Seperti
yang telah diceritakan dalam bagian sebelumnya, menjelang datangnya tanggal 17
agustus, hawa-hawa buruk mulai menyergap. Karena selain keren aku juga
cenderung pintar (xixixixix), maka aku pun menyelidiki apa yang terjadi. Dan
info yang aku dapatkan sangat mencengangkan!!! Yaitu, kami diminta ikut
berpartisipasi dalam karnaval kecamatan menjadi bagian dari perwakilan desa
Klutuk. Yang itu sih tidak mencengangkan, yang mencengangkan lagi adalah dalam
rapat terselubung yang telah dilakukan oleh para wanita yang 8 buah itu, telah
terjadi kesepakatan sepihak, kelompok kami ikut berpartisipasi dan keputusan lain
yang lebinh mengenaskan buat kami (terutama buatku), bagi yang laki-laki, akan
didandani sebagai ibu-ibu, sedangkan yang perempuan akan berdandan sebagai
suster (lebih tepatnya sih sebagai suster rumah sakit jiwa yang merawat
laki-laki yang punya kesalahan orientasi seksual, yang selalu ingin tampil
sebagai wanita… Wakakakakakaak.)
hasil Karya Kami, Keris Raksasa... |
Kumpul-kumpul bareng.... |
Membaca buku yang sengaja dibawa.... |
Mama Ika Lagi Sakit.... |
Mendengar
kabar itu, kami pun protes. Kami sebagai laki-laki merasa tidak fair dengan
keputusan sepihak itu. dan keadaan memanas. Yang laik-laki tetap tidak mau
didandani sebagai ibuk-ibuk, sedangkan yang perempuan tetap bersikukuh dengan
kesepakatan awal. Akhirnya, karena tidak ada titik temu, kami ber 14 mengadakan
kembali perundingan. Namun hingga perjanjian Renville (Bajakan dari perjanjian
Renville di pelajaran sejarah) ini selesai, tidak juga didapatkan titik temu.
Karena masing-masing pihak masih mempertahankan argument masing-masing. Perang
dingin pun berlangsung selama beberapa waktu.
Hingga
suatu hari, pihak Belanda (yang pada hal ini adalah cewek-cewek) mengirimkan sebuah
ultimatum kepada pihak republic (dalam hal ini adalah kaum cowok). Isi
ultimatumnya sangat tegas dan jelas, yakni 3 poin pokok yang telah disepakati
oleh pihak cewek dalam rapat terselubung lanjutan yang mereka adakan sendiri. Isi
ultimatum mereka sebagai berikut:
Kepada
Para Cowok, bagi Kalian hanya ada 2 Pilihan
- Mengikuti Ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Kami
Atau
- Menolak
Jika memilih pilihan kedua, yakni menolak, maka,
konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1. Jangan Pernah lagi Tidur di Base camp!!
2. Jangan Pernah Lagi Makan di base Camp, cari makan
sendiri dan masak sendiri!!!
3. Jangan pernah lagi berbicara dengan kami, minimal
sampai KKN selesai dan maksimal sampai dengan waktu yang tidak ditentukan!!!
Appppaaaaahhhhhhh!!!?????
Kami dalam dilemma… benar-benar dilemmaaa….. kami bermusyawarah dan ingin
menolak dengan ultimatum yang diberikan pihak belanda yang dibencongi, eh,
diboncengi sekutu itu. namun, kami masih mikir-mikir… kalau tidak berbicara
dengan pihak cewek sih bukan merupakan masalah yang besar buat kami, tapi, yang
jadi masalah buat kami adalah, tidak boleh tidur di base camp, dan masak
sendiri!! Bagaimana bisa?? Apa kami harus tidur dibalai desa?? Ditengah terpaan
hujan dan dibawah terik mentari yang panas?? Belum lagi jika ada semilir angin
yang menerpa. Bisa mati kaku dan juga mati gosong nanti… dan jika kita menolak,
berarti kita harus memasak sendiri. Bagaimana bisa?? Semua alat-alat masak ada
di base camp… sungguh merana nasib kami jika hal itu terjadi.. belum lagi jika
melihat tanda seru yang dipakai dalam membuat ultimatum. Hemmmm… benar-benar
mengerikan!!
Suster Rumah Sakit Jiwa..... |
Untuk menghindarkan diri kami dari
hal-hal yang mengenaskan seperti yang telah dikemukakan diatas, akhirnya kami bersedia
mengadakan gencatan senjata dan menyetujui usul dari pihak cewek. Tentunya
dengan sangat, sangat, sangat, dan sangat terpaksa….
No comments:
Post a Comment