beliau adalah Bu Darmiyati!!! Yang biasa disapa dengan Bu
Mia… hemmm…. Jika penasaran dengan sosoknya, main-main sajalah ke SMAPA. Hehehe
Aku lihat ada raut kebingungan di
wajahnya. Namun aku tidak berani menyapanya karena kan aku masih anak baru
disana. Belum resmi jadi murid SMAPA. Hihihi. Dan tidak berapa lama kemudian, beliau
kembali dengan seorang kakak kelas di SMA. Belakangan kuketahui jika namanya
adalah mbak Inggar Aris Setyorini, anak Gayam. Gak tahu Gayam itu mana???
Haduhh…. Mending gak usah dicari deh, dipeta juga gak bakalan ada nama desa
Gayam kok.xixixixi
Aku masih bingung ketika tiba-tiba
mbak Inggar menunjuk kearahku dan diikuti dengan pandangan bu Mia ke arahku juga.
Hawa-hawa buruk ini… pikirku. Dan beberapa waktu kemudian mereka berdua
melangkah menuju aku yang masih terheran-heran.
“dek, ntar kamu ya yang jadi perwakilan siswa baru
untuk upacara penerimaan…” *Mbak Inggar
“Ha??” aku melongo…
“Nang bersiap Le, bentar lagi mau
masuk lho….” *yang ini suaranya Bu Mia.
“Tapi bu…” *aku mencoba mengelak.
“Apa Le??”
“kan masih banyak yang lain Bu…”
“Sudah diputuskan oleh Mbak Inggar, kamu yang
mewakili. Mbak inggar ini panitia MOS lho.. nanti kalo waktu MOS kamu tidak
selamat gimana??” *Bu Mia Menakut-nakuti.
“Injeh Bu..” *jawaban yang penuh dengan kepasrahan itu
muncul juga dari mulutku. Maklum lah, siswa baru kan masih rentan terhadapa
ancaman dan intimidasi oleh senior-senior dan guru-guru baru.
“Tapi saya ijin ke Kamar mandi dulu ya Bu…” *trik agar
selamat.
Pikirku, dengan
begitu banyak siswa baru, kan paling-paling wajahku tidak begitu di ingat oleh
orang-orang baru juga. Lagian juga baru kali itu kok kita bertemu.
Didalam
kamar mandi, aku sengaja berlama-lama. Bukan masuk ke ruangan sih, tapi hanya
mondar-mandir disekitaran kamar mandi guru.
Aku
berharap rencanaku ini berjalan dengan lancar, karena dengan begitu aku bisa
terbebas dari tugas. Hihihihi…
Namun,
semuanya ternyata sia-sia. Karena beberapa waktu kemudian, mbak Inggar
mengetahui keberadaanku dan…… rencanaku gagal karena hari itu, tetap aku yang
manjadi perwakilan penerimaan siswa baru.. heeee….
keren mas fuad,, membanggakan diary :D
ReplyDeletehehehehe... mencoba mengingat apa yang dulu pernah terjadi dek... xixixi. menyenangkan mengingat masa-masa itu...
ReplyDelete